BAB 55 : CANDLE LIGHT DINNER MENGERIKAN

230 31 21
                                    

Sabtu, 14 Desember 20xx.

2 bulan dan 29 hari telah berlalu semenjak insiden itu, malam itu Joe benar – benar teler hingga dia baru bangun jam 10 pagi dan masih sempoyongan hingga siang. Entah dia pria payah atau itu memang karena dia tak pernah meminum minuman keras. Aku juga tak tahu alasannya.

Aku memandangi luasnya hamparan kebun teh dari belakang villa keluargaku, yap! aku masih disini, aku disini untuk bersembunyi, aku disini untuk lari dari semua masalah yang kutinggal di kota metropolitan itu.

Ribuan detik telah berlalu sejak kejadian itu, ratusan jam terlewat secara sia – sia, karena hingga hari ini, hatiku seolah masih tertinggal disana,

Tertinggal dihati RENDY.

Puluhan hari kulalui dengan mengenaskan, berusaha dan terus mencoba melupakan Rendy. Berusaha kuat dan tetap bertahan hidup melawan sel kanker yang semakin hari semakin mengganas menggerogoti tubuhku. Tubuhku kurus kering, wajahku pucat pasi, dan. . rambutku rontok sepenuhnya tak tersisa sehelaipun, aku botak.

Meski dalam kondisi separah inipun keluargaku tak mengetahuinya sama sekali, papa masih sibuk dengan pekerjaannya di Jepang sementara kak Andre sepertinya sedang mati – matian menyelesaikan skripsinya di New York.

Tapi satu yang masih membuatku kuat, satu hal yang mampu membuat senyuman tetap mengembang dibibirku, aku punya satu alasan besar untuk tetap bertahan, alasan itu bernama JOE SETIAWAN.

Pria usil dan sangat menyebalkan yang kubenci dulu, pria yang setiap malam selalu kudoakan agar lenyap dari muka bumi, nama pria yang selalu kumaki – maki, pria yang kuharapkan tak pernah terlahir dan bertemu denganku di dunia ini, pria yang ingin kutelan hidup – hidup, pria yang. . ARGH. .!

Aku sangat sangat sangat sangat sangat membencinya dulu, tapi sekarang? disaat titik terendah dalam kehidupanku, disaat aku benar – benar membutuhkan seseorang yang selalu mendukungku, pria itu berdiri paling depan dan setia memegang erat tanganku.

Tak pernah sekalipun dia meninggalkanku disaat aku tengah diradiasi atau menjalani serangkaian kemotrapi yang pastinya sangat menyakitkan, dia tetap setia menemaniku. Untuk masalah Joe dengan papanya sudah berakhir ketika dia menceritakan kebenarannya jika aku memang hanya temannya dan aku hanya sebatang kara hidup disini tanpa keluarga, untung saja papanya mengerti dan mengizinkan Joe tetap tinggal disini tanpa membawanya paksa pindah ke Bali.

Selama hampir tiga bulan Joe rela bolak balik Jakarta – Bogor hanya untuk tetap menemaniku, bahkan dia tetap memprioritaskanku diatas segala kepentingannya, Joe tetap bersekolah dan manggung dari café satu ke café lainnya kemudian sorenya dia mengunjungiku di villa.

Jika kondisiku tengah bagus sesekali aku juga masuk sekolah seperti biasanya karena bagaimanapun statusku masih pelajar di SMA Kartini, tapi selama ke sekolah aku tak pernah bertemu dengan Jessica lagi, mungkin saja dia sudah pindah sekolah karena tak ingin bertemu denganku lagi.

Melalui begitu banyak hari dengan pria setulus Joe entah kenapa mampu menggetarkan hatiku, aku sungguh sangat takut kehilangan dia saat ini. Jika dibandingkan dengan Rendy, sudah jelas Joe jauh lebih unggul ketimbang Rendy. Ketika Rendy hanya mampu membuat ribuan janji untuk membuatku bahagia, ketika Rendy berjanji akan terus menggenggam erat tanganku, ketika Rendy hanya mampu mengikrarkan janji yang akhirnya dikhianatinya, Joe justru mampu membuktikannya.

Entah apakah aku mulai menyukai Joe dan perlahan mulai melupakan Rendy, aku sendiri tak tau, yang jelas untuk saat ini aku tak akan mengambil keputusan dengan tergesa – gesa lagi, aku hanya ingin fokus pada pengobatanku, aku juga tak ingin menyakiti Joe karena menjadikannya sebagai pelarian.

"Ngelamun terus. . ." sapa Joe yang membuatku sedikit terkejut karena dia datang pagi hari ini.

Aku menoleh kearah belakang kemudian mengukir sebuah senyuman manis untuk menyambutnya, "Joe. .? tumben banget loe dateng pagi, nggak sekolah?"

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang