BAB 52 : TETAPLAH BERSAMAKU

206 29 7
                                    

LIMA HARI!

Terdengar cepat, terlihat mudah. Padahal selama lima hari ini, rasanya waktu tak bergerak sama sekali untukku, bahkan jika bergerakpun hanya secepat siput berjalan. Aku masih disini, di tempat yang sangat kutakuti. RUMAH SAKIT!

Aku terpaksa rawat inap karena dokter Frans melarangku pulang. Katanya aku harus istirahat total dan dilarang banyak pikiran untuk beberapa hari ini, tapi bagaimana aku tak banyak pikiran? bangaimana aku bisa tenang – tenang saja menghadapi semua ini?

Teror, fitnah, diabaikan, disalahkan, bahkan mengetahui bahwa aku akan segera mati! bagaimana aku bisa santai – santai saja?

Bahkan sakit akibat kemotrapi terasa tak ada bandingnya dengan semua permasalahan yang menumpuk menjadi satu dikepalaku, BERUNTUNG! sekali lagi, BERUNTUNG ada Joe yang setia menemaniku.

Tak ada orang lain selain dia yang mau mengurus gadis penyakitan sepertiku ini, bodoh rasanya meragukan ketulusannya. Bahkan setelah lima hari di rawat di rumah sakit, kak Andre dan papa tak menghubungiku lagi.

Soal Rendy? jangan tanyakan dia! aku bingung harus bagaimana dengannya, entah harus memberitahu akan keadaanku sekarang atau justru merahasiakan ini darinya. Bahkan aku tak tau bagaimana perasaanku sekarang terhadapnya, mungkin aku marah. . bisa juga kecewa. . atau justru masih tetap mencintainya.

Yang jelas untuk saat ini aku masih enggan bertemu dengannya, karena jika bertemu pun yang ada hanya pertengkaran dan pemaksaan untuk meminta maaf kepada si gadis gila bermuka dua itu.

AGRHHH. .!!

AKU BENCI!

"Mell. . makan dulu, ya. .," ujar Joe yang datang membawakanku bubur ayam dari kantin rumah sakit yang sangat kusukai.

Aku menggeleng lemas, "Nggak ah! gue males makan, Joe. .," tolakku.

"Lha. .? kenapa? pokoknya loe harus makan biar bisa minum obat. ." kata Joe sambil mengaduk – aduk bubur yang ada ditangannya.

"Percuma juga gue makan sama minum obatnya kalo ujung – ujungnya bakal gue muntahin lagi.. gue udah capek, Joe. . gue mau pulang..,"

"Loe tau nggak? selain bawa bubur ayam ini, gue juga bawa kabar gembira lohh! loe mau tau nggak kabar gembiranya apaan?" tanya Joe berusaha menyemangatiku.

"Apaan? loe menang lotre. .?" tebakku asal.

Wajah Joe berkerut memandangku, "Bukanlah. . ayo coba tebak lagi. .,"

"Apaan sih? loe dapet tawaran manggung diacara besar? atau ada label yang ngajakin loe rekaman . .?" tebakku menduga – duga.

"Ahh. . ini bukan tentang gue, tapi tentang loe. ., hari ini loe udah boleh pulang!" seru Joe semangat.

"Serius. .? demi apa loe?" tanyaku antusias.

"Jelas seriuslah, Mell. .! tapi syaratnya. ., loe harus makan bubur ini dulu abis itu minum obatnya baru boleh pulang."

"Harus ya. .?"

Joe manggut yakin, "Sini. . gue suapin deh, tangan loe pasti sakit karna diinfuse terus – terusan. ." katanya mulai menyuapiku.

Aku memandangnya penuh rasa kagum yang mendominasi lubuk hatiku, Joe tersenyum senang melihatku akhirnya mau makan. Sungguh, aku bodoh menolak cintanya. .! menolak ketulusannya, menolak ciptaan tuhan paket komplit ini. .,tapi seperti yang banyak orang katakan, jika cinta itu tidak dapat dipaksakan.

Meskipun tak bisa menerimanya menjadi kekasih paling tidak kami bisa berteman, dia. . si mahluk planet, Joe. ., aku ingin menghabisi sisa umurku dengan menjadi teman baiknya.

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang