Aku mengalihkan pandanganku menatap awan yang masih bergerak menari perlahan diatas hamparan langit biru diatas sana. Mencoba mencari jawaban dari pertanyaan Rendy barusan.
"Apa hubungan ini terlalu kita paksakan, Mell?"
Apakah ini terlalu memaksa? apakah kita masih bisa bersama – sama meskipun dari latar belakang yang berbeda? tapi, jika Rendy bukanlah takdirku untuk apa tuhan mempertemukan aku dengannya? untuk apa tuhan menganugrahkan cinta ditengah – tengah kita?
Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta dan cinta yang kudapat bukanlah cinta yang mudah melainkan cinta ditengah – tengah pilihan rumit.
"Meskipun hubungan ini terkesan dipaksakan, tapi satu yang nggak bisa aku ingkari, Ren.. yaitu perasaan sayang aku ke kamu!" ujarku "Aku tau ini nggak akan mudah untuk kita berdua, tapi aku akan tetap pegang tangan ini dan berkata aku tetap mencintaimu. .,"
Rendy langsung memelukku, "Aku adalah pria bodoh yang beruntung mendapatkan cinta itu, aku terlalu takut untuk melukai kamu bahkan tanpa aku sadari ketakutanku itu telah menyakitimu, Mell. Tapi tetap, untuk saat ini kita nggak punya pilihan lain!"
"Iya, aku ngerti! nggak papa kalo kita harus ketemuan diem – diem, nggak papa kalo kita jarang bisa quality time. Tapi dibalik semua kekurangan dalam hubungan kita ada satu hal yang bakal aku pegang teguh yaitu perasaan sayang aku ke kamu, Ren. I Love You. .," ujarku membalas memeluknya erat.
"Mungkin kita emang harus jarang ketemu setelah kembali sekolah nanti, maka dari itu seminggu ini kita bakal full dating!" ujar Rendy setelah melepaskan pelukannya.
"Full dating?!" tanyaku memastikan.
"Iya, aku akan menghabiskan seminggu penuh ini sama kamu, Mell. .,"
"Nggak sambil belajar kan?" tanyaku.
Rendy tersenyum, "Iya, nggak sambil belajar deh! tapi setelah kita masuk sekolah normal lagi harus ada sehari dalam seminggu kita quality time bareng dengan belajar. Deal?"
"Ok! deal!"
Aku tersenyum memandangnya, dari pada pusing memikirkan masalah disekeliling hidupku dan hidupnya lebih baik aku menutupinya dengan seutas senyuman yang membuatku terlihat baik – baik saja.
***
Setelah menyelesaikan soal – soal latihan di buku paket matematika akhirnya Rendy mengantarku pulang, mesin mobilnya terhenti tepat didepan pintu gerbangku sementara aku masih belum puas memandangi ketampanannya yang luar biasa.
Uh! kenapa dia harus terlahir setampan ini?
"Kamu nggak mau turun?" tanya Rendy.
Aku menggeleng sembari terus memandangi wajahnya, "15 menit lagi . ." ujarku menawar.
"Masih betah jalan sama aku ya?" tanyanya dengan ekspresi menggoda.
Aku manggut beberapa kali, "Kalo tau bisa senyaman ini sama kamu, dulu aku nggak bakal menghidar kalo ketemu kamu. .,"
"Menghindar? jadi dulu kamu selalu cari – cari alesan setiap ketemu aku? papa kamu ulang tahun, naik haji, tetangga kamu perakit bom, semua itu bohong?" tanya Rendy.
"Iya, bohong! itu cuma modus biar bisa menghindar dari kamu tapi sekarang aku nggak akan menghindar dan kamu bersiap – siap aja diintilin stalker sejenis aku!" ujarku tersenyum puas.
"Kamu keliatan cantik waktu senyum begitu. ." puji rendy membuatku salah tingkah.
"Ah ya. . hm.. kayaknya ini udah 15 menit, aku pergi. ." ujarku yang mulai merasa agak canggung dipuji Rendy tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valentine Flower In December✓
Teen Fiction[TAMAT] [BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA ^^] Apa yang akan terjadi jika mellyna si cewek gerogian jatuh cinta dengan selebgram ganteng plus jenius dari sekolah favorit saingan sekolahnya? kisah mereka bermula dari pertandi...