Aku sejujurnya merasa risau dengan kalimat-kalimat yang tertulis di belakang sticky note-ku. Hanya saja, aku betul-betul tidak mengerti bagaimana bisa seorang sasaeng fans itu bisa berbahaya untukku. Jadilah, aku tidak mengindahkan kalimat-kalimat di belakang sticky note itu. Aku justru lebih tertarik dengan jawaban Min Yoongi atas pertanyaanku.
Q : apa yang istimewa darimu selain kau dapat menciptakan lagu?
A : aku bisa membuat seorang gadis menggoyangkan Army Bombnya dengan lemas hanya karena tatapanku.
Mataku seketika membelalak. Kututup mulutku erat-erat, nyaris saja aku membuat kegaduhan di tengah toilet umum ini. Astaga, aku tidak menyangka ini sama sekali.
Jadi, Yoongi sudah mengenali wajahku sebelum aku ikut fansign? Tidak-tidak. Apa ia mengenaliku sebelum aku menolong Seulji? Aish... kok, dia menyadarinya, sih? Aigoo... aku memang merasa tersanjung. Tetapi, mau kuletakkan di mana wajahku ini? Aku malu sekali. Pantas saja saat ia menjawab pertanyaan di sticky note-ku ia tersenyum-senyum sendiri. Kukira, ia hendak membuat guyonan untukku. Ah, dasar Min Yoongi. Dia betulan tidak diduga-duga.
Ah... tapi... dia bahkan tidak menyebut namaku di sana. Bagaimana bisa aku mengasumsikan itu sebagai aku? Ah, tapi, entahlah. Belakangan ini aku terus dihujat dengan hal yang tidak diduga-duga.
▪▪▪▪
+82 10 7231 30xx :
Hyerin-ah~ ini aku Seulji><Aku terkejut dengan pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselku. Sungguh, antara bingung dan sebenarnya ingin terima-terima saja. Meski mau alasanku sehebat apapun, dan bagaimana setidakpedulinya aku dengan kata 'sasaeng fans' yang disandang Seulji, aku merasa tetap waswas tiap kali mendengar namanya.
"Mwoya... dia cepat sekali," heranku seraya meletakkan tas selempang di atas meja belajar dengan asal. Astaga, maksudku... aku saja baru pulang seusai mengikuti Fansign.
Kutatap dua belas digit angka itu dengan seksama. Yang sebetulnya, tindakanku ini sama-sama tidak kumengerti seperti kebenaran dibalik nama Seulji.
Sadar akan sesuatu, lantas kurogoh kembali secarik kertas yang beberapa menit lalu baru saja mengkhawatirkanku. Kuperhatikan goresan tinta hitam di antara kertas yang berwarna kuning itu.
Datanglah ke Big Hit atau hubungi Big Hit kalau kau dapat masalah.
+82xx xxxx xxxxNapasku melenguh panjang. Aku terheran dan betul-betul tidak mengerti dengan apa yang harus kulakukan. Wawasanku tentang sasaeng fans hanya sebatas penyewaan taksi oleh mereka. Atau tingkah bodoh mereka untuk menghabiskan hari menunggu di depan rumah idola mereka. Juga hal-hal internal seperti informasi-informasi idola mereka yang didapat dari cara yang tidak lazim.
Sejauh ini, kata 'sasaeng fans' selalu beriringan dengan kata lancang dan nama artis yang bersangkutan.
Ah, tapi tentu saja mustahil kalau-kalau peringatan ini dibuat tanpa tujuan.
Karena wawasanku yang minim mengenai dunia sasaeng fans, akhirnya aku memutuskan untuk berbicara dengan Haneul lewat telepon.
"Yeoboseyo," sapanya spontan saat menerima teleponku.
"Haneul. Maaf menelepon larut malam begini," kataku berusaha membuka telepon dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
FanfictionHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...