12

908 22 1
                                    

Dua pengawal tertegun dan tiba-tiba mereka menyeringai. Dan ketika gadis itu mendekap Sin Hauw dan Kwi Bun memberi tanda tiba-tiba dua pengawal itu maju dan sudah mencengkeram pundak gadis ini.

"Hwa Kin, mundurlah. Biarkan adikmu menyelesaikan urusannya dulu dengan Kwi kongcu."

"Keparat!" gadis itu meronta. "Kalian jahat, pngawal. Kalian mendiamkan saja perbuatan Kwi Bun kepada adikku. Aku akan melapor ini pada Kwi goanswe!"

"Ha ha," pengawal tiba-tiba tertawa. "Justeru Kwi goanswe yang menyuruh kami disini. Hwa Kin. Sin Hauw hendak membunuh Kwi kongcu dan membuat onar!"

"Apa?"

"Tanyalah adikmu." pengawal itu mengejek, bersinar-sinar. "Adikmu yang kurang ajar ini hendak membunuh Kwi kongcu, Hwa Kin. Dan sebagai bukumannya mestinya dia juga dibunuh!"

"Tidak.... oh!" dan Hwa Kin yang membalik menghadapi Sin Hauw bertanya, pucat, suaranya menggigil, "Sin Hauw, benarkah kau hendak membunuh Kwi Bun? Apa yang kaul akukan disini?"

"Dia menghina aku dan ayah, enci. Kwi Bun mengatakan ayah pemberontak. Dan ayahnya membunuh ayah kita. Aku datang memang untuk membunuhnya, membalas dendam!"

Mata yang bening itu terbelalak, kian lama kian lebar dan Hwa Kin tiba-tiba mengeluh. Dan ketika dia gemetar dan semakin pucat memandang adiknya tiba-tiba gadis ini membalik, menghadapi Kwi Bun, putera Kwi goanswe itu.

"Kau bicara seperti itu? Kau.... kau mengatakan ayah dibunuh?"

"Hm." Kwi Bun, anak laki-laki itu menyeringai. "Kepalang basah bermain-main, Hwa Kin. Ayahmu memang dibunuh. Dia pemberontak, kalian anak pemberontak. Dan karena Sin Hauw mau membunuhku maka adikmu harus dibunuh pula. Kalian mewarisi darah pemberontak, kau pun kutangkap dan harus menyerah!"

"Ha ha," dua pengawal tiba-tiba maju ke depan. "Kalau begitu serahkan gadis ini kepada kami, kongcu. Kami tahu bagaimana caranya menghukum pemberontak!"

"Tidak!" Hwa Kin tiba-tiba menjerit mundur mendekap adiknya. "Aku tak percaya, Kwi Bun. Kau mengada-ada dan bohong!"

"Tanyalah ibumu," anak itu tertawa mengejek. "Ibumu tahu Hwa Kin. Tapi menyembunyikan hal ini pada kalian. Tentu saja itu disembunyikan karena ayahmu pengikut Chu Wen, raja yang tumbang itu!"

Gadis ini terkesiap. Chu Wen adalah nama jang amat dibenci penguasa sekarang Li Ko Yung. Semua orang tahu tapi akhirnaya Chu Wen mati terbunuh.

Pengikut-pengikutnya lari dan tersebar dimana-mana, disebut pemberontak dan tentu saja nama itu tahu bagi istana, di-kejar2 dan banyak yang dibunuh. Maka begitu ayahnya, disangkutkan dengan nama ini dan Kwi Bun tertawa mengejek maka anak laki-laki itu menggerak-gerakkan rotan dan merasa sebagai pengusa menang angin dan anak ini sombong sekali.

Tapi karena gadis itu tak tahu apa-apa dan masalah perang bukan urusannya maka dia terhuyung tapi dapat menetapkan hati, membentak anak itu.

"Kwi Bun, kau lancang dan kurang ajar. Tahukah kau siapa ayahmu dan ayahku? Dari mana kau mendapatkan semuanya ini? Aku tak percaya, Kwi Bun dan juga tak perduli. Apa yang dilakukan orang tuaku kami tak tahu dan seharusnya tak usah kau menghina kami. Aku akan menemui ayahmu dan meminta keadilannya!"

"Ha ha, nanti dulu." anak itu menghadang. "Ayah terlanjur marah aku membuka rahasia ini, Hwa Kin. Kau tak usah ke dalam dan biar disini saja. Kau kutangkap dari akan kupermainkan dul...."

"Wut!" Sin Hauw, yang tiba-tiba berteriak mendadak menubruk ke depan. menerjang lawannya. Menyuruh encinya pergi dan Kwi Bun serta gadis itu terkejut.

Hwa Kin terpekik namun Kwi Bun tertawa lebar, berkelit. Dan karena Sin Hauw sudah babak belur dan anak itu lemah maka sekali menggerakkan kaki tiba-tiba Sin Hauw mendapat tendangan dan anak itu roboh tersungkur dan dua pengawal kini bergerak.

Golok Maut - BataraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang