Broke Up

290 46 12
                                    

Someday on South Korea; -19 November 2016.

"Haneul-ah." Hyerin menghela napas beratnya. "Ayo, kita tonton BTS di rumahku saja. Aku juga sudah beli camilan, kok."

Suara di seberang telepon itu tertawa kecil. "Ya. Bukannya lemari es-mu itu selalu menjadi harta karun untukku, huh?"

"Ah... Biasanya, kan, hanya ada es krim, pudding, dan chips. Barusan aku membuat tteokbokki dan membeli ramen instan diam-diam. Langsung ke rumahku saja, ya?" Nada suara Hyerin terdengar seperti memohon.

Sementara itu, Haneul kembali tertawa. Kini terdengar lebih lantang. "Paman Namhyuk itu sulit juga, ya? Hahaha! Tapi, tetap, Hyerin. Aku tidak bisa. Hari ini jadwalku untuk datang ke dokter. Yah... Memeriksa perkembangan-perkembanganku."

Hyerin memasang wajah merengutnya. "Oh, iya. Aku lupa. Memang sudah jadi nasibku untuk selalu berada di rumah sendirian."

"Ajaklah Soo Young dan Yoona!"

"Ish." Hyerin mengelak. "Kau tahu, kan? Yoona itu hanya menyukai musik klasik? Mana mungkin dia menyukai artis K-POP. Kalau Soo Young, kan...."

"Dia ikonic, bukan ARMY. Oh, ya! IKON juga akan tampil, kan? Ajak Soo Young saja, kalau begitu."

Hyerin hening sejenak. "Ju-justru... Karena dia ikonic aku enggan mengajaknya."

"Heh, sudahlah. Lagi pula semua itu sudah berakhir, kan? Soo Young juga tidak terlalu memusingkan masa lalumu itu. Dia, kan, tahu betul latar belakangmu. Dan lagi, ultimate bias dia itu Jinhwan."

Hyerin tak bergeming, ia hanya berusaha mengangguk pelan.

"Ah, Hyerin. Aku harus berangkat sekarang. Ajak Soo Young saja, ya? Dia tidak akan keberatan kalau kau bilang di rumahmu banyak makanan."

Hyerin kembali menghembus napas panjang. "Geurae...."

"Aku tutup dulu, ya? Selamat mencuci mata!"

Hyerin nampak sedikit sumringah. "Oh, dengan senang hati."

Setelah itu telepon tertutup. Nampaknya Haneul memang sangat terburu-buru. Tetapi, mengingat yang meneleponnya itu adalah sahabat terdekatnya, ia menyempatkan diri untuk menjawab panggilan.

Kini Hyerin kembali menerima hening yang disela oleh bisingnya suara televisi yang berbicara sendiri. Ia menatap tteokbokki dengan uap panasnya yang mengepul di atas meja. Hyerin menahan senyum tipisnya, yah... Salah Hyerin juga, mengapa bisa-bisanya dia lupa jadwal untuk sahabatnya pergi ke dokter?

Hyerin mulai menyuapi tteokbokki yang terlihat merah menyalang itu ke dalam mulutnya. Kali ini tak perlu pakai sumpit, makanan bersaus itu cukup sulit dicengkram oleh dua besi panjang yang mengapitnya. Hyerin menggunakan sendok dan garpu di kedua tangannya.

Sesaat ketika Hyerin telah menjadikan suapannya yang keempat, Namhyuk terlihat membawa-bawa sebuah kotak berukuran sedang ke hadapan Hyerin. Ia terlihat ikut penasaran atas paket yang datang.

Bulletproof [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang