"Hay, Ren. ." sapanya sambil cipika cikipi dengan Rendy kemudian ia langsung memeluk Rendy erat "Kangen berat sama loe!" ucapnya bermanja – manja dalam dekapan Rendy.
"Gue juga kangen kali sama loe!" sahut Rendy sambil mengcak – acak lembut rambut gadis dalam pelukannya.
Bara api didadaku terasa meloncat – loncat, uh! keep in control, Mellyna! sabar! kali aja Rendy nguji kesabaran. Cool down!
"Tapi apa kita bakal pelukan terus – terusan begini?" tanya Rendy sebelum gadis dalam dekapannya melepaskan pelukannya.
"Hehe.. abisnya kangen berat sama loe!" ujarnya.
"Oh iya, cewek imut disebelah gue jangan dikacangin dong." ujar Rendy.
"Eh iya, hay Mell. . long time no see." sapa Selfie berbasa – basi.
"Hay juga, Fie. ." sapaku seadanya, entah kenapa aku malas bertemu dengannya lagi.
"Gimana kabar Tri Sakti tanpa gue?" tanya Rendy.
"Alahh! masih inget loe sama rumah? mentang – mentang jadi pertukaran pelajar nggak pernah mampir lagi ke ekstra KIR di sekolah! Bu Mira kangen berat sama eksperimen kimia loe, Pak Bahdim apalagi, 4 jam praktek fisika dia terus muji – muji prestasi loe. Capek gue dengernya!" jelas Selfie panjang lebar.
"Oh ya? tapi gimana dong kalo tuhan nakdirin gue untuk break dari urusan akademi hanya untuk lebih dekat dengan ciptaannya yang super lucu ini?"
Aku yang dari tadi menjadi penjual kacang rebus, sedikit kaget karena disinggung Rendy. Alhasil, merah meronalah pipi ini. .
"Ah! kamu bisa aja!" ujarku sembari memukul lembut pinggang Rendy.
Rendy tersenyum menatapku, "Tapi iya kan? bener kan? ciahh. . pipinya merah muda lagi. . hahah. . lucu banget sih? boleh bawa pulang nggak?"
"Eh! main bawa pulang anak orang sembarangan! izin sama nyokap bokapnya dulu kale! bawa seserahan juga."
"Kawin dong!" celetuk Rendy.
Aku tertegun melihat tingkah Rendy dan Selfie, ternyata mereka bisa ngelucu juga? nggak beda jauh sih sama si planet, tapi. . ah sudahlah.
"Oh iya, keasikan ngobrol aku sampai lupa, kamu mau pesen apa?" tanya Rendy.
"Hm. . aku bingung, terserah kamu aja deh!"
"Pesen roti bakar keju susu aja, sumpah itu enak banget, Mell. Milkshake cokelatnya juga, hm. . T.O.P B.G.T deh!" saran Selfie.
"Gimana? mau pesen itu?" tanya Rendy.
Aku manggut, " Ya udah, itu aja!"
"Ok, siap bos! bentar ya, loe mau pesen lagi nggak, Fie?" tanya Rendy.
"Nggak! loe mau buat gue gendut?"
"Ok, tunggu bentar ya." ujar Rendy sebelum berlalu.
Selfie pindah duduk disebelahku, ia juga membawa piring berisikan roti bakar pesanannya.
"Coba deh, Mell! rotinya enak banget!" ujarnya.
"Hm. . nggak, Fie. Aku nunggu yang dipesenin Rendy aja!" tolakku halus.
Selfie terus memotong – motong kecil roti bakar dipiringnya dengan pisau dan garpu. Ia melakukan perbuatan itu penuh dengan tekanan saat memotong rotinya.
"Loe kalo mau main – main sama pisau, hati – hati ya, ntar kena gores bakal sakit." ucapnya dengan nada mengintimidasi.
"Maksud loe?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Valentine Flower In December✓
Teen Fiction[TAMAT] [BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA ^^] Apa yang akan terjadi jika mellyna si cewek gerogian jatuh cinta dengan selebgram ganteng plus jenius dari sekolah favorit saingan sekolahnya? kisah mereka bermula dari pertandi...