Alien

263 54 31
                                    

Author's POV

"Yoongi?"

Yoongi dan Hyerin seketika segera menyentakkan tubuh mereka dan saling menjauh satu sama lain. Terlebih Yoongi yang terlihat panik ketika berbalik badan dengan napas yang memburu.

"Apa yang kau lakukan di sana?" Yoongi tidak menjawab. "Kau keluar malam tanpa seizinku? Apalagi untuk hal seperti ini?"

Yoongi hanya terdiam. Ia nampak kehabisan kata-katanya setelah tertangkap basah telah menghabiskan malam berdua dengan gadis yang notabenenya adalah penggemar dari grupnya sendiri.

Hobeom mendekat dengan wajah khawatir. "Bagaimana jika ada dispatch yang menangkap kalian berdua? Masalah kalian baru saja usai akhir-akhir ini."

"Aku tahu, yah... Percintaan di masa remaja itu-"

"Tidak ada apa-apa di antara kami," sela Hyerin untuk menghindari terjadinya salah paham, "yang tadi itu, aku memeluknya karena... Dia... Biasku."

Mendengar ujaran itu, Yoongi seketika menolehkan kepalanya pada Hyerin dengan cepat. Seakan-akan tidak percaya atas apa yang dilontarkan Hyerin dan memintanya mengulang.

Tetapi, Hyerin hanya mendecak kecil dan menatap seakan-akan matanya berkata 'kau-berhutang-padaku'. Hal itu tak pula membuat Yoongi reda. Ia justru mengedipkan sebelah matanya, dan membuat Hyerin sedikit mendelik dan menatap Yoongi dengan sinis.

"Yoongi-ya, apa yang akan dikatakan Sejin dan PD-nim, jika tahu kau menghabiskan malammu bersama gadis yang notabenenya adalah penggemarmu sendiri?" tanya Hobeom betul-betul dengan wajah yang terlihat khawatir.

Tetapi dengan ringannya Yoongi menjawab seenak jidat, "Memberikan fanservice?"

Hobeom terdengar menghela nafasnya kasar. Member BTS yang satu ini memang sangat keras kepala. Hobeom sangat mengerti akan hal itu dan ia memilih untuk tidak melawan. Bertahun-tahun yang ia habiskan untuk mengurus ketujuh pria itu membuatnya memperlakukan mereka seperti anaknya sendiri. "Untung saja saat kau menelepon Namjoon, manajer yang ada bersama member lain adalah aku. Coba kau pikir jika bukan aku, bagaimana jika orang tersebut justru Sejin atau PD-nim? Bagaimana nasibmu esok hari, huh?"

"Ah, iya... Aku bersyukur sekali, saat itu manajer yang mengawasi itu adalah kau, hyung. Wah, sungguh bersyukur aku kali ini." Yoongi terlihat mengelus dadanya entah karena spontan atau memang hanya melakukan gestur yang dibuat-buat. Ia kemudian segera berjalan mendekati Hobeom dan mengajaknya pulang. "Kalau begitu, kita langsung pulang saja, ya, hyung? Kau bawa asisten, kan? Suruh dia bawa mobilku. Aku akan ikut denganmu."

Hobeom menoyor dahi Yoongi dengan pelan. "Seharusnya kau pikirkan betapa khawatirnya aku."

Yoongi hanya terkekeh dengan menampilkan gummy smile-nya. Ia semula akan bergerak menuju halaman depan rumah Hyerin, tetapi ia berhenti sejenak dan berseru pada Hyerin. "Hei! Kau tidak antar aku sampai depan rumah?"

Kepala Hyerin menggeleng-geleng heran bersama bola matanya yang berputar jengah. Ia segera turun dari counter dan mengantar Yoongi menuju pintu depan.

"Hyerin-ah. Jangan posting apapun soal ini di internet. Selain karier BTS yang dipertaruhkan, kelak kariermu juga mesti kau pertimbangkan. Kau bisa terkena imbasnya," peringat Hobeom sebelum ia mencapai mobilnya.

Hyerin menganggukkan kepalanya mengerti. "Algesseumnida." (aku paham)

Kini pandang Hyerin beralih pada orang yang berdiri tak jauh darinya. Ia nampak berdiri lebih tegap dari kondisi buruk sebelumnya. Hal itu membuat Hyerin menghela nafas panjang-menjadi lebih tenang.

Bulletproof [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang