BAB 20 : BULLYING

207 22 5
                                    

"Oh iya, apa. . apa? gimana ceritanya?"

"Sejak ketemu di Tri Sakti itu, entah kenapa kita berdua sering ketemu nggak sengaja gitu. Dari ketemu di café karena ngambil foto HUT sekolah, terus ketemu di Mall, kemarin ketemu di taman waktu dia lagi pemotretan terus sekarang dia jadi pertukaran pelajar di sekolah kita"

"Jadi gue bisa ketemu dong sama kecengan loe itu? asikk! nggak sabar banget nunggu besok, liat aja! gue bakal interogasi cowok itu sampe mampus! awas aja dia punya niat jahat buat loe bakal habis besok sama gue" ucap Jessica memotong ceritaku

Aku memandang Jessica dengan tatapan datar, "Tapi bisa nggak denger cerita gue dulu, nggak usah nyerocos kayak motor nggak punya rem?"

Jessica meringis, "Hehe, sorry Mell. Abisnya gue over excited"

"Jadi. . lanjut nih?" tanyaku

Jessica manggut sambil menatapku

"Nah, udah gitu sekarang gue bingung. Karena yang biasanya gue selalu gugup setengah mati kalo ketemu dia, biasanya gue yang selalu berusaha untuk menghindar ketemu sama dia. Sekarang gue malah ngerasa aneh, gue pengen terus sama dia. Apa itu yang namanya cinta?"

"Pengen terus sama dia nggak jadi jaminan kalo loe suka sama dia, bahkan kalo jantung loe berdetak dua kali lipat kalo lagi bareng dia nggak akan bisa jadi tolak ukur tanda cinta. Karena cinta soal rasa nyaman, cinta itu soal rasa. Loe nggak akan bisa tau kalo loe cinta sama dia kalo hati loe nggak bicara, karena hati yang akan kasih tau loe apakah loe suka sama dia atau sekedar perasaan baper doang"

"Jadi gue nggak cinta sama dia?" tanyaku memastikan

"Bukan nggak cinta, tapi perasaan yang loe rasain sekarang belum bisa dijadikan tanda jika loe cinta sama dia. Karena seperti yang gue bilang tadi, hati loe yang akan bicara" tegas Jessica

"Hm. . apa maksud dari hati yang bicara itu adalah saat nggak ada satu kalimat yang terucap lewat mulut tapi mata yang seolah ber-dialog dan mengatakan cinta. Apa itu maksudnya?"

"Yap! kira – kira kayak gitulah! saat mulut loe nggak bisa jelasin perasaan apa yang sedang menguasai hati loe tapi tatapan mata mengetahui lebih dari sekedar perasaan cinta, mata tahu semuanya"

Jika itu maksud Jessica, apakah kejadian di koridor sekolah tadi adalah sebuah tanda?. . apakah disaat mataku tak mau lepas ketika menatap lekat kearah mata Rendy tadi adalah tanda jika aku telah mencintainya?

"Kenapa loe diem?" tanya Jessica

"Jess. . gue, gue rasa. . gue udah jatuh cinta sama dia" ungkapku sambil menempelkan tanganku didada sebelah kiriku, entah kenapa jantungku mendadak berdetak dua kali lipat begini.

"Hah? beneran, Mell? terus dianya gimana?" tanya Jessica bersemangat

Aku mengangkat bahu, "Gue nggak tau pasti, tapi dia baik sama gue"

"Huhh. . Mell, nih! gue kasih tau ya, cowok kalo lagi masa – masa pendekatan emang keliatan super duper baik, nah kalo udah pacaran aja ilang! jadi cuek bebek abis! hm. . tapi kalo cowok itu bisa buat sahabat gue ini jadi bahagia, gue mah bisa apa? pasti gue dukung penuh" ucap Jessica tersenyum memandang lurus kearahku

"Hm. . makasi, Jess" sahutku merangkulnya

"Tapi inget ya, jangan sampai loe jatuh cinta penuh sama orang itu karena seperti yang loe bilang ke gue, kalo kita membiarkan hati kita mencintai seseorang dengan sepenuh hati itu sama aja kita serahin hidup mati kita ke orang itu, saat kita memberi kesempatan orang lain untuk mencintai kita, kita juga memberinya kesempatan yang sama besar untuk patahin hati kita" ucap Jessica memberi nasehat

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang