Tok. .Tokk. .Tokk. .
Suara ketukan pintu itu membuatku kian bahagia karena aku yakin tak ada orang lain yang datang ke rumah ini selain pria tampan yang sekarang sudah resmi menjadi pacarku itu. Kulangkahkan kakiku cepat menuruni tangga lalu membukakannya pintu.
"Hay, Poy!" sapaku hangat tak lupa mengeluarkan senyuman manis andalanku.
Ia menatapku dari ujung kaki hingga keatas kepalaku, aku yakin dia pasti terpesona akan kecantikanku ini. . Haha. .
Aku tersenyum manis memandangnya sementara ia terlihat menahan tawanya. Ekspresinya yang mencurigakan seperti itu jadi membuatku kebingungan.
"Kamu kenapa? kita mau pergi kan?" tanyaku kemudian.
Tawa Rendy langsung pecah setelah aku mengatakan kalimat tadi, tawa Rendy yang biasanya membuatku meleleh sekarang justru membuatku kebingungan. Dia kenapa? apa aku terlihat lucu dengan dandanan seperti ini?
Rendy masih tertawa terpingkal – pingkal bahkan sekarang wajahnya sudah memerah seperti udang rebus.
"Poy! kenapa sih?" tanyaku kebingungan.
"Mau kundangan, Buk?" tanyanya masih tertawa.
Aku jadi makin kebingungan dengan pertanyaannya, apa aku terlihat lucu dengan dress ini?
"Kundangan? bukannya kita mau nge-date?" tanyaku heran.
"Nge-date?" tanya rendy masih tertawa dan aku mulai membenci tawanya!
"Ihh! apa yang lucu sih? apa aku kelihatan aneh pakai baju beginian?" tanyaku
Rendy malah berjalan menuju sofa di ruang tamu, tawanya belum berhenti juga dari tadi. Awas aja kalo kotak tertawanya habis!
"Kamu kenapa sih? aku bisa aja usir kamu dari sini kalo kamu nyebelin kayak gini." ujarku yang mulai kesal.
"Nggak. . nggak. . siapa bilang kita mau nge-date?" tanya Rendy mulai menyudahi tawanya.
"Kan kamu bilang mau jemput aku jam 11.00 siang!" sahutku.
"Aku emang mau jemput kamu tapi aku nggak bilang kita bakal nge-date kan?" tanya Rendy.
Aku memejamkan mataku yang mendadak jadi malu sendiri, astaga! kenapa aku se ge-er ini?!
"Terus kita mau ngapain?" tanyaku setelah bungkam beberapa saat.
"Kita. . mau, belajar!!" ujar rendy mengeluarkan setumpuk buku tebal dari dalam tas yang ia bawa.
"BELAJAR?!!" umpatku kaget.
"Iya, sayang! hari ini kita belajar" jawab rendy santai.
"Enggak! enggak! belajar itu haram hukumnya untuk anak kelas XI IPA-5! aku nggak bakal mau belajar!" tolakku langsung.
"Meskipun sama guru setampan aku?" tanyanya sambil mengarahkan rambutnya kearah belakang, bergaya sok tampan didepanku. Yaa. . meskipun dia emang beneran tampan!
"Rendy, kita ini lagi diskor! ini harus dinikmati, yaa.. meskipun sangat memalukan kena skor karena urusan asmara kayak gini, tapi. . kan tetep harus dirayakan!" ucapku antusias.
Rendy menarik tanganku agar duduk disebelahnya, "Justru karena kita kena skor, aku nggak mau kita ketinggalan pelajaran di sekolah. Makanya harus belajar sekarang" ucap rendy.
"BIG NO!" tolakku terus terang, kan malas banget belajar dihari yang sangat cerah dan cocok sekali untuk jalan dengan kekasih baruku yang sangat tampan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valentine Flower In December✓
Novela Juvenil[TAMAT] [BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA ^^] Apa yang akan terjadi jika mellyna si cewek gerogian jatuh cinta dengan selebgram ganteng plus jenius dari sekolah favorit saingan sekolahnya? kisah mereka bermula dari pertandi...