BAB 60 : PERDAMAIAN ( END)

151 16 6
                                    

"MELLYNA POV"

Aku mengurung diriku di dalam kamar—mungkin hari ini sudah seminggu aku menutup diriku dari mereka semua yang kejam. Ini sudah kali kedua mereka memperlakukanku seperti ini, kenapa mereka harus merahasiakannya dariku? kenapa mereka selalu merahasiakan kematian orang yang aku sayangi dariku? kenapa mereka tak membiarkanku melihat wajah orang yang kusayangi untuk yang terakhir kalinya? KENAPA?

Bantalku sudah basah oleh air mataku yang tak bisa berhenti menetes, aku sungguh tersakiti!

Tok..Tok..Tok..

Aku bosan!

Setiap jam pintu itu terus mengerang dan berteriak seolah orang di baliknya saat ingin bertemu denganku, aku bosan mendengar suara ketukan di pintu itu, SANGAT BOSAN!

"Aku udah bilang jangan ganggu aku! aku muak sama kalian semua!" teriakku memaki siapapun yang berdiri di balik pintu berwarna putih susu itu. Paling si iseng kak Andre yang memaksaku untuk makan. Atau tidak Jessica yang kadang membujukku untuk membuka pintu agar mau menemaninya menonton drama Korea, alasan kuno!

Mungkin juga papa yang mengingatkanku untuk minum obat dan yang paling sering adalah si Joe yang selalu berhasil membuatku membuka pintu ketika ia membawa masakan sederhana rasa bintang lima yang ia buat, jadi tak heran jika keluargaku sangat mengandalkan dia untuk membujukku membuka pintu, tapi kali ini aku benar – benar tak tertarik dengan apapun!

Tok..Tok..Tok..

"Mell.., ini eonni, buka pintunya sayang." ucap tante Olive dari balik pintu.

Aku terhentak mendengar suaranya-- dengan langkah terburu – buru aku menarik gagang pintu membukannya pintu kamarku, tante Olive sempat tersenyum tipis memandangku sebelum masuk kedalam kamarku.

Ia duduk diatas sofa yang terletak di dekat jendela kamarku, aku kemudian menyusulnya duduk di sana. Tante Olive memandangku, terlihat air matanya mulai naik ke permukaan ia kemudian mengarahkan tangannya kearah dada kiriku, meyentuh bekas jahitan operasiku.

Air matanya pecah saat itu juga, ia menangis sejadi – jadinya di hadapanku membuatku yang sudah berusaha kuat menjadi goyah dan ikut menangis.

"Eonni. ." panggilku pelan.

"Gue kangen loe, -anak durhaka kesayangan gue--" ucapnya mengelus bekas jahitan di dadaku "Meskipun loe nyebelin, meskipun loe kadang ngelawan omongan gue-- tapi loe adalah kebanggan gue, pinter dan selalu buat gue seneng. Loe mau ngajarin gue banyak hal untuk eksis di sosial media, kita jadi makin deket saat kita ngomong kasar, loe jadi kayak sahabat gue. Kita saling berbagi, tapi—mendadak dunia gue senyap sejak kepergian loe." tangisan tante Olive semakin kencang dan menjadi – jadi.

Aku segera memeluknya berusaha membuatnya sedikit lebih tenang, "Eonni.. maafin aku,.. maafin aku.., karna aku eonni harus kehilangan Rendy, maafin aku karena--" sungguh aku tak tau apa yang harus kukatakan padanya sekarang, semuanya terasa menyakitkan.

Tante Olive melepaskan pelukanku kemudian beliau menatapku penuh arti, "Kamu nggak salah, Mell. Nggak ada seorang pun yang salah di sini."

"Tapi.., waktu itu, waktu dinner romantis impian aku itu-- aku kabur dari Rendy abis itu dengan bodohnya dia dorong badan aku dan dia-- dia yang ketabrak. .!" tangisanku kembali pecah mengingat kejadian saat itu.

"Lalu. . saat aku suruh dia bangun, saat aku suruh dia jadi kuat, saat aku suruh dia hidup, kenapa dia malah ninggalin aku? kenapa dia malah pergi? kenapa, eonni?" sambungku masih terus menangis, sementara tante Olive terus memandangku tanpa menjawab semua pertanyaanku.

"Semuanya berawal begitu indah— meskipun cinta kita diwarnai banyak konflik tapi aku tetap tak bisa memungkiri jika hadirnya Rendy dalam hidup aku berhasil membuatku menjadi orang yang lebih baik, dia selalu ingin menggenggam erat tanganku-- dia selalu ingin menggenggam tanganku sedetik lebih lama dari orang – orang sebut keabadian-- lalu kenapa dia pergi? kenapa dengan bodohnya dia kasih jantung dia untuk menggantikan jantung aku yang busuk! kenapa, eonni?" lanjutku dengan tangisan yang terus menggema diingatanku.

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang