BAB 21 : PERLINDUNGAN

180 25 0
                                    

Haii.. haii.. halloo...

Ya ampunnnn.. lama banget nggak sempet update disini, ada yang kangen gak sama author gaje kayak aku? *jelas ga ada lah!* *tepok jidat*

Dari pada cuap - cuap nggak jelas dan malah bikin readers makin bosen dan males mampir ke lapak absrud-ku ini langsung aja kali yaa, aku lanjut..

Kali ini aku update marathon 5 BAB lohh, enak kan? wkwk.. Beberapa bakal diprivate untuk menghindari penjiplakan (meskipun ga ada juga yang mau ngejiplak cerita absrud begini, tapi kan kayak kata pepatah lebih baik mencegah dari pada mengobati)

Langsung aja deh, happy reading..

Cekidot

.

.

BAB 21 : PERLINDUNGAN

Aku langsung mengalihkan pandanganku pada Joe, dia masih terdiam sambil memandangi buku tulis yang dipegangnya. Ah! maaf, Joe.

Bel masuk berbunyi, tidak berselang lama buk Arini memasuki kelas dengan tumpukan buku ditangannya. Ah. . Tamatlah kehidupanku!

***

"Selamat pagi semua. ." sapa buk Arini sambil menaruh tumpukan buku kimia diatas mejanya.

"Sekarang kumpulkan tugas yang ibu berikan pada pertemuan sebelumnya! apakah ada yang tidak mengerjakan tugas itu?!!" lanjut buk Arini sehingga membuat seluruh siswa di dalam ruangan berukuran delapan kali lima meter persegi ini tertunduk takut, sedangkan aku masih sibuk dengan ponselku yang masih saja dibanjiri pesan – pesan caci maki, uh!

"Mellyna!!!" teriak buk Arini keras.

Aku yang kaget langsung mengalihkan pandanganku kedepan.

Semua siswa yang berada didekat tempat dudukku bersiap – siap , ada yang menutup wajahnya dengan buku ada yang mengenakan kacamata khusus yang dilengkapi pengelap kaca seperti yang biasa terdapat pada mobil untuk mengantisipasi adanya hujan lokal.

Buk Arini semakin dekat denganku, wajahnya memerah bahkan sebelum dia mengeluarkan sepatah kata urat diwajahnya sudah terlihat jelas, Jessica yang duduk disampingku memasang headset ditelinganya. Semua yang terjadi di kelas saat itu merupakan pemandangan biasa setiap ada yang tidak membuat pe-er kimia semua siswa dikelas XI IPA-5 pasti selalu bertingkah seperti ini.

Saat buk Arini sudah berada disebelahku, dia langsung menggebrak meja dihadapanku dengan keras.

"Mellyna!!" teriaknya tepat didepan telingaku "Apa kamu tahu jika saya sedang berbicara, saya tidak mau ada siswa yang tidak memperhatikan saya.!" tegasnya.

"Maaf bu . ." aku menjawab seadanya.

"Mana pe-er kamu?"

"Hah?! hm. . pe-er?!"

"Iya, tugas kimia! mana tugasnya?! kenapa kamu malah pelanga – pelongo?!" umpatnya.

"Hm. .Saya. . saya, ng. . nggak buat buk." ucapku.

"Apa. .?! kenapa kamu sampai tidak membuat pe-er kimia?! kamu tahu hukuman apa yang akan kamu terima?" sambungnya dengan ludah yang mulai jatuh kemana-mana.

Aku hanya diam sambil sesekali memandang ludah buk Arini yang mulai membasahi buku – buku ku yang berada diatas meja.

"Selain Mellyna ada yang tidak buat pe-er lagi?!" tanya buk arini pada seluruh siswa dikelas ini.

Aku rasa ada juga yang tidak mengerjakan pe-er kimia sama sepertiku karna buk Arini melangkah menjauhiku. Aku menoleh kearah belakang. Joe?! Iya. Joe mengangkat tangannya dengan santai, bukankah dia sudah menyalin pe-er Sinta? lalu kenapa dia mengaku jika belum mengerjakan tugas?

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang