Closer

258 41 16
                                    

"Kau sudah datang?" tanya Hyerin seraya menyugar rambutnya ketika telah berhadapan dengan Yoongi. Untuk sejenak laki-laki yang berada di hadapan Hyerin itu menegak salivanya paksa.

Pada akhirnya, Yoongi hanya membalas dengan senyumannya.

"Tunggu sebentar, ya... Aku akan siapkan panci. Supnya pasti sudah dingin."

Ketika mendengar kalimat itu, Yoongi sontak teringat sesuatu yang terasa ganjil dan mengganjal. "Jjam-kkan...."

"Waeyo? Museun illieyo?" tanya Hyerin atas gumaman Yoongi yang berhasil menginterupsi langkah kakinya menuju dapur. (Kenapa/apa ada sesuatu)

"Ah, aku...," setelah gumaman yang panjang itu Yoongi sontak menepuk kepalanya dengan telapaknya sendiri. Raut wajahnya sudah seperti orang kebakaran jenggot. "Aish! Aku bodoh sekali! Tadi karena Jungkook mengajakku mengobrol sebelum berangkat aku jadi lupa membawa tempat makan yang ada di dapur! Aish! Bodoh sekali!"

"Hah? Kau bercanda, ya?" tanya Hyerin dengan wajah yang diusahakan menahan tawa sejadi-jadinya. "Jangan bercanda!"

"Apa kau tidak lihat wajahku sekarang sudah nampak seperti orang bodoh yang kehilangan jalan?" tanya Yoongi dengan raut yang betul-betul mengundang tawa siapapun yang melihatnya. Begitu juga Hyerin. Ia tertawa cukup keras hingga tubuhnya terhuyung-huyung ke depan dan ke belakang.

"Itu tidak lucu. Berhenti tertawa." Yoongi membuat nada kalimatnya pasrah. Tetapi di telinga Hyerin, kalimatnya terdengar seperti merajuk. Gadis itu kian melepaskan tawanya saking anehnya perangai Yoongi baginya.

Hyerin menepuk lengan Yoongi dengan lemah akibat tawanya yang cukup kencang. "Yoongi-ssi... Jadi, kau akan membawakanku apa?"

"Mianhae...." Meskipun kalimat itu adalah sebuah permohonan maaf, Yoongi tidak terdengar begitu serius karena nadanya masih terdengar seperti merajuk. "Aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa melupakan tempat makannya. Aku hanya berfokus bagaimana caranya sampai cepat ke rumahmu."

Hyerin masih menanggapinya dengan tertawa girang. Ia bahkan terdengar kehabisan napas. "Kau tidak mengerti, kan? Apalagi aku! Hahahaha!"

"Hyerin, kau membuatku malu," ujar Yoongi sambil menyengir.

Timpal Hyerin, "Aih... Gwaenchanayo! Maksudku, tidak ada yang tahu selain aku, kok!"

Yoongi terlihat mengusap wajahnya pasrah. Ia berdialog seakan-akan dia sedang berlakon dalam serial komedi. "Mau kuletakkan di mana, wajahku?"

"Gwaenchanayo! Jinjja gwaenchanayo!" kata Hyerin menenangkan meskipun ia berbicara masih dengan sisa-sisa tawanya yang membuat Yoongi malu. "Aku hanya tidak tahu cara buatnya. Bukan berarti, aku tidak punya bahan-bahannya...."

"Kalau begitu, biar aku yang memasakkannya untukmu. Kau diam saja, ya?" Yoongi main berlalu menuju dapur, seakan-akan dia adalah tuan rumahnya.

Hyerin di belakang mengikutinya. "Hahaha! Kau malu, ya?"

"Ani!" sanggah Yoongi begitu mereka sampai di dapur. Ia segera mengalihkan topiknya begitu melihat semua peralatan dapur. "Kau punya apa saja?"

"Bahan-bahan sup selalu tersedia di rumahku. Ibuku suka makanan yang berkuah," jawab Hyerin. Ia menunjukkan sebuah pintu di dalam dapur. "Di sana ada gudang penyimpanan makanan. Kau pilih, saja, apa yang kau perlukan."

Bulletproof [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang