ANAK MURID Hek-yan-pang kaget sekali. Golok Maut tahu-tahu telah berada di dalam gedung, entah kapan datangnya dan murid-murid yang menjaga di tepi telaga rupanya tak tahu, terbukti Golok Maut ini telah berada di situ dan menggeram-geram mencari ketua mereka.
Dan ketika beberapa anak murid berseru tertahan dan menegur laki-laki bercaping itu, yang dulu pernah datang dan mengobrak-abrik sarang mereka maka Golok Maut mengibaskan lengan dan robohlah dua murid wanita yang ada di depan.
"Aku mencari pangcu kalian. Hayo suruh dia keluar dan mana si Wi Hong itu .... bres-bress!"
Dua murid wanita itu terpekik. Mereka terlempar bergulingan dan yang lain-lain terkejut, melihat Golok Maut sudah melangkah lebar memasuki gedung.
Mukanya yang merah dan sikapnya yang beringas membuat anak murid Hek-yan-pang gentar, mereka sudah mengetahui kelihaian laki-laki ini dan dulu tanpa dapat dicegah lagi Golok Maut dapat pergi dan lolos begitu saja. Kini datang seperti siluman dan rupanya marah-marah kepada pangcu mereka, mencari dan menggeram-geram bagai harimau dibunuh anaknya.
Namun ketika dua murid wanita itu melompat bangun dan lima yang lain terkejut dan sadar maka anak-anak murid ini segera memberi tahu dan memukul tanda bahaya, juga suitan-suitan panjang.
"Golok Maut datang. Awas, kita kedatangan musuh!"
Gemparlah perkumpulan Walet Hitam itu. Mereka tiba-tiba berhamburan dari segala penjuru dan bayangan-bayangan langsing berkelebatan dari mana-mana. Semua anak murid Hek-yan-pang keluar, dari tengah telaga juga tiba-tiba meluncur beberapa perahu begitu terdengar tanda bahaya dari dalam.
Dan ketika Golok Maut terus masuk dan menanyakan ketua Hek-yan-pang itu maka Kim Nio dan Kiok Bhi, dua murid wanita yang dulu juga pernah bertanding dengan tokoh bercaping ini sudah muncul dan membentak marah.
"Golok Maut, kau laki-laki kurang ajar!"
Golok Maut sudah diserang. Datang dan majunya Kim Nio dan Kiok Bhi ini membesarkan hati murid-murid yang lain. Maklumlah, Kim Nio atau Kiok Bhi adalah murid-murid kepala yang kepandaiannya paling tinggi. Jadi begitu dua wanita ini menyerang dan pedang di tangan mereka sudah mendesing dan menusuk Si Golok Maut maka yang lain-lain maju membantu dan menyerang Golok Maut pula.
"Sing-singg-plakk!"
Golok Maut mendengus. Dibentak dan diserang dua murid kepala itu laki-laki ini tak mengelak. Dia mengayunkan tangannya dan terpentallah pedang di tangan Kiok Bhi dan Kim Nio itu. Dan ketika yang lain-lain juga ditampar dan terpelanting ke kiri kanan maka Golok Maut maju menggeram-geram menanyakan ke tua Hek-yan-pang itu.
"Aku tak berkepentingan dengan kalian. Aku mencari Wi Hong. Suruh dia keluar atau tempat kalian akan kuobrak-abrik!"
"Keparat!" Kim Nio membentak. "Nama ketua kami pantang disebut begitu saja, Golok Maut. Dia tak ada disini tapi kami akan membela namanya sampai mati.... singg!" pedang menusuk lagi, menyambar dan menuju punggung laki-laki itu namun tanpa menoleh Si Golok Maut ini telah menangkis, menggerakkan lengannya ke belakang dan mencelatlah pedang di tangan murid kepala Hek-yan-pang itu.
Dan ketika Kim Nio terpekik dan bergulingan menyambar pedangnya maka yang lain-lain tertegun dan pucat melihat kelihaian Si Golok Maut.
"Hei, kejar dia. Jangan boleh masuk!" Kiok Bhi, yang sadar dan terpekik kaget tiba-tiba membentak temannya.
Dia sendiri sudah menyerang dan maju tak kenal takut, menggerakkan pedangnya pula. Dan ketika yang lain sadar dan kaget melihat Golok Maut sudah memasuki kamar-kamar mereka, membuka dan menutup pintunya mencari-cari Wi Hong maka anak-anak murid Hek-yan-pang ini marah dan malu karena kamar-kamar mereka dibuka satu persatu oleh Golok Maut, satu-satunya lelaki yang baru kali itu melakukan hal ini di tempat mereka, sarang mereka sendiri! Maka begitu semuanya berteriak dan malu serta marah maka semuanya menerjang dan memaki Si Golok Maut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Maut - Batara
General FictionGIAM-TO (Golok Maut) dikenal orang pada jamannya Lima Dinasti. Waktu itu Tiongkok Utara kacau, kerajaan Tang baru saja tumbang. Dan ketika kekalutan serta pertikaian masih mendominasi suasana maka daerah ini seakan neraka bagi kebanyakan orang. Li K...