BAB 18 : DAPAT LAGI!

196 24 0
                                    

MAMPUS!

Jawab apa sekarang? masak ketahuan bohong lagi!

"Hm. . itu,. ." ucapku berusaha mencari alasan yang tepat

Uh! kenapa aku harus bohong dari awal sih? kan jadi ribet musti nyusun kehobongan – kebohongan berikutnya untuk nutupin kebohongan yang pertama.

"Hm. . eh! stop. .! stop! rumah aku yang itu" ujarku berusaha mengalihkan pembicaraan

"Iya, iya udah tau kok, Mell. ." jawab Rendy sebelum menghentikan laju motornya tepat didepan pintu gerbang rumahku

"Hah?! udah tau. .? dari mana?" tanyaku setelah turun dari motornya

Dia terlihat berpikir keras, raut wajahnya juga langsung pucat seketika. Dia kenapa?!

"Hm. . kan kamu pernah bilang waktu kita ketemu di café merah jambu!" jawab Rendy setelah otak jeniusnya loading sekian menit

"Oh iya, aku lupa. .," aku meringis

Sementara dia tersenyum

Dan. . sekarang apa?

Harus bilang makasi aja atau ngajak mampir?! duh! kok jadi canggung gini ya? kalo bilang makasih aja kesannya kayak Joe kemarin lagi, 'Hari gini, cuma bilang makasih doang?' tapi kalo diajakin mampir, terus dianya mau gimana? kan aku nggak kuat!

Ah! pakai acara galau segala lagi!

"Ehm. . mau mampir gak, Ren?" tanyaku setelah mempertimbangkan cukup lama

Rendy terlihat memanjangkan lehernya untuk melihat sesuatu di depan teras, aku juga sempat melihat sekilas kearah pandangan Rendy. Apa yang dia lihat disana?!

"Hm. . kayaknya nggak deh! lain kali, pasti aku mampir!" ujarnya kemudian

"Oh gitu?"

YESSSS.. .!!

Batinku bersorak gembira, ahayyy! nggak jadi baper. .nggak jadi baper. . haha

"Kok mukanya jadi gitu?" tanya Rendy

"Hah? emang kenapa?" tanyaku balik sedikit terkejut

"Ah, nggak kok! kayak ada yang aneh aja, keliatan luarnya biasa – biasa aja tapi kayaknya dalem hati seneng banget gitu" jawab Rendy

Eh! dia bisa baca pikiran?!

"Ah! masak?!"

"Hehe.. nggak juga sih. Ya udah, aku duluan ya. Musti balik ke lokasi pemotretan, kali aja si Selfie udah lumutan nunggu disana atau ngambek pulang ke rumah."

"Ok. Hati – hati ya!" ujarku

Rendy manggut sebelum menyalakan mesin motornya lagi, "Eh! Ren. ." tahanku

"Iya?"

"Makasih" ucapku seraya berusaha mengukir sebuah senyuman paling indah yang bisa kubuat. Oh semoga hasilnya tak mengerikan!

Rendy balas tersenyum, "Iya, sama – sama"

Aku menarik nafas lega setelah ia pergi dari hadapanku, huuhhh. .

Lepas, lega dan merasa plong lagi! tapi entah kenapa rasa sepi yang tadinya terisi penuh oleh kehadiran Rendy mendadak kosong kembali?!

Ah! sudahlah. .

Ketika melangkahkan kaki masuk kedalam rumah, aku terkejut karena melihat ada bunga mawar merah tergeletak didepan teras rumah. Lagi? lagi dan lagi?

Kapan kiriman misterius ini datang?

"Tak perlu waktu lama untuk tau jika aku telah jatuh cinta padamu, karna sejak pertama kali tuhan mempertemukan kita, aku melihat sesuatu yang berbeda pada dirimu. Lalu ketika kita betemu & bertemu lagi, aku semakin yakin jika tuhan mengirimmu untuk mengisi hatiku"

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang