Author's POV
Hyerin kembali pada situasi di mana Seulji berhasil memojokkannya dengan beribu rasa takut yang dalam sekejap merasuk ke dalam relung jiwanya. Seulji kembali menang atas Hyerin.
Hyerin membelalakan matanya-menatap Seulji dengan horor, hingga tanpa sadar Hyerin mengambil langkah mundur-menambah jarak di antara keduanya.
Sementara itu, Seulji menatap Hyerin dengan tatapan penuh kebencian. Dalam diam, ia bergulat dengan pemikiran liciknya sebagaimana seorang sasaeng yang selalu memikirkan cara untuk dekat dengan idolanya.
Detik kemudian, Hyerin tidak lagi menatap mata Seulji. Ia enggan menambah rasa takut itu makin dalam. Hyerin memalingkan wajahnya, tidak lagi mau menatap Seulji untuk yang kesekian kalinya.
"Dia! Dia hanya ingin dekat dengan Yoongi! Percaya padaku! Dia hanya memperdaya kalian! Dia... dia yang merencanakan semua ini!" teriak Seulji tiba-tiba seraya menujuk Hyerin.
Hyerin tersentak dan memandang Seulji dengan wajah bingung.
Astaga, dia itu betul-betul sasaeng. Batin Hyerin.
"Museun soriya?! Neo micheosseo?! Jika semua ini rencanaku, maka kau tidak akan tertangkap!" balas Hyerin dengan ketus. (apa yang kau katakan? Kau sudah gila?)
Seulji tersenyum miring. "Baiklah. Aku mengakui memang aku yang mendorongmu hingga kau terluka. Tapi, apakah mungkin aku memotretmu saat itu sementara aku juga terluka, hah?"
Hyerin menatap Seulji dalam diam. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja Seulji katakan. Justru, diamnya Hyerin menyadarkan Yoongi akan satu hal. Mungkin saja memang Hyerin yang melakukan ini semua.
"Aku tidak tahu! Aku tidak peduli! Mau itu Yoongi atau Jungkook sebagai biasku aku tidak peduli! Aku bukan orang yang selicik dirimu! Aku bukan orang bodoh yang rela melakukan apa saja demi satu laki-laki yang bahkan aku tidak tahu apa dia mengenalku!?" elak Hyerin, "Seulji cukup. Kau yang mengancamku dengan foto-foto lancang itu atas nama temanku! Kau sudah dengan baik membolak-balikan kenyataannya! Kau psikopat!"
Hyerin menghembuskan nafas tegangnya yang sedari tadi mencekam dalam rongga paru-parunya. Tangannya menyeka juntaian rambut di depan dahinya ke belakang. Ia nampak takut disela lakunya yang nampak canggung.
Tapi, tiba-tiba Hyerin mendengar pekikan Seulji-menginterupsi laku canggung Hyerin, hingga refleks membuatnya terpaksa kembali menatap Seulji.
Saat Hyerin tanpa sengaja menatap mata Seulji di tempatnya semula, ia mendapati Seulji tengah berlari menujunya dengan wajah yang sama ketika Seulji menyakitinya. Polos, tapi gila.
Sejurus kemudian, Seulji berhasil mendorong Hyerin dengan tenaganya hingga kepala Hyerin membentur lantai dengan keras. Sejak itu, Hyerin sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Pandangan di depan matanya hanyalah dunia yang berputar dengan warnanya yang mulai memudar.
"BRENGSEK! DASAR PEREMPUAN JALANG!" Seulji tak tanggung-tanggung menghukum Hyerin dengan segala kekesalannya, ia justru terus mengguncang-guncang tubuh Hyerin hingga kepalanya berkali-kali menghantam lantai dengan keras. Tanpa peduli lagi soal kesan idolanya yang menyimak dalam diam.
Hyerin setengah sadar, sepenglihatannya, perempuan di atasnya itu segera ditarik oleh dua pria yang perawakannya bahkan hanya terlihat besar-kecilnya. Lambat laun, Hyerin mulai mestabilkan napasnya meskipun masih dengan pandangan yang buram.
"Yoongi! Bawa Hyerin keluar dari sini!" samar-samar Hyerin mendengar seruan di antara riuhnya teriakan perempuan jalang yang berteriak jalang itu.
Hyerin mengerjapkan matanya perlahan, menatap sosok yang kini menatapnya dengan datar. Hyerin merasakan setengah tubuhnya terangkat oleh tangan pria di hadapannya itu. Setelahnya, Hyerin hanya mengulas senyum tipis tanpa mampu mengucapkan satu kata apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
FanfictionHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...