Sudra sudah memainkan senjatanya dengan lihai. Cambuk melingkar dan meledak-ledak. Dan ketika Golok Maut terus diburu dan laki-laki itu membentak gusar maka Mindra, lawan satunya bergerak pula, tertawa menggerakkan nenggalanya yang buntung dan tokoh India itu masih hebat.
Dibantu cambuk dia menyerang dan menusuk Golok Maut. Dan ketika Golok Maut dirangsek dan apa boleh buat harus mengutirkan senjatanya maka sinar menyilaukan itu datang lagi namun nenggala dan cambuk menghindar, melejit dan menyerang lagi dari arah yang lain dan terkejutlah Golok Maut.
Sepasang tokoh India itu sudah menyerangnya dari muka dan belakang, malah mulai berputaran dan berpindah-pindahlah mereka seperti capung menyambar-nyambar. Dan ketika mereka juga mengerahkan Hwi seng-ciang dan tangan kiri mereka bergerak membantu senjata ditangan kanan maka Golok Maut melengking menggerakkan senjatanya pula, berkelebat dan tiba-tiba lawannya tertawa bergelak, mengerahkan ginkang dan lenyaplah mereka mengelilingi Golok Maut itu.
Dan karena mereka sudah bergerak dan cambuk atau nenggala bertubi-tubi menyerang dari muka belakang maka Golok Maut menggerakkan goloknya dan membabat atau menangkis, dihindari dan dua laki-laki India itu cerdik. Mereka tak mau beradu senjata dan dipaksalah Golok Maut untuk berputaran. Dan ketika Golok Maut menjadi marah dan berseru keras maka tiga orang itu berkelebatan lenyap karena Golok Maut juga mengerahkan sinkangnya, sambar menyambar dan ramailah pertandingan ini.
Mindra dan temannya menarik senjata setiap golok yang menyilaukan itu menyambar, beradu cepat karena sedikit terlambat tentu senjata mereka putus. Peristiwa yang dialami Mindra sudah cukup memberitahukan Sudra. Dan ketika ketiganya bergerak sama cepat Golok Maut terkejut karena dua tokoh Thian-tok itu ternyata betul-betul lihai maka Sudra tertawa bergelak sementara temannya juga tertawa nyaring.
"Bagus, hebat, Golok Maut. Tapi kami tak mau beradu senjata!"
"Ya, dan luput. Golok Maut. Ayo kalahkan kami dan lihat siapa yang menang, ha ha!"Dua orang itu bergerak silih berganti. Baik Mindra maupun Sudra sama-sama cepat mereka keliling mengelilingi dan Golok Maut dibuat bingung. Sinar goloknya yang menyambar sana sini berkali-kali luput, hanya mengenai angin kosong. Dan ketika dua orang India itu menggerakkan tangan kiri mereka dengan pukulan pukulan Hwi-seng ciang maka Golok Maut kewalahan dan terkena.
"Des dess!"
Golok Maut marah. Kalau lawan mau beradu senjata tak usah dia lama-lama disitu. Dua pukulan mengenai dirinya dan Golok Maut ini tergetar. Dia sudah mengerahkan sinkang namun Hwi seng ciang cukup hebat juga, sesak napasnya dan lawan benar-benar lihai. Dan ketika dia harus berputaran mengikuli gerakan lawan tiba-tiba tanpa terasa kepalanya menjadi pening.
"Ha ha, serang kami, Golok Maut. Hayo serang....!"
Golok Maut terhuyung setelah lawan berputaran dan dia pening maka bayangan dua laki-laki itu menjadi ganda. Mereka seolah empat orang dan Golok Maut terkejut. Satu ketika cambuk pun terlihat dua buah dan ledakan cambuk menyengat kulitnya, tidak luka tapi membuatnya kesakitan. Dan ketika lengan dua orang lawannya itu juga tampak berlipat dua maka sebuah pukulan Hwi seng ciang akhirnya menghantam tengkuknya.
"Dess!"
Laki-laki ini terpelanting. Lawan terbahak-bahak tapi Golok Maut tak mengeluh, bangkit lagi dan masih terpancing oleh gerakan mereka yang berputaran. Tapi ketika sebuah pukulan lagi mengenai tubuhnya dan Golok Maut terhuyung maka Golok Maut menggeram dan tidak mau mengikuti lawan, sadar bahwa ia telah terpancing dan kini gerakan dua orang itu hanya diikutinya dengan pendengaran, yang belakang ditangkap dengan telinganya sementara yang depan diawasi dengan sepasang matanya.
Golok Maut kini tengah berdiri dan hanya sesekali dia menggerakkan senjatanya, menangkis dan tentu lawan mengelak. Dan ketika lawan tertegun karena Golok Maut tak beranjak dari tempatnya maka Sudra dan Mindra memaki-maki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Maut - Batara
General FictionGIAM-TO (Golok Maut) dikenal orang pada jamannya Lima Dinasti. Waktu itu Tiongkok Utara kacau, kerajaan Tang baru saja tumbang. Dan ketika kekalutan serta pertikaian masih mendominasi suasana maka daerah ini seakan neraka bagi kebanyakan orang. Li K...