BAB 34 : KERAGUAN

153 22 0
                                    

Andai saja dia tahu, andai saja Rendy tahu jika aku takut kehilangan dia! takut Selfie benar – benar menjadi pengganggu dalam hubungan kami dan bahkan aku tidak bisa memastikan jika aku cukup berarti dibanding Selfie yang sepertinya sudah sangat dekat dengannya.

Jujur kuakui, aku takut dengan ancaman Selfie! aku takut kehilangan Rendy karenanya!

AKU TAKUT!

***

Begitu sampai di rumah, aku sangat terkejut karena teras rumahku penuh dengan sampah yang berbau menyengat, pintu utama rumahku juga penuh dengan cairan kental berwarna merah menyerupai darah, tertempel juga secarik kertas di pintu rumahku yang berisi kalimat

"Let's play the game!"

Tak ada tersangka lain selain gadis bermuka dua itu! ini pasti ulah Selfie! kenapa dia bermain dengan cara kotor begini? jika memang menyukai Rendy, kenapa dia tidak mengutarakannya? toh mereka berdua sudah sangat dekat!

Ini hanya akan jadi permasalahan baru dalam kehidupanku!

Ponsel dalam tasku berdering, terdapat pesan singkat yang masuk.

08156483xxx : Gimana? suka hadiah gue kan?

Aku yang mulai meradang langsung menghubungi nomor tak dikenal yang kuyakini dalang dibalik semua ini adalah Selfie.

"Jadi gini cara permainan kotor loe?" umpatku langsung.

"Haha. . sabar Mell, sabar! ini baru permulaan! semakin dekat loe dengan Rendy, semakin sakit luka yang akan gue kasih!" sahut Selfie dari sebrang.

"Cewek pengecut! muka dua! kalo tau sifat loe begini dibelakang Rendy, gue yakin 100% dia nggak bakal sudi ketemu sama loe lagi!"

"Oh iya? masa? nggak usah khawatir sama posisi gue, Mell. Karena gue ada jauh diatas loe, Rendy udah nganggep gue sebagai orang terpenting dalam hidupnya setelah nyokap sama bokapnya. Loe catet itu!" ancamnya.

"Nggak usah sesumbar! tuhan nggak akan membiarkan kepicikan menodai sucinya cinta! nggak akan, Fie!"

"Aduh. . gitu ya, Mell? udah berasa pacaran sama Rendy sampe nyinggung cinta segala? 10 tahun lebih kenal Rendy, nggak pernah sekalipun gue liat dia deket sama cewek lain selain gue. Waktu kecil, dia pernah bilang kalo ingin terus bareng sama gue, makanya dia lebih milih ikut gue sekolah di Tri Sakti banding ikut sama Jessica sekolah di Kartini yang lokasinya lebih deket dari rumahnya! sekarang loe pikir aja, kemarin dia mau cium loe di puncak kan? . ."

"Dia cerita itu ke loe?" tanyaku memotong kalimatnya kaget.

"Nggak ada rahasia diantara kita, Mell! seerat apa hubungan loe sama Jessica, seerat itu juga persahabatan gue sama Rendy! denger cerita itu, gue ketawa aja! yaa. . hari gini, belum jadian aja udah keburu pengen yang begituan. . apa mungkin Rendy serius sama loe? atau dia cuma mau jadiin loe mainan?"

Aku yang habis kesabaran menghadapi cewek licik itu langsung mematikan sambungan telephone dengannya! arg!! dasar picik!

Aku mengacak – acak rambutku sebelum duduk di teras rumah, aroma busuk dari sampah yang berserakan di halaman rumah tak begitu menggangguku yang sedang kesal sekaligus frustasi, ini memang akan sangat rumit!

Di tambah lagi jika mengingat jawaban Rendy di kedai tadi. . .

"Terus kapan, Ren?" desakku.

"Kamu tau? aku belum pernah pacaran sebelumnya dan aku ragu jika menjalaninya sama kamu, yaa. . maksudnya, selama ini aku terbiasa bareng sama Selfie dan aku takut kamu cemburu sama dia sementara aku kenal dia lebih dulu dari pada kamu dan kebiasaan kita nggak akan bisa berubah dalam sekejap. ."

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang