New message (1)
Kita bertemu di pemberhentian bus, ya!
Jangan khawatir... aku akan mentraktirmu makanan mahal dan enak sebagai ucapan terima kasihku, Hyerin-ah~Aku menghentak-hentakkan kakiku tidak tenang seusai membaca pesan itu. Mengapa jalan raya kota Seoul itu begitu padat, sih? Ah, tidak-tidak. Biasanya jalur ini tidak terlalu ramai, kok. Terkadang.
Kakiku terus terhentak-hentak tidak tenang. Sementara mataku mulai melirik jarum jam pada jam arlojiku. Sudah pukul setengah 10 malam.
"Samchon, berapa lama lagi?" tanyaku tidak sabar.
"Sebentar lagi," ujar supirku, yang sudah ku anggap sebagai pamanku, "Nah, Hyerin. Mobil-mobil di depan sudah berjalan."
Aku tersenyum sumringah sambil menatap jalan raya yang mulai lancar.
Daeyong-samchon dengan sigap memacu mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi untuk lebih cepat sampai.
Setelah beberapa menit kemudian, kami sampai di sebuah pemberhentian bus yang kulihat tidak ramai—mungkin penduduk di sini masih sedikit. Aku segera membuka pintu mobil, hendak turun dari mobil, saat Daeyong-Samchon, supirku, memekik memperingatkanku.
"Hyerin! Tasmu tertinggal."
Aku sejenak melirik Daeyong-samchon kemudian terkekeh. "Tidak usah, paman. Aku tidak akan lama. Aku pergi dulu, ya!"
"Baik. Hati-hati di jalan," ujarnya. Balasku dengan senyuman kemudian segera turun dari mobil.
Ketika aku baru saja memijakkan kakiku di pemberhentian bus, seseorang meneriaki namaku dengan lantang. Ia melambai-lambaikan tangannya sambil menyeringai, sementara aku berlari kecil menghampirinya.
"Kau sudah lama menunggu?" tanyaku dengan sedikit canggung.
Ia menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku baru saja sampai, kok."
Aku mengangguk-angguk pelan, kemudian ia mengajakku berjalan.
"Jadi, bagaimana fansign kemarin?" Ia mengajakku berbincang-bincang sementara kami berjalan.
Aku bergumam lama, untuk kemudian berucap, "Cukup mengesankan," jawabku sambil menyeringai. Lagi-lagi dengan canggung.
"Oh." Sejujurnya, aku tidak mengerti mengapa ia menjawabnya dengan begitu singkat. "Siapa yang paling baik dalam fanservice?"
Aku terkekeh mendengar pertanyaan itu. "Tentu saja Taehyung," jawabku mantap.
Dia ikut terkekeh untuk kemudian berkata sambil menyeringai. "Majja. Taehyung itu King of Fanservice. Ah, geundae... pasti bukan Taehyung yang membuat harimu kala itu menjadi mengesankan, kan?" tanyanya dengan mata berbinar. (Benar//Tapi)
Tentu saja bukan.
Sudut-sudut bibirku terangkat seakan aku betul-betul sumringah. "Ah... Jungkook membuatku tersipu berkali-kali. Jadi... hari itu sangat berkesan. Terlebih dia adalah biasku."
Bagus, Hyerin. Kau telah berbohong. Atau anggap saja kau sedang bermain aman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
FanfictionHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...