Reject

62 9 0
                                        

Hyerin's POV

Hari ini menjadi hari yang begitu panjang kendati hari bahkan baru berlalu sekiranya tiga perempat hari. Rasa-rasanya seperti dunia tidak ingin meninggalkanku sendirian kecuali dengan banyak percekcokan dalam diri sendiri.

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun dengan benakku yang melayang pada malam itu lagi. Malam ketika aku begitu kehilangan arah dan tidak tahu harus menjalani hidup seperti apa lagi. Semua orang yang patah hati pasti pernah merasakannya.

Terus terang, sembilu dalam hati itu kian terasa pilu ketika kedatangannya justru membuahkan perpisahan.

Singkat cerita, aku dan Hanbin dulu adalah sepasang kekasih yang dipertemukan karena kami satu agensi. Kala itu, masa debutku dipercepat karena salah seorang member grup yang akan debut terlibat skandal dating. Sedang pada saat itu juga, berita kemunduran member grup sekaligus kakakku di agensi itu membuatku merinding.

Kalau boleh jujur, yang melebihi rasaku di atas kesedihan atas hengkangnya kakak itu dari grup adalah rasa ketakutan. Karena pada saat aku dikandidatkan menjadi pengganti member grup, aku baru saja menjalin hubunganku dengan Hanbin.

Kami pikir, awalnya, cukup masalah kami adalah sulitnya bertemu ketika iKON melakukan comeback. Tetapi, ternyata tidak cukup sampai situ. Sajangnim yang memutuskan aku sebagai pengganti member grup yang akan debut membuat segalanya runyam.

Hubunganku semakin renggang, hubunganku dengan teman-teman terasa canggung, dan hubunganku dengan kakakku di agensi yang notabene kugantikan posisinya itu menjadi sebuah perasaan bersaing. Padahal, keputusan untuk menggantikan posisinya tidak ada di tanganku. Demikian, dia pun dengan mudah mendapatkan agensi baru sebagai tempatnya debut.

Setelah semua itu, bagiku agensi bukan sebuah tempat untukku mengejar mimpi. Melainkan sebuah medan perang yang di mana aku mesti kuat bertahan. Di sana terasa menyenangkan jika waktu hanya kami buat sia-sia. Tetapi, di sana tidak ada waktu yang sia-sia.

Kami berlatih hingga jam tidurku lebih berantakan dari sebuah bongkahan kapal pecah. Dihitung-hitung, aku hanya mampu tidur dalam seminggu kurang dari 14 jam. Aku kehilangan banyak berat badan karena stres yang menjadikanku tidak perlu melakukan diet secara ketat. Kendati karena banyak keringanan yang disebutkan agensi, aku berusaha bertahan.

Salah satu alasan untukku bertahan selain keringanan yang ditekankan agensi adalah keberadaan Hanbin. Saat iKON akan melaksanakan comeback, mereka akan sering pergi ke agensi. Dan di sana Hanbin akan selalu menyempatkan dirinya untuk bertemu denganku.

Hingga sampai suatu hari, dia tidak datang lagi, dan tidak pernah datang lagi. Apabila kuhitung, sudah hampir 2 bulan dia tidak datang menemuiku meski aku tahu betul bahwa dia berada satu gedung denganku. Obrolan via teks kami pun hanya tersedia pada malam hari. Yang mana kami hanya punya satu topik untuk dibicarakan,

Seperti, 'apa kau sudah makan?' atau, 'apa hari ini kau tidur dengan baik?'. Setelahnya kami hanya membiarkan pertanyaan itu berulang setiap harinya. Dengan keadaan itu, rasa-rasanya aku ingin sekali menyudahi hubungan yang terasa sia-sia. Tetapi, di luar ekspektasi, aku justru kian disibukkan dengan persiapan debutku hingga dengan sendirinya mampu melupakan kerisauanku tentang hubungan kami.

Cukup banyak waktu yang kami lewati dengan kesibukan urusan kami masing-masing. Tetapi pada akhirnya, kami hanyalah manusia. Ada satu saat sulit di mana aku dan Hanbin betul-betul menyerah atas segala kesibukan kami, dan tidak punya tempat berpulang. Di saat itulah hubungan kami membaik. Kami kembali menjalani hubungan backstreet dengan sangat baik. Kami banyak menghabiskan waktu bersama. Bahkan kami mempunyai waktu di mana sisa waktu kami seharian hanya dihabiskan untuk bersama. Kami bahkan sangat dekat dengan keluarga masing-masing. Terkadang aku sering diundang makan malam oleh keluarga Hanbin, begitu pula sebaliknya.

Bulletproof [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang