Sebuah sinar yang cukup terang membangunkannya dari tidur. Pagi ini, Yoongi terbangun dengan kehangatan yang terasa nyaman dari selimut yang menutupi tubuhnya hingga pundak. Mata Yoongi mengerjap-ngerjap pelan begitu mengingat bahwa ia telah tidur di rumah seorang wanita yang belakangan ini melanglang buana di benaknya.
Badannya segera menegak dan terduduk ketika perlahan-lahan kesadaran diperolehnya kembali. Ia melirik ke arah ponselnya yang tergeletak di atas meja. Waktu telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Itu berarti Yoongi mesti segera berangkat untuk pulang menuju dormnya.
Yoongi segera beranjak dan merapikan selimut yang menghangatkannya semalaman. Namun, di saat itu juga Yoongi dapat menghidu aroma masakan dari dapur. Ia menerka-nerka bahwa Hyerin sedang memasak sarapannya pagi ini.
Usai merapikan selimut itu di atas sofa, Yoongi segera pergi ke dapur dengan harapan akan menemui Hyerin. Kendati itu, ekspektasinya betul saja. Hyerin terlihat sedang memasak curry chicken katsu dengan apron yang menggantung di tubuhnya.
Wajah Hyerin seperti terkejut melihat keberadaan Yoongi yang muncul tiba-tiba. "Hei. Kau sudah bangun?"
Yoongi segera menyambangi sisi meja makan tanpa motif apapun. Jawabnya singkat, "Hm."
Seraya masih mengaduk-aduk masakannya di atas teflon, Hyerin berujar, "Mandilah. Setelah itu makan sebelum kau pergi."
Diam-diam Yoongi menghela napasnya berat. Berharap tidak kecewa akan kejadian semalam. Entah kepada Hyerin maupun asumsi dirinya sendiri. Karena bayangan soal kejadian itu terus terngiang-ngiang dalam kepalanya begitu ia bangun.
"Sepertinya kau mendapatkan banyak panggilan tadi malam," ujar Hyerin lagi begitu menyadari Yoongi tidak menjawab sepatah kata pun dari kalimatnya.
Jawab Yoongi spontan, "Ottokhae arraseo?" (Dari mana kau tahu?)
"Saat aku menyelimutimu, Manajer Sejin menelponmu. Awalnya aku berniat membangunkanmu, tetapi melihatmu tidur dengan nyenyak, aku jadi tidak tega," jawab Hyerin terus terang.
Kepala Yoongi mengangguk-angguk tegas. "Kalau begitu, sepertinya aku harus cepat pulang." Kalimat itu berakhir dengan Yoongi yang terlihat bergegas. Namun, ia segera diinterupsi oleh Hyerin.
"Makan dulu," pinta Hyerin, "Aku sudah buat katsu dengan kari."
"Gwaenchana," jawab Yoongi, "Aku bisa makan setelah sampai di dorm."
Mendengar jawaban Yoongi, Hyerin tak lantas menjawab. Ia menatap masakannya dan hanya mengaduk-aduk kari di atas teflon untuk sejenak. "Geuro... guna?" (Begitu... ya?)
Di mata Yoongi, Hyerin nampak begitu ragu. Bahkan dengan kalimatnya yang baru saja dilontarkannya. Seakan-akan ia meminta Yoongi untuk berada lebih lama dengannya. Hati Yoongi mendadak luluh dan tidak tega untuk tidak mencicipi masakan Hyerin pagi ini. Seakan-akan seluruh kejadian tadi malam telah ia buang jauh-jauh hanya untuk menghargai perempuan di hadapannya.
"Apakah masih lama? Ataukah aku harus mandi dulu sambil menunggu kau selesai?" tanya Yoongi seraya menarik bangku meja makan.
"O-oh tidak! Ini sudah selesai!" jawab Hyerin dengan sumringah yang merekah lebar. Ia segera menuangkan saus kari beserta sayurannya ke dalam mangkuk yang di atasnya telah tersaji nasi dan potongan chicken katsu. Aroma kari itu segera menyeruak ke dalam indera penciuman Yoongi begitu santapan itu telah selesai tersaji.
"Sepertinya kau andal dalam memasak, ya?" tanya Yoongi seraya memandangi hasil masakan buatan Hyerin.
"Karena aku sering ditinggal kedua orang tuaku...." Hyerin menanggalkan apronnya. "Aku jadi sering memasak makanan yang ingin kumakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
FanfictionHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...