Scars

370 73 23
                                    

"Intinya, kita memang harus katakan yang sejujur-jujurnya. Tapi jangan sampai salah satu pihak dirugikan. Mau itu kalangan sasaeng yang merasa direndahkan atau korban yang merasa terkucilkan. Jangan sampai ada yang seperti itu. Di sini kita menceritakan kebenaran bukan untuk menuduh secara sepihak," jelas Bang Sihyuk.

"Konferensi pers akan diadakan sekitar pukul 8 malam. Sekarang masih jam 3 siang. Kalian punya waktu untuk mempersiapkan segala halnya sampai pukul 5. Setelahnya, rekan pers akan mulai berdatangan mulai pukul 6, maka kalian harus sudah siap. Mengerti?"

Semua orang mengangguk-menundukkan kepalanya. "Nde. Algeseumnida." (ya. mengerti.)

"Kalian boleh bersiap."

Semua staff yang semula mengikuti pertemuan kecil, mulai meninggalkan Ruang Meeting. Kecuali Bang Sihyuk-yang berdiri di depan, Yoongi, Hyerin, dan satu wanita yang masih berdiri di samping Bang Sihyuk-mereka membincangkan sesuatu.

"Oh, ya. Hyerin, sekarang kau bisa ikut Jihoon." Bang Sihyuk menepuk lengan wanita itu pelan. "Dia akan mendandanimu untuk menghadiri konferensi pers nanti."

Hyerin menganggukkan kepalanya. "Algeseumnida." Ia beranjak dari duduknya dan keluar ruangan Bang Sihyuk bersama Jihoon.

"Sudah tidak urusan, kan? Aku-"

"Kau juga harus ganti pakaianmu. Pergilah bersama Jihoon." Kalimat Bang Sihyuk menginterupsi Yoongi.

"Jigeum?" tanya Yoongi. (sekarang)

Bang Sihyuk mulai terlihat sibuk dengan urusannya di atas meja. "Ani. Setelah Hyerin selesai, baru giliranmu."

Yoongi menganggukkan kepalanya mengerti. "Baiklah. Kalau begitu, aku ke studioku dulu. Barang-barangku tertinggal di sana."

Bang Sihyuk terlihat berkutat dengan kesibukannya sendiri. "Hm. Yang penting kau harus sudah siap pada pukul 5."

Yoongi beranjak dari duduknya. "Algesseo." Ia membungkukkan badannya kemudian melenggang pergi meninggalkan ruangan itu.

▪▪▪▪

Derit pintu yang terbuka menyambutnya ketika ia hendak merangsek masuk ke dalam studio miliknya. Tanpa perlu atau tujuan lain, ia segera mengambil barang-barangnya yang tertinggal lalu lekas pergi untuk menemui Jihoon.

Tetapi, tanpa sengaja, ia melihat satu benda yang tak boleh ikut tertinggal di dalam studionya. Jas sekolah Hyerin.

"Oh, iya. Jas Hyerin."

Ia segera meraih jas Hyerin dalam genggamannya. Kedua matanya menatap pada almamater yang tertera pada saku jasnya. Ia kembali mengingat bagaimana mudahnya Hyerin dikenali dengan almamater sekolah yang melekat padanya.

Pikirnya, apa mungkin kekacauan pada dirinya karena dia dihakimi? Ia sangat mudah dikenali dengan almamater yang melekat pada jas yang dipakainya.

Yoongi membuyarkan gumamannya. Ia berbalik menuju pintu keluar studionya.

"Hyung?" Tiba-tiba seseorang muncul dari balik pintu yang sontak mengejutkan Yoongi. Sebetulnya kehadirannya tidak terlalu mengagetkan amat jika ia tidak tersenyum seperti di film-film horror thriller.

"Ah! Kkamjagiya!" seru Yoongi kontan.

Pria yang berhasil mengagetkannya itu terkekeh dengan matanya yang ikut tersenyum bersamaan. "Jihoon noona memanggilmu."

Bulletproof [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang