BAB 47 : BALIK KE SEKOLAH

146 25 2
                                    

Seminggu penuh berkencan dengan Rendy memang sangat menyenangkan sekali, kita pergi piknik, nonton film romantis ke bioskop, lari sore berdua, sekedar makan di warung kaki lima sampai bertemu dengan tante Ovile, mamanya Rendy.

Jiwa tante Olive yang selalu muda membuatku cepat akrab dengannya, apalagi kita sama – sama suka dengan hal yang berbau Korea jadinya nyambung banget kalau mengobrol. Vlog yang kita buat tempo lalu juga viral lagi di sosial media karena ada wajahku dan Rendy disana, gosip mulai memanas lagi tapi tante Olive menyuruhku untuk bersikap cuek terhadap hal – hal negative diluaran sana, katanya aku harus menerapkan konsep hidup "Asal Bahagia" sepertinya.

Sejak bertemu pertama kali dengan tante Olive, komunikasi diantara kita berdua tak pernah putus, kita terus chatting dan sesekali video call. Aku juga sudah curhat banyak mengenai keluargaku terhadapnya, dia seperti ibu pengganti yang dikirim tuhan untukku.

Sementara Rendy belakangan ini lagi sibuk mengejar ketinggalan pelajaran dan tugas – tugas penelitian yang sudah menggunung karena kena skor seminggu di sekolahnya. Rasanya sudah beberapa hari ini aku tak bertemu dengan si tampan yang menggemaskan itu, komunikasi terakhir juga sudah tiga hari yang lalu.

Uhh! aku benar – benar merindukannya!

Hari ini setelah pulang sekolah aku sudah berjanji dengan tante Olive untuk membuat vlog terbaru di channel youtube-nya. Jika nanti aku bertemu dengan Rendy di rumahnya, semenit pun tak akan kulepaskan dia! aku akan terus mengatakan mantra ajaib itu sehingga Rendy juga tak ingin jauh – jauh dariku.

Haha.

Rasanya kemenangan sudah berpihak padaku sekarang! uhh.. nggak sabar banget nanti ketemu sama dia!

Pak Cecep, si wali kelas IPA-5 tiba – tiba memasuki ruang kelas yang sedang ribut minta ampun seperti pasar kebakaran. Dengan tubuh kurus kerempeng dan rambut yang hanya tersisa beberapa helai di kepalanya dia berhasil menarik seluruh perhatian siswa hingga keadaan senyap seketika.

"Selamat pagi, anak – anak. ." sapa pak Cecep kemudian.

"Ini udah siang kali, Pak!" celetuk Burseno yang duduk dipojokan belakang.

Pak Cecep nyengir kuda, "Hehe. . iya, ini emang udah siang! tapi semangat harus tetap semangat pagi dong."

"Alaahh. . kita pagi – pagi mah masih ngantuk pak, siangnya lemes, ehh! malemnya malah insomnia." sahut temanku yang disambut suara tawa hampir semua orang di kelas.

"Ckckck. . iya, gue banget tuh!" sahut teman disebelahnya.

Jessica yang duduk disebelahku juga tekekeh sambil menyikutku, "Kita banget kan, Mell. .. pagi nggantuk, siang lemes, malem begadang nonton drama Korea!"

"Iya, loe mah kayak gitu, Jess! lha, gue? pagi, siang, sore, malem gue konsisten merindukan sepupu loe yang menggemaskan itu. Ahh. . sumpah! gue kangen kelas berat sama dia!"

Jessica memutar bola matanya, "Hallow. .nggak usah lebay kali."

Aku tersenyum memandang Jessica yang terlihat kesal, "Namanya juga kangen, Jess!"

"Ssstt. .! sudah – sudah! kalian ini sudah mau naik ke kelas tiga, tolong belajar yang baik! semua guru mata pelajaran complain dengan keadaan kelas yang katanya sering ribut dan bolos makan di kantin saat jam pelajaran. Nilai kalian juga makin lama, makin merosot aja!" ucap pak Cecep didepan kelas.

"Ahh, bapak kayak nggak tau kelas kita aja! kita – kita ini pemenang banyak piala dalam kategori kelas paling brandal, bahkan kita juara bertahan untuk rekor nama – nama siswa yang paling sering masuk bimbingan konseling."

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang