BAB 23 : PERPISAHAN?

169 26 2
                                    

Ketika keluar dari klinik sekolah, aku melihat Rendy masih berdiri disebelah pintu klinik. Jadi dari tadi dia menungguku. .? tapi.. untuk apa?

"Rendy. .?" panggilku pelan.

"Eh! gimana. . temennya udah baikkan?" tanya Rendy kemudian.

"Hm. ."

Entah kenapa situasi jadi terasa kaku sekali, Joe yang berdiri disebelahku masih sibuk mengusap – usap hidungnya yang berisi banyak minyak kayu putih sementara Rendy menatap nanar kearahku bergantian menatap Joe sesekali.

Ah! kikuk lagi . .!!

"Hm. . oh iya, kenalan dulu dong! Rendy, ini Joe. Joe, ini Rendy." ujarku menjadi moderator.

"Hey, bro! gue Joe Setiawan." ucap Joe menjulurkan tangannya.

"Rendy Wijaya" sahut Rendy membalas menjulurkan tangannya.

"Rendy Wijaya? kayak pernah denger sebelumnya. ." kata Joe terlihat kebingungan.

"Oh iya, sekarang gue inget! bukannya loe anak Tri Sakti ya? kenapa bisa ada disini? pake seragam Kartini lagi." sambung Joe kemudian.

"Gue jadi pertukaran pelajar untuk sebulan kedepan. ." jawab Rendy.

"Oh gitu. ." sahut Joe manggut beberapa kali seraya memandang Rendy.

"Hm. . kalo gitu, kita ke kelas duluan ya, Ren." pungkasku sebelum meninggalkannya.

Aku berjalan sambil menarik seragam Joe untuk mengikutiku, berat rasanya ada diposisiku sekarang. Aku benar – benar bingung, aku sangat ingin terus bersamanya tapi keadaan seolah tak pernah berpihak kepada kami berdua.

Jadi, aku telah memutuskan untuk jaga jarak dengan Rendy. Benar kata sicantik_juminah, ini akan jadi sia – sia bahkan jika diperjuangkan mati – matian sekalipun. Aku tidak mau karena dekat dengan Rendy membuat banyak fans fanatiknya marah dan membuat pamor Rendy kalah dengan selebgram lainnya.

Aku juga sudah kenyang dengan kalimat caci makian fans-nya padaku, sekarang aku akan belajar melupakan Rendy sebelum aku menjadi lebih cinta lagi padanya.

Uh! belum pacaran harus move on dulu! mode salah dalam kasus percintaan seorang jones.

Setelah berjalan agak jauh, aku menoleh kearah belakang memandang Rendy yang ternyata masih menatapku dari kejauhan, goodbye my love!

***

Tergeletak lagi dan lagi bunga mawar didepan teras rumahku, jumlahnya memang tidak pernah konsisten. Selalu saja bertambah dari hari ke hari, meskipun tak mengetahui siapa pengirimnya, aku tak pernah bosan menerimanya setiap hari.

Perlahan kubuka lipatan kertas yang menggantung ditangkai bunga mawar yang masih terlihat segar ini, tidak seperti biasanya, hari ini tidak ada deratan kata – kata manis yang bisa membuatku melayang – layang dan baper tingkat tinggi, hanya terdapat satu tanda tanya berukuran besar.

Apa maksudnya? kenapa pengirimnya menitipkan pesan berisikan tanda tanya begini? bukankah seharusnya aku yang bertanya padanya, kenapa dia terus mengirimi aku bunga mawar seperti ini.

Ini masih menjadi misteri sampai detik ini!

***

Suasana kelas tumben damai dan tentram tidak ada perkumpulan siswa dibangku Sinta, itu berarti tidak ada pe-er kimia untuk hari ini. Saat buk Arini memasuki ruang kelas semua siswa mengeluarkan jas laboraturium berwarna putih.

Astaga. .!! aku lupa kalo hari ini praktikum kimia. Dan aku juga lupa membawa jas praktek, nasibku pasti akan lebih tragis dari pertemuan sebelumnya!

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang