BAB 31 : PERTENTANGAN

141 26 0
                                    

Air mataku terus jatuh tak berhenti sejak tadi, entah karna apa aku menangis, mungkin karena ketakutan hampir mati tenggelam atau karena posisiku yang terjepit ini!

Tak berhenti sampai disana, keadaan semakin kacau saat Joe tiba – tiba menarik tubuhku dari pelukan Rendy, entah karena apa dia melakukan perbuatan itu tapi aku langsung refleks menampar pipinya keras

P L A K!

Sementara Jessica dan Rendy heran melihat kejadian itu, aku tak akan membiarkan dia berbuat seenaknya! tak akan!

"Jangan sentuh gue!" teriakku.

"Mell. ." ucap Joe masih berusaha meraih tanganku.

"Gue peringatin sekali lagi! jangan sentuh gue!" tegasku.

"Tapi.." bantah Joe.

"WOII. .!" teriak Rendy mendorong tubuh Joe.

"Loe apa – apaan sih? jangan jadi sok pahlawan disini." ucap Joe balas berteriak.

"Siapa yang jadi sok pahlawan? loe nggak denger apa yang Mellyna bilang? dia nggak mau disentuh loe!!" lawan Rendy.

"Terus loe apa? kenapa loe sok berguna buat Mellyna? saat liat dia hampir tenggelam di danau apa yang loe lakuin? cuma liatin dia doang kan? cuma nonton dia berjuang hidup! hah?!" bentak Joe balik.

Suasana makin memanas, Rendy yang juga kelihatan hilang kesabaran hampir saja melayangkan pukulan mentah kewajah Joe.

"Kenapa berhenti? loe mau pukul gue kan? ayo pukul! pukul sepuas loe! tapi apa yang gue bilang barusan bener kan? loe nggak berguna sama sekali disini!" seru Joe terus.

"Iya! gue emang pengecut! gue bukan cowok pemberani kayak loe yang langsung terjun nyelametin Mellyna, gue cowok pengecut yang nggak berguna! bahkan tadi gue mikir ribuan kali untuk nyemplung ikut nyelametin Mellyna, loe mau tau karna apa? karna gue nggak bisa berenang! karena gue tau, akan percuma jadi sok pahlawan untuk nyelametin Mellyna disaat untuk nolong diri gue sendiri aja nggak akan bisa!" balas Rendy lantang.

"Sstt. . udah! kalian apa – apaan sih? kayak anak kecil!" sergah Jessica menyelah.

Rendy langsung melepaskan kerah baju Joe yang sudah dipegangnya, sementara Joe langsung pergi menjauh.

Flashback Off.

***

Suasana masih tak enak sejak kepulangan dari puncak kemarin, bahkan hari ini Joe tidak masuk sekolah dan Jessica jadi pendiam sejak kemarin malam. Kenapa kita berempat harus pergi ke puncak sih? dan kenapa harus bareng Rendy dan Joe? kenapa juga harus berantem gitu?

Huhh. . aku benar – benar sudah lelah dengan semua ini, sungguh!

"Oi. ." sapaku pada Jessica yang sedang makan di kantin.

"Eh, Mell. ." sapa Jessica seadanya.

Aku mengambil minuman sari buah di lemari pendingin sebelum duduk disebelah Jessica, dia hanya mengaduk – aduk bakso yang dipesannya hingga telur rebus yang ada didalamnya hancur.

"Gue perhatiin, kenapa loe jadi irit ngomong gini sejak pulang dari puncak kemarin? ada masalah ya?" tanyaku.

Ia masih terus mengaduk – aduk bakso dihadapannya, "Gue cuma takut aja."

"Takut? takut kenapa, Jess?"

"Gue takut keledai yang bodoh! takut jadi keledai yang jatuh ke lubang yang sama untuk yang kedua kalinya."

"Maksud loe?"

"Setelah patah hati karena kak Andre, sekarang gue takut patah hati lagi karena Joe." curhatnya blak – blakan.

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang