"Mwo?" tanya Yoongi dengan refleks. Dia sendiri tidak mengerti maksud dari kalimat Hyerin. (Apa)
"Oh! Di sana ada cvs." seru Hyerin tiba-tiba melihat ke arah sebuah toko di seberang jalan. Ia terdengar mengalihkan pembicaraan kendati nada bicaranya tidak berubah dari sebelumnya. "Aku... mau beli sesuatu dulu. Kau mau titip sesuatu?" (Convenience store)
"Mwoya... Kau ingin mengalihkan pembicaraan?" tanya Yoongi betul-betul spontan.
Jawab Hyerin, "Aniyeo."
Yoongi menarik napasnya dalam. "Hyerin, sungguh aku-"
"Aniya." Hyerin menyela kalimat Yoongi. "Ada sesuatu yang ingin kubeli di sana."
"Kau mau beli apa? Aku akan turun dan belikan," ucap Yoongi bergegas turun dari mobil. Tetapi Hyerin telah lebih dahulu menahannya.
"Tidak-tidak. Biar aku beli sendiri. Kau ingin titip sesuatu?"
Yoongi bergumam. Ia memandangi mata Hyerin dengan lama. "Belikan aku soda, susu pisang, chupa chups, chips, dan pudding."
"Hah? Banyak sekali!"
"Makanya, biar aku saja yang turun...."
"O-oh, tidak apa! Biar kucatat dulu, ya." Hyerin mengeluarkan ponselnya, kemudian mencatat sesuatu di sana. "Apa tadi? Soda, susu pisang, pudding, apa lagi?"
Yoongi menjawab seraya merogoh-rogoh dompet di saku celananya. "Chips dan chupa chups."
"Chips dan chupa chups," ulang Hyerin.
"Ini." Yoongi menyerahkan kartu debitnya. "Passwordnya akan kuketikkan via pesan nanti."
"Tidak usah. Aku akan membayarnya sebagai biaya tumpangan."
"Shireo," timpal Yoongi tak kalah keras kepala, "Pakai saja kartu debitku."
"Shireoyo." Timpal Hyerin lagi.
"Kalau kau tidak ambil kartu ini, kutinggal kau di jalan, ya?" tawar Yoongi dengan sedikit pemaksaan. Mau tak mau, Hyerin menuruti kalimat Yoongi. Ia akhirnya turun dari mobil membawa serta kartu debit Yoongi bersamanya.
Hyerin pergi selama beberapa menit, dan kembali dengan sebuah kantong plastik yang cukup besar. Ia nampak membeli banyak barang.
"Banyak sekali," gumam Yoongi melihat kantong belanjaan yang dibawa Hyerin begitu masuk mobil.
"Titipanmu banyak. Aku hanya beli ini." Hyerin mengeluarkan dua kaleng bir yang ada di kedua tangannya.
"Astaga... Kau 'kan masih di bawah umur."
Hyerin menggeleng. "Tidak tahu, tuh. Nampaknya wajahku terlihat tua, jadi aku tidak dicurigai saat membelinya."
"Kau beli berapa?"
"Dua."
"Aku 'kan menyetir."
"Siapa bilang aku membelikanya untukmu? Aku akan minum keduanya."
Mulut Yoongi kontan terkatup. Ia tidak mengatakan sesuatu lagi selain mengalihkan pembicaraannya. "Kau mau ke suatu tempat, tidak?"
"Rumah, kan, tempat."
"Tidak. Tempat yang banyak bintangnya, di sana kau bisa minum sambil melihat pemandangan langit dan gedung-gedung tinggi dengan bagus."
Meski dengan gumaman sebentar, pada akhirnya Hyerin mengangguk-angguk setuju. Yoongi segera menancapkan gasnya menuju tempat yang dituju.
![](https://img.wattpad.com/cover/94130961-288-k767800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulletproof [Selesai]
Fiksi PenggemarHyerin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan semudah itu untuk berpindah haluan. Awalnya, Hyerin hanya mengenal Yoongi sebagai seorang rapper dari grup favoritnya. Sesederhana itu. Hingga tanpa sadar, perlahan-lahan Hyerin mulai terlibat dalam...