Hyerin's POV
Mulutku komat-kamit dengan susah payah memakan tteokbokki¹ dalam sekali lahap.
"Ya! Pelan-pelan, makannya!" seru Haneul sambil menunjuk-nunjuk mulutku yang penuh dengan tteokbokki.
Aku mengangguk-angguk sambil masih dengan susah payah mengunyah tteokbokki. "Aku harus cepat-cepat. Ayah dan ibuku akan pergi ke Indonesia sekitar 1 jam lagi."
Omong-omong kami sedang mampir di sebuah kedai makan sebelum aku pergi ke bandara, dan Haneul pergi ke tempat bimbel.
"Hm, hm." Haneul mengangguk-angguk di sela makannya. "Kau bilang orang Indonesia itu makannya pelan-pelan. Tapi, kau justru terlihat seperti orang Korea."
Aku meletakkan sumpitku. Aku sudah selesai makan. "Selain karena terpepet waktu, aku juga harus menghargai budaya Korea. Aku kan, sekarang tinggal di Korea." Setelah kuteguk minum yang telah ku pesan, aku mengirim pesan singkat untuk mengabari ibu.
Hyeseorin :
Tunggu, Ma. Aku baru selesai makan.Selesai kukirimkan pesan untuk ibuku, tiba-tiba satu notifikasi baru masuk ke dalam baris notifikasiku. Saat kulihat notifikasi itu, ternyata aku baru saja mendapatkan pesan.
Bukan pesan dari ibuku. Tapi....
"Haneul."
"Hyerin."Kebetulan, kami memanggil pada saat yang berbarengan.
"Ah, baiklah, Haneul. Kau dulu," ujarku.
Haneul menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kita ucapkan sama-sama saja!"
Kalau sudah begini, kami masing-masing pasti sudah berpikir hal yang sama.
"Hana, dul, set!" (satu, dua, tiga)
"Aku ikut fansign," ujar kami betul-betul berbarengan.
Haneul menyengir, aku pun begitu. Ini artinya kami akan ke fansign bersama. Entah sebuah kebetulan atau sejenisnya, kami hanya merasa sangat senang. Terlebih aku, yang kali ini bahkan hanya membeli 30 album.
▪▪▪▪
-Synnara Fansign at October 14th, 2016. It's cold, but foolishly it becomes warm.
"Min Yoongi-ssi! Saranghaeyo!"
Yah, yah... lagi-lagi, seruan itu berasal dari Haneul.
Kulihat, Min Yoongi melambaikan tangannya, lalu tersenyum pada Haneul. Aku tertegun, ternyata sedingin-dinginnya Min Yoongi juga, ia sangat menghargai fansnya.
Mataku terus melihatnya tersenyum pada Haneul, sementara aku masih bisa mendengar histeris Haneul di sampingku. Sesaat setelah itu, Yoongi nampak akan mengalihkan pandangannya ke album yang ada di hadapannya, tapi, ternyata dugaanku salah. Matanya memang hendak ke bawah, tetapi bukan ke arah album. Arahnya tepatnya kepadaku, yang sedang duduk menunggu giliran tanda tangan. Ia menatapku dengan ekspresi yang sulit untuk kujabarkan lewat kata-kata.
Pada saat itu juga, kurasakan darahku yang berdesir cepat. Kulihat gamblang, ia mengubah pandangan yang sulit kutemukan maknanya itu, dengan sekilas senyuman. Aku kontan semakin bingung dibuatnya. Apa maksud dari ekpresinya itu?
"Mwo? Yoongi oppa tersenyum padamu?" Haneul terheran denganku. Ia mengalihkan pandangnya pada Yoongi dan aku secara bergantian. "Dia mengira kau ikut meneriakinya, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
FanfictionHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...