#9

7.3K 293 2
                                    

'Apa ini,apa yang dilakukannya disana?dengan siapa dia?' Batinku penasaran.
----------------------------------
Aku memarkirkan mobilku dan turun menghampirinya, "Lily,sedang apa kau?kenapa tidak kekampus? Ini kenapa bawa koper segala? Pria ini siapa?" Kataku memborong pertanyaan. Tiba tiba sorot matanya menjadi sendu, "kami diusir,mereka sudah tau kalau kami bukan manusia biasa,dan ya ini adikku Abraham" katanya sambil mengehela nafas.

"Poor Lily,tapi itu bagus kalau kalian diusir,sungguh kebetulan sekali" pekikku kegirangan,dia mengangkat sebelah alisnya "apa maksudmu,bagaimana bisa kau bahagia saat kami diusir" katanya kesal.

"Tentu saja aku bahagia. Jadi tidak perlu permisi pada ibu pantimu dulu,karena,aku ingin mengajakmu tinggal bersamaku,aku menunggumu dikampus untuk membicarakan ini,tapi kau tidak datang." Katamu berdecak sebal. Dia mengerutkan keningnya, "tenang,aku tidak bersekongkol dengan ibu pantimu untuk mengusirmu kok" sambungku.

"Tapi Val,aku tidak bisa,maaf" katanya sambil menunduk.

"Tapi bagaimana ini ya,aku terlahir tidak untuk menerima sebuah penolakan,jadi kau harus,suka atau tidak. Ayo Abraham,kakakmu keras kepala" Aku menarik lengan Abraham dan dia menarik koper merek, "ayo kak" katanya memanggil Lily.

David pov.
'Drew,keruanganku sekarang' aku memindlink Andrew

     "Ada apa Dav?","kau masih ingat gadis yang semalam kau bilang?","ah ya gadis aneh itu,tentu aku ingat. Memangnya kenapa dengan si aneh itu?" Dia bertanya dengan polosnya,ingin ku cabik saja mulutnya agar tidak mengatai gadisku lagi. Ya dia sekarang menjadi gadisku.

    "Cari tau tentangnya. Dan ya,jangan mengatai dia aneh lagi atau kau tidak akan bisa bicara lagi," kataku datar. Dia pergi meninggalkanku dengan kerutan dikeningnya.
Sungguh,sekarang aku sangat penasaran dengannya,bagaimana bisa tidak ada penjelasan apapun tentangnya selain itu,apa dia agent rahasia,atau mungkin mafia,..
'Kau mau mati hah,mengatai mateku seorang mafia? Enyahlah fikiranmu itu'  ancam Adam
   'Yayaya maafkan aku. Tapi ini memang aneh,bagaimana bisa dia tidak memiliki identitas selain itu, tidak mungkin' , 'ya kau benar,mungkin dia menyembunyikan identitasnya' tebaknya,dan sepertinya itu benar.
  
   Dan yang bisa kulakukan sekarang adalah menunggu hasil dari Andrew, karena pekerjaan kantor sudah menunggu sedari tadi.

   Val pov
  "Baiklah,inilah tempat dimana kita akan tinggal,kuharap kalian menyukainya. Ayo,aku akan tunjukkan kamarnya" aku menarik tangan Lily menaiki tangga dengan sangat antusias, dan Abraham menyusulnya di belakang.
  
    "Kamarku yang ujung kiri,kamarmu yang ditengah,dan kamar Abraham diujung kanan. Lumayan berdebu,jadi karena ini masih siang,kita juga tidak ada kelas lagi,sepertinya kita akan berbenah. Dan aku ingin mengganti suasana kamarku,kalau kalian ya terserah."
   "Emm, kak,ini diletakkan dimana ya?" Tanya Abraham dengan canggung sambil melirik koper koper mereka.
    "Taruh saja disitu dulu,karna kita akan pergi untuk belanja keperluan kamar baru. Kalian juga perlu merubah kamar sesuai keinginan kalian. Ayo,kita harus cepat,kalau tidak bisa kena macet. O ya,panggil aku sissy(kakak),aku akan memanggilmu Abram"
   
    Huh... sepertinya memang sudah kodrat wanita kalau berbelanja lama,kami selesai setelah berjalan selama 4 jam, "aku lapar nih,makan dulu ya,kalian juga pasti lapar" kami masuk kesalah satu restoran terbesar,aku dapat melihat Abram sangat antusias,dia juga memesan banyak makanan yang tadinya sempat dilarang oleh Lily,dan tidak berguna.
   "Sudah kukatakan,jangan memesan terlalu banyak. Lihat,Vali harus mengeluarkan banyak uang hanya untuk makan saja," sungut Lily saat memasuki rumah.
    "Maafkan aku,aku tidak tau kalau makanan disana semahal itu. Kau jadi harus mengeluarkan uang banyak sekali,maaf kan aku," kata Abram sambil menunduk.
  'Apanya yang mahal,hanya US$750. Itu sih masih biasa' batinku. "Tidak apa Abram,aku juga tidak keberatan, tidak perlu minta maaf oke. Dan Ly jangan memarahinya,dia kan memang menginginkannya,tidak masalah kok. Lupakan saja oke,lebih baik kita berbenah kamar." Aku menarik Lily menjauh agar tidak memarahi Abram lagi.
    "Jangan memanjakannya Val,itu akan merepotkan,aku juga tidak enak padamu" kata Lily sambil menelusuri kamarnya.
   "Tidak apa,aku juga senang punya adik laki laki,itu impianku. Dan dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri,dan kau sudah seperti saudaraku sendiri,jadi jangan sungkan ya," kataku dan merangkulnya,lalu dia tersenyum.
  
    "Selamat berbenah,aku juga akan." Aku berjalan keluar dan menutup pintunya. Kulihat Abram masih berdiri didepan pintunya. Aku menhampirinya "ada apa lil bro?" Tanyaku,dia melihat kearah kamar Lily, "sudah,dia tidak marah lagi, jadi jangan sedih oke, lebih baik bersihkan kamarmu juga. Dia tidak akan bersih kalau kau hanya dipintu saja" kataku sambil tersenyum,dan dia pun masuk kekamarnya.

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang