BAB 3 : SI TAMPAN YANG BERBAHAYA

396 38 11
                                    

Joe berusaha melindungiku dari lemparan batu yang sudah seperti hujan, mulai deras dan tambah besar ukurannya. Aku ketakutan dalam dekapan joe yang terlihat kesakitan menahan pedihnya lembaran batu yang mengenai tubuhnya

"Ada apa ini?" tanya rendy keheranan yang baru keluar dari klinik

"Ohh! rendy?" semua fans fanatik rendy langsung menghentikan aktifitas brutalnya terhadapku

"Kenapa semuanya berkumpul disini? ada apa?" tanya rendy masih bingung

"Nggak ada apa – apa kok ren, kita – kita cuma sekedar ngumpul aja" dusta seorang wanita bergaya sok cantik itu

Meski aksi lempar melempar batu itu sudah usai, tapi joe masih mendekapku. Dia terlihat merintih kesakitan,

"Joe, loe nggak papa kan?" tanyaku langsung. Duh! begonya sudah jelas – jelas dia meringis seperti itu.

Joe tak menjawab, ia menggeleng perlahan padaku padahal mimik wajahnya sangat jelas menunjukkan kesakitan yang tengah ia rasakan

"Loe nggak luka kan?" tanya joe balik

"Ehh! kayak ada orang dibelakang kalian?!" tanya rendy yang mungkin melihat keberadaanku dibekalang fans – fansnya yang berusaha menyembunyikanku

"Nggak! nggak ada siapa – siapa kok!" bantah salah satunya

"Tapi kayaknya ada, coba minggir sedikit" pinta rendy sehingga para wanita yang berdiri menghalangiku merenggangkan jarak mereka

"Loh! ini kan anak Kartini? kenapa mereka berdua ada disini?"

Aku menatap rendy sebelum sebutir air mataku menetes jatuh

***

Kejadian di SMA Tri Sakti kemarin menambah daftar buruk hubungan diantara kedua belah pihak. Sekolahku mengajukan keberatan atas prilaku murid – murid Tri Sakti sementara pihak sana masih membantah adanya perkelahian.

Huhh!! sudahlah! aku tak mau membahas ataupun mengingat kejadian mengerikan itu!

"Mellynaaa . .!!"

Gedubrakk!

Jessica berlari dan melompat sekaligus kearahku yang sedang duduk santai di taman sekolah.

"Ya ampun jessy!"

"Gosip itu bener?! loe diserang anak Tri Sakti kemarin? tapi loe nggak papa kan? nggak ada yang luka kan? loe baik – baik aja kan?" sembur jessica langsung padaku. Seperti biasa, dia memang seperti wartawan

"Iya jess, gue baik – baik aja kok! cuma . ."

"Cuma kenapa? apa mell? apaa?" tanyanya nggak sabaran

"Kasian joe"

"Lha? kok malah jadi si joe?" tanya jessica tak paham

"Iya, dia yang ngelindungin gue dari amukan anak Tri Sakti kemarin" jelasku

"Syukur deh! kalo sahabat kesayangan gue nggak papa" dia memelukku

"Iya gue baik kok jess. Loe nggak usah lebay napa"

"Gue lebay kayak gini, karna gue sayang loe tau!" omelnya

"Oh iya, gimana – gimana?" cerocos jessica lagi

"Gimana apanya?" aku malah kebingungan

"Yaa, cerita dong! kenapa bisa sampe bentrok lagi sama anak Tri Sakti?" tanya jessica penasaran

"Ceritanya panjang bangeettt . ." ujarku

"Sepanjang apa? jalan tol? gue jabanin!"

Aku menatap jessica sebelum mulai bercerita, kuceritakan mulai dari mimpi aneh itu sampai benar – benar bertemu dengan si "tampan" bernama rendy itu yang mumbuatku diamuk oleh penggemar fanatiknya itu

Valentine Flower In December✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang