Intuition

432 107 76
                                    

Aku tersenyum pasrah melihat Yoongi yang berusaha menenangkanku. Pundakku turun, aku hanya bisa mengiyakan kata-kata Yoongi untuk menjadikan masalah ini bukan hal yang perlu dikhawatirkan.

Perlahan tapi pasti, aku ikut merebahkan kepalaku ke belakang. Semata-mata hanya menenangkan diri sendiri, sementara Manajer Sejin dan Bang Sihyuk beserta orang-orang yang tidak ku kenal itu mulai membincangkan sesuatu.

Aku hanya mengusap-usap jemariku, semata-mata menyembunyikan gemetarku. Sementara Yoongi ku lihat hanya memegangi dagunya sambil memasang tampang seriusnya.

Setelah agak lama waktunya aku berkutat dengan gemetarku, akhirnya mereka mengangguk-angguk, menyepakati sesuatu, untuk kemudian kembali ke tempat mereka masing-masing.

"Yah, jadi Min Yoongi... dan Seo Hyerin," ujarnya, "kita sudah pasti akan melakukan konferensi pers, membicarakan mengenai berita itu."

Aku mengangguk paham, begitu juga Yoongi.

"Kami akan menentukan jadwal konferensi pers itu secepatnya. Mengingat bahwa berita besar ini sudah menimbulkan kontroversi dalam masyarakat. Dan konfirmasi yang kulakukan sekali pun tidak cukup untuk mereka," jelasnya.

Aku sedikit mengangguk. Tetapi untuk kemudian mengangkat tanganku, hendak mengajukan pertanyaan. "Mengapa tidak kalian suruh orang dibidang IT untuk menghapus postingan tersebut dari internet? Itu akan jauh lebih mudah ketimbang harus melakukan konferensi pers atau semacamnya." Pundakku mengedik sebentar, aku tidak tahu apakah pernyataanku betul atau salah, aku hanya penasaran mengapa mereka mengambil tindakan untuk mengadakan konferensi pers. Harus kuakui, aku ini sering demam panggung.

Bang Sihyuk, kulihat gesturnya tetap sama. Ia selalu menautkan sela-sela jarinya ketika akan bicara. "Aku juga berpikiran begitu. Sayangnya semenjak lima jam postingan itu ada di internet, sudah hampir 200 orang juga telah membagikannya. Orang-orang bisa saja memiliki foto itu atau bahkan screenshotnya. Jadi, jika kita mengambil tindakan menghapus postingan, itu sudah sangat terlambat."

Sekali lagi aku mengangguk-angguk paham sambil menggigiti kukuku dengan tidak tenang.

Eh, tapi walaupun kelihatan simpel, ini bisa gawat. Sudah hampir 200 orang yang membagikannya. Lantas berapa ribu pasang mata yang telah membacanya?

Itu tidak menutup kemungkinan, jika salah dari ribuan itu adalah Kang Haneul. Fans berat Min Yoongi sekaligus teman dekatku.

Dia itu fans berat. Entah bagaimana nasibku saat bertemu dengannya nanti. Bisa saja tiba-tiba Haneul menjelma jadi Seulji, aku tidak pernah tahu. Mereka sama-sama terlalu mencintai idola mereka.

Bodohnya, idola mereka tertangkap kamera tengah berpegangan tangan denganku.

▪▪▪▪

Hari ini, sesuai dugaanku, Haneul tidak banyak bicara. Ini betul-betul aneh, mengingat Haneul bukan orang yang begitu. Dia itu agak cerewet, terlebih padaku. Dia selalu bercerita dan menggumamkan banyak hal. Tapi tidak hari ini.

Aku memandangi Haneul yang ada di sampingku, ia hanya memain-mainkan pulpennya selama Shin Ho-ssaem, mengajari kami tentang ini-itu.

"Haneul-ah," panggilku, "kau tidak seperti biasanya."

Haneul tidak menggubrisku, ia masih memain-mainkan pulpennya dengan asal.

"Haneul-ah." Aku menegak salivaku. "Selepas pulang, kita mampir ke kedai es krim, ya? Ku dengar, mereka baru saja merekrut pegawai yang tampan!"

Sekali lagi, meskipun suaraku sudah agak besar dari kalimat sebelumnya, Haneul tetap tidak menggubrisku.

Aku mengernyitkan dahiku melihat wajah Haneul yang termangut-mangut begitu. "Kau sakit?" Tanganku akan meraba keningnya-memastikannya baik-baik saja-tetapi, ia terlebih dulu menepisnya.

Bulletproof [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang