BAB 36 : KECEWA

140 25 0
                                    

Haii.. Haii.. Selamat Siang semuanyaa..

Hari ini aku mau update lagi nih, ngebut lagi lohh.. Aku bakal update 10 BAB sekaligus, ntar malem kalo bisa nyusul lagi 10 BAB yaa..

Maafkan bila ada typo atau pengejaan kata yang salah, maklumlah aku hanya penulis amatiran wkwk..

Happy reading, Guys :)

***

BAB 36 : KECEWA

Aku terdiam melihat hasil pertandingan basket antara Rendy dan Joe. Apakah ini kenyataan? atau mungkinkah aku sedang bermimpi? seseorang tolong bangunkan aku! aku tak ingin ada di posisi ini.

Pria itu terpuruk ditengah – tengah lapangan basket sambil mengacak – acak rambutnya, meratapi kekalahannya yang hanya beda satu angka. Mataku yang masih tak bisa lepas memandangnya dikejutkan oleh sentuhan lembut ditanganku, melihat Joe berani menyentuhku, aku refleks menghempaskan tangannya.

"Eumh. ." deru Jessica menutup wajahnya sebelum berlari keluar dari kerumunan anak yang memadati lapangan basket.

ASTAGA! kenapa aku bisa lupa jika ada Jessica disini? bagaimana hancur perasaannya melihat pertandingan ini?

"Jess. ." ujarku berusaha menahan tangannya tapi sialnya dia berlari begitu cepat.

Kenapa semuanya jadi seperti ini? aku yakin dialah yang paling tersakiti oleh hasil pertandingan basket ini, melihat orang yang dia sayang menyatakan cintanya padaku lalu menantang Rendy basket kemudian memenangkan pertandingan basket ini, Jessica menyaksikannya dengan menggunakan kedua bola matanya secara langsung. Betapa menyakitkannya itu?

"Mell. ." gumam Joe berusaha meraih tanganku lagi.

"Lepas!" seruku keras "Jangan sentuh gue lagi, ini peringatan terakhir buat loe!" ancamku.

"Tapi sekarang loe jadi milik gue!" teriaknya.

"Siapa yang bilang? siapa? dengan sikap sok gentleman loe itu nggak akan buat gue luluh dan langsung jatuh cinta sama loe!" teriakku yang emosi.

"Sok gentleman? lalu gimana sama loser yang selama ini loe banggakan itu?" sergah Joe.

"Kalian berdua sama aja! sama – sama keras kepala! apa kalian nggak mikir gimana perasaan gue dijadiin bahan pertaruhan didepan semua anak Kartini? gue ngerasa jadi barang obralan yang diperebutkan dua orang cowok yang nggak guna kayak kalian!!" umpatku marah.

Rendy yang melihatku berteriak langsung berlari menghampiriku dan Joe, "Mell. ."

"Stop! jangan deketin gue lagi!" teriakku padanya.

"Gu. .gue?" tanya Rendy yang keheranan.

"Iya! ada masalah dengan kata gue? seharusnya sejak pertama kali ketemu loe di Tri Sakti gue nggak usah baik – baik amat sama loe dan seharusnya loe nggak muncul terus menerus didepan muka gue, karena menurut gue, kata aku-kamu yang pernah terucap lewat mulut gue adalah SAMPAH!" teriakku memakinya.

"Kamu marah karena kekalahan aku, Mell? kamu marah karena aku gagal membuktikan ke cowok ini kalo aku pantas buat kamu? itu yang buat kamu marah?" tanya Rendy.

"Loe tanya alasan kemarahan gue lagi? gue marah karena loe nerima tantangan cowok sok gentleman ini! itu membuktikan loe juga sama keras kepala kayak dia, itu membuktikan kalo loe mandang gue sebagai barang murah yang diperebutkan banyak orang! itu yang gue rasain dan itu yang buat gue marah!" jelasku dengan butir – butir air mata yang mulai jatuh mengalir lewat pipiku.

"Kamu tau kenapa aku nyanggupin tantangan dia? karena aku pengen buktiin kalo aku adalah satu – satunya cowok yang pantas untuk kamu, Mell."

"Tapi cara loe SALAH! seharusnya bukan dihadapan cowok ini loe lakuin itu! harusnya loe buktiin itu didepan bokap sama kakak gue, bukan dihadapan cowok yang nggak ada artinya dimata gue."

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang