Last; -Part 2

311 69 12
                                    

"Hibur aku. Berhentilah menderita dan tersenyumlah untukku."

Sejenak Hyerin membiarkan kalimat itu tertimpa oleh hiruk-pikuk di sekitarnya. Sementara matanya tak elak menyorot lurus ke arah Yoongi.

"Geu-geurae," ujar Hyerin nyaris tanpa suara. (ba-baiklah)

Dengan gelagapan Hyerin berusaha membetulkan duduknya dan bersikap normal walaupun nampaknya tidak begitu. Yoongi pun tak acuh. Ia memilih untuk duduk terdiam, terkubur dalam pemikiran benaknya.

"Ayo, semuanya bersiap." Suara komando pria tambun itu seketika menyentakkan seisi ruangan. "Persiapan telah tuntas, dan kini waktunya kita menuntaskan konferensi persnya."

Semua orang yang ada dalam ruangan itu mengiyakan-Manajer Sejin, Yoongi, dan tentu saja Hyerin. Mereka mengikuti jalan Bang Sihyuk yang diiringi manajer pendamping, sekretaris dan pengawal menuju Auditorium di mana akan diadakan konferensi pers itu.

Hyerin menghela nafas beratnya. Ia melangkahkan kakinya untuk berjalan, tetapi langkahnya terhenti karena Yoongi yang menginterupsi jalannya.

"Topengmu," ujarnya dengan dagu yang mengedik ke arah topeng yang berada di atas meja.

Hyerin lantas segera mengambil topeng itu dan memakaikannya meski dengan, yah... sedikit kesusahan. Yoongi yang melihat itu tak mau diam begitu saja. Ia mengulurkan tangannya sukarela untuk membantu Hyerin memasang topengnya dengan benar. Bahkan, tanpa sadar laku itu justru yang membuat degup jantung Hyerin berubah tak menentu.

Jemari Yoongi ikut membetulkan rambut Hyerin yang terjuntai tak beraturan. Semakin pula sentuhan itu membuat perut Hyerin terasa menggelitik. Sebut saja Hyerin dibuat salah tingkah.

Yoongi selesai dengan urusan topeng Hyerin. Ia menurunkan tangannya lantas berkata, "Kaja." (ayo)

Meski begitu, Hyerin justru masih terpaku. Dia hanya terdiam menatap manik milik Yoongi yang berada beberapa sudut lebih tinggi dari sudut pandangnya.

"Ya. Kau menghalangi jalanku," ujar Yoongi dengan nada yang sedikit keras.

Mata Hyerin segera membelalak walaupun tidak terlalu kentara di mata Yoongi.

"Ah, nde. Cheosonghamnida, aku jadi melamun." Hyerin segera berbalik badan dan mendahului jalan Yoongi.

"Aku baru tahu kalau melamun dengan niatan mengganti bias itu sama," ledek Yoongi dari belakang Hyerin.

Hyerin tak acuh. Ia memilih tetap berjalan meski begitu, ia tidak mau kalah menimpali, "Aku jadi berpikir kau suka padaku karena kau terus berbicara denganku."

Yoongi menggeleng-gelengkan kepalanya dengan seringai penuh makna. "Bagaimana jika kenyataannya lebih menyakitkan?"

"Ya! Yoongi-ya! Hyerin-ah! Ppali!" teriak Manajer Sejin yang menginterupsi pembicaraan di antara mereka. (cepat)

Hyerin lantas membalikkan kepalanya menghadap Yoongi dengan kakinya yang berjalan cepat. "Kau tidak akan ku hibur lagi!" desisnya sambil segera merangsek ke dalam lift.

Melihat itu, Yoongi hanya menjejalkan jemarinya ke dalam saku, dengan wajahnya yang tersenyum tipis dalam gelengan kecil.

▪▪▪▪

Derit pintu terdengar ketika cahaya merangsek masuk melewati celah di antara daun pintu. Sekelompok orang yang mengenakan pakaian formal itu berjalan dengan beberapa orang yang datang dan pergi. Hingga menyisakan beberapa orang yang mengisi satu meja panjang di hadapan khalayak itu. Tak terkecuali Hyerin.

Bulletproof [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang