"Kudengar tadi dia menyebut namaku...." gumam Yoongi sambil memerhatikan jalan di depannya.
"Benar," jawab Hyerin, "karena itu, untuk kali ini aku meminta tolong padamu."
"Ke mana kita akan mencarinya?"
Hyerin mengusap wajahnya yang terlihat panik. "Sungai Han."
Jawaban seperti itu sebetulnya tidak diharapkan oleh Yoongi, apalagi Hyerin. Tetapi, justru karena hal itulah Yoongi segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Deru mobilnya bahkan membelah hening di antara jalan yang dilaluinya.
"Kau sudah coba menghubungi telepon umum di sana?" Yoongi yang masih fokus menyetir ternyata sama paniknya dengan Hyerin.
"Ah, iya-iya," jawab Hyerin, "akan kucari nomornya dari internet."
Hyerin menemukan banyak nomor telepon umum yang didapatkannya di internet. Tetapi tak satupun diangkat oleh Haneul. Bahkan ada pula yang menjawab orang yang tidak dikenalnya. Lantas Hyerin memohon kepadanya supaya mencegah siapapun yang ia lihat akan bunuh diri.
"Bagaimana?" tanya Yoongi.
"Dari semuanya, tidak ada jawaban dari Haneul," jawab Hyerin pasrah.
Mendengar kalimat itu, Yoongi semakin melajukan mobilnya dalam kecepatan yang lebih tinggi lagi. Ia terbawa suasana panik yang melingkupi seisi mobil itu. "Telepon polisi."
▪▪▪▪
Kebetulan, dengan kecepatan yang dipacu dengan tinggi serta jarak asrama BTS yang tidak jauh dengan aliran Sungai Han yang membelah daratan Seoul itu, mereka mampu sampai dengan rentang waktu yang terbilang sangat cepat. Mereka kini telah sampai pada sisi jalan yang dilintasi aliran Sungai Han.
"Tidak apa, dipercepat saja, aku akan memerhatikan setiap orang di sisi jalan," ujar Hyerin, dan Yoongi mengiyakan ujaran Hyerin.
Ketika tak lama mereka melajukan mobil itu dengan kecepatan yang sama, terlihat seorang perempuan dengan pakaian tak tertatanya kini mencengkram puncak railing di depannya.
"ASTAGA! Itu Haneul!" seru Hyerin dengan begitu panik. Bahkan ia tanpa sadar kini tengah mencengkram lengan baju Yoongi kuat-kuat.
Hyerin menarik napas dalam, berusah untuk tenang. "Aku akan pergi ke sana sendiri, jadi kau siap-siaplah di mobil, aku dan Haneul akan menempati jok belakang, jadi lekaslah kunci setiap pintu mobil untuk mencegah Haneul kabur." Kalimat Hyerin bahkan terdengar tanpa jeda. Ia bahkan masih berusaha berpikir jernih di antara pemikiran halai-balainya.
Haneul terlihat telah memijakkan kaki pada pagar pembatas antara jalan dengan aliran Sungai Han di bawahnya. Tetapi saat itu juga, mobil Yoongi telah berhenti di samping Haneul. Dengan sigap Hyerin segera menarik Haneul meski dengan posisinya yang begitu, jika ia menghempaskan tubuhnya maka nyawa Haneul tidak tertolong. Haneul tampak meronta-ronta dalam kungkungan Hyerin, meski begitu dengan seluruh daya yang dimiliki Hyerin ia mampu membawa Haneul masuk ke dalam mobil. Pun, dengan sigap sesuai arahan Hyerin, Yoongi segera mengunci tiap-tiap pintu mobilnya
"Neon nuguya?!! Siapa kau berani-beraninya mencegahku, HAH?!" Haneul memekik wajahnya betul-betul mengatakan segala yang ia rasakan kali ini. (siapa kau)
Hyerin memegangi bahu Haneul, berusaha menenangkannya. "Aku Hyerin. Lihat, aku Hyerin."
Haneul dengan kasar menepis tangan yang memegangi kedua bahunya. Haneul bahkan tak tanggung-tanggung menampar wajah Hyerin. Pun, Hyerin nampak tak mengelak. Ia justru menundukkan kepalanya dalam. "BODOH! DASAR JALANG TIDAK TAHU DIRI!!! KEMBALILAH PADA YOONGI-MU ITU, BODOH! AKU TIDAK PEDULI! AKU MAU MATI!!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
Fiksi PenggemarHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...