"Kwi-goanswe? Heh, tak ada disini, anak muda. Jenderal itu telah pindah dan mengikuti Coa-ongya! Kau siapakah dan dari mana? Mau apa mencari jenderal Kwi?"
Pertanyaan bertubi-tubi ini diajukan kepada Sin Hauw ketika dia tiba di kota raja. Sin Hauw mengerutkan kening mendengar pengawal menanyainya seperti itu, ia dipandang penuh kecurigaan dan tujuh pengawal mengelilinginya dengan mata tajam, tak enak rasanya. Tapi karena Sin Hauw berwatak dingin dan dia acuh terhadap pertanyaan itu maka dia mendengus dan tidak menjawab.
"Kalau begitu biar kucari dia di tempat Coa-ongya. Dimanakah gedung pangeran itu? Dapatkah kalian menunjukkan?"
"Heh, kau belum menjawab pertanyaan kami, anak muda. Sebaiknya jawab dulu dan jangan pergi!"
"Benar," yang lain berlompatan. "Kau harus jawab dulu pertanyaan kami, anak muda. Atau kami menangkapmu dan kau diperiksa!"
Sin Hauw mengerutkan kening. "Kalian bicara apa?" tanyanya. "Menangkap aku?"
"Benar, kau mencurigakan, anak muda. Kau tak memberi tahu siapa dirimu dan apa perlumu mencari Kwi-goanswe!"
"Hm, aku Sin Hauw," Sin Hauw menjawab tenang. "Dan urusanku dengan Kwi-goanswe adalah urusan pribadi. Apakah kalian perlu tahu?"
Pengawal tertegun.
"Cukup?" Sin Hauw bertanya. "Aku telah menjawab pertanyaan kalian, pengawal, dan aku mau pergi!" Sin Hauw memballkkan tubuh, tak melayani mereka lagi dan pengawal terbelalak.
Jawaban singkat dan pendek itu dikeluarkan pemuda itu dengan suara dingin, sikap dan gerak-gerik pemuda itu terasa menyeramkan. Tapi begitu mereka saling pandang dan memberi isyarat tiba-tiba orang pertama yang merupakan komandan jaga melompat maju, menghentikan Sin Hauw."Stop, berhenti, anak muda. Kami dapat menunjukkan padamu dimana gedung Coa-ongya!"
Sin Hauw berhenti. "Dimana?"
"Kau ikut aku, tunggu sebentar!" dan Sin Hauw yang diminta menunggu karena laki-laki itu sudah masuk ke dalam maka segera dikelilingi pengawal jaga, seolah dilindungi tapi sebenarnya pemuda itu dikurung.
Sin Hauw diam saja dan bersikap acuh. Dan ketika komandan itu datang lagi dan mukanya tampak berkerut maka dia bertanya,
"Kau bernama Sin Hauw?"
"Ya."
"Baiklah, mari, anak muda. Coa-ongya menunggumu dan Kwi-goanswe ada disana!" komandan itu memberi isyarat, minta empat pembantunya mengiringi dan Sin Hauw mengikuti.
Laki-laki itu sudah membawanya keluar dan mengambil kuda. Sin Hauw diminta naik tapi pemuda itu menolak. Dan ketika pengawal tertegun dan berkata padanya bahwa dia mau diajak keluar kota Sin Hauw tenang-tenang saja menjawab,
"Aku dapat berjalan disampingmu. Kau mulailah!"
"Tapi perjalanan ini satu jam lamanya, anak muda, itupun dengan menunggang kuda!"
"Tak apa, aku dapat mengikutimu dan kau jalanlah!" dan ketika Sin Hauw berkelebat dan lenyap mengerahkan ilmunya tiba-tiba pemuda itu sudah berada diluar dan menunggu.
"Iblis, pemuda itu siluman!"
"Sst, jangan berisik, A-sam. Pangeran minta agar kita membawanya baik-baik. Ayo, kita turuti dan uji dia!" dan begitu sang komandan meloncat dan mengeprak kudanya tiba-tiba empat temannya yang lain mengikuti, meloncat di atas punggung kuda masing-masing dan membalaplah mereka menuju keluar.
Dan ketika Sin Hauw mengangguk dan menggerakkan kakinya tiba-tiba pemuda itu telah berendeng dan mengiringi sang komandan, tak tampak mengerahkan tenaga dan komandan itu terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Maut - Batara
General FictionGIAM-TO (Golok Maut) dikenal orang pada jamannya Lima Dinasti. Waktu itu Tiongkok Utara kacau, kerajaan Tang baru saja tumbang. Dan ketika kekalutan serta pertikaian masih mendominasi suasana maka daerah ini seakan neraka bagi kebanyakan orang. Li K...