"Jurnal Hyerin?" Yoongi mengulang pertanyaan Taehyung. "Di mana kau mendapatkannya?"
"Ada di atas nakasmu, kan?" Taehyung terlihat memandang serius persoalan ini.
Yoongi menyugar rambutnya seraya menarik nafas panjang. "Haah... Kau pasti salah paham."
"Hyung, tolong." Taehyung berujar agak dingin. "Kalau memang ada sesuatu di antara kalian, aku bisa berusaha memaklumi dan memilih acuh saja."
Yoongi berlalu sambil menepuk sebelah pundak Taehyung. "Kau baru menemuinya, Taehyung. Jangan gegabah." Yoongi nampaknya tidak begitu mengindahkan protesan Taehyung. Ia bahkan main merampas Jurnal Hyerin yang berada di tangan Taehyung seenaknya. Taehyung pun nampak terdiam, berpikir dua kali atas kalimat sederhana Yoongi. Orang yang satu itu memang selalu mampu membungkam mulut seseorang dengan kata-kata yang dilontarkannya.
"Aku akan memberitahu kalian apa yang sebenarnya terjadi kepada kalian besok. Supaya tidak ada salah paham lagi," lanjut Yoongi yang baru saja akan memasuki bilik kamarnya.
▪▪▪▪
Yang dikatakan pepatah itu benar. Waktu akan menjawab semuanya. Hal itu lambat laun menjelaskan hal-hal yang semula menjadi pertanyaan pada benak masing akan hal yang ganjil. Termasuk tentang keganjilan yang terjadi di antara Yoongi dan Hyerin. Yoongi telah menceritakan yang sejujur-jujurnya atas apa yang telah terjadi.
Waktu dengan cepat bergulir hingga datanglah waktu yang ditunggu-tunggu. Hari Jumat. Hari di mana seorang fans akan berjumpa pada ketujuh orang yang begitu disukainya dalam satu meja. Membayangkannya saja sudah seperti angan di langit ke tujuh. Tapi siapa sangka hal itu justru terjadi oleh diri Hyerin.
Jam kini telah menunjukkan waktu pukul kurang lebih sembilan malam. Itu artinya, tak lama lagi Hyerin akan datang selepas pulang sekolah. Di dorm kini telah siap beberapa hidangan untuk acara makan malam yang sangat terlambat ini. Namun, para member pun tak kunjung mengurangi antusias mereka. Terlebih, atas mereka yang menunggu kehadiran Hyerin.
"Hyung, kau tidak menjemputnya?" tanya Hoseok kepada Yoongi seraya merapikan meja makan di hadapannya.
Yoongi lantas menggeleng. "Ani." (tidak)
Hoseok balas mengernyit. "Memangnya dia tahu dimana letak asrama kita?"
Yoongi mengangguk sambil mencuili salah satu hidangan di meja. "Dia sudah pernah ke sini."
"Ya! Aish... Jorok sekali mengambilnya dengan tangan begitu!" protes Jin dengan nampan di tangannya.
Yoongi mencebik. Dia tak mengindahkan kalimat hyung-nya yang satu itu. Yah, pikirnya memangnya siapa pula yang akan mendengarkan titahan Jin?
Setelah meja makan kiranya sudah siap, tiba-tiba seseorang menekan tombol interkom asrama mereka.
"Oh! Dia sudah datang!" seru Jimin.
Taehyung lantas segera berdiri menuju interkom. "Biar aku yang bukakan pintunya."
Taehyung berjalan cepat menuju layar interkom. Sebetulnya, tak perlu memastikan lagi. Toh, mereka tak ada janji lain pada malam-malam begini.
"Ehm." Ia berdeham. "Dengan siapa ini?"
"Eoh? Hyerin imnida." Hyerin terlihat menunjuk dirinya sendiri di layar interkom.
"Oh, Hyerin. Kalau begitu password-nya?"
Gadis itu mengernyitkan dahinya bingung. "Hah? Password? Mana ku tahu? Dengan siapa aku bicara? Kau ini jahil sekali, ya. Aigoo...."
![](https://img.wattpad.com/cover/94130961-288-k767800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
FanfictionHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...