Author's POV
Taehyung menyenderkan muka punggungnya ke sebilah kaca besar di belakangnya. Ia berusaha menormalkan napasnya yang tersengal seraya mengipasi badannya yang telah berkeringat. Latihan hari ini cukup melelahkan. Ditambah lagi, mereka juga dikejar target untuk menghapalkan 2 tarian untuk persiapan comeback mereka nanti.
"Ya sudah. Kau berdua gantikan uangku nanti saja saat di dorm," ucap Yoongi pada Jungkook dan Namjoon. Mereka mengangguk. "Aku pergi beli minumannya dulu."
Melihat wajah Yoongi hari ini cukup terasa canggung untuk Taehyung. Karena pikirnya, pasti ada yang aneh dari ucapan Yoongi semalam. Ia bilang,
"Ketika kau mengaguminya karena fisiknya, kukira itu bukan rasa kagum.
"Itu hawa nafsu."
Ucapannya memang selalu lurus dan apa adanya. Tapi menurut Taehyung, hyungnya yang satu itu seperti menyembunyikan makna sendiri dibalik ucapannya, yang bahkan bisa jadi dia sendiri (Yoongi) belum mengetahuinya.
Apa jangan-jangan Yoongi hyung menyukainya? Taehyung segera menggeleng mengingat Yoongi sama sekali tidak pernah membincangkan sesuatu tentang Hyerin jika bukan untuk hal yang penting.
Lagi pula, urusan apa. Yoongi hyung itu benar. Mungkin aku hanya mengagumi bagaimana ia nampak begitu cantik dengan baju sederhana, membuat pakaiannya juga terlihat cantik ketika ia kenakan. Dan juga... Bagaimana caranya berbicara. Taehyung masih bergumam-gumam. Hingga tanpa sadar ia telah mengulur waktunya untuk menuntaskan apa yang harus dituntaskan.
Taehyung segera berdiri dan berjalan cepat ke arah pintu keluar dengan cara jalannya yang agak aneh.
Menyadari itu, Jimin menyahutinya, "Taehyung, kau mau kemana?"
"Ke kamar mandi!"
▪▪▪▪
Taehyung baru saja usai 'menuntaskan apa yang harus dia tuntaskan' di kamar mandi tadi. Ia segera keluar dengan jalan santainya. Terkadang terus-terusan melihat dinding putih dengan kaca besarnya cukup membuatnya terintimidasi dengan banyak tekanan. Jadi, Taehyung memilih untuk mengulur waktunya saja dengan jalan lambannya.
Ketika ia berjalan menyusuri koridor itu, tiba-tiba ponselnya berdering. Dalam hati Taehyung sudah tersenyum. Dia bersyukur karena akhirnya datang juga alasannya untuk berlama-lama di luar ruang latihan.
Alis Taehyung mendadak menjengit ketika melihat siapa yang telah menelponnya. Itu telepon dari Park Hyung Sik.
Kontan ia segera mengangkat teleponnya. "Yeoboseyo, hyung."
"Yeoboseyo, Taehyung-ah."
"Ada apa pagi-pagi meneleponku, hyung?"
"Kau tidak membaca pesan di grup, ya? Aku meneleponmu untuk menanyai itu."
Dahi Taehyung sedikit mengernyit. "Ah... Pesan di grup. Pesan yang mana?"
"Ya...." Hyung Sik bernada seperti telah menduga jawaban dari Taehyung. "Pantas saja kau tidak muncul di grup. Kau bahkan tidak membacanya, ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
FanfictionHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...