Val pov.
Tidak terasa sudah hampir seminggu aku disini,rasanya baru kemarin aku datang,besok udah mau pulang aja."Dad,aku kerumah Ed ya" teriakku dari depan pintu.
"Bisa tidak sih jangan teriak teriak. Tidak sopan perempuan begitu" kata mom yang muncul dari arah dapur.
"Baiklah,lain kali tidak. Kalau begitu aku pergi ya" kataku jengah.Seperti biasa,aku berlari dari rumah kerumah peter,aku sangat rindu pada pria tampan itu. Aku melenggang masuk kekamarnya dan duduk diatas ranjangnya. Kamarnya masih sama. Aku sangat merindukan kamar ini.
Setelah hampir setengah jam aku berguling guling diatas kasurnya. Aku dengar pintu terbuka,aku menyembul kan kepalaku dari balik selimut. Peter ku datang.
Aku melompat dari tempat tidur.
"Ed,aku sangat merindukanmu" aku memeluknya erat.
"Kau siapa?" tanyanya.Aku melepas pelukanku.Apa dia lupa padaku. Tidak mungkin dia lupa.
"Kau lupa padaku Ed?" tanyaku. Dia menatapku bingung. Dia benar benar melupakanku. Aku tertunduk sedih.
"Bukan siapa siapa. Seharusnya aku tau kalau kau akan melupakanku" kataku sendu. Aku berjalan keluar, tapi ada yang menahanku. Dia menarikku dan memelukku."Tidak mungkin aku melupakanmu bodoh" katanya. Aku tersenyum saat mendengarnya,tapi sedikit tidak terima saat dia memanggilku bodoh.
"Aku tidak bodoh Ed" kataku.
"Kau bodoh val. Buktinya kau percaya begitu saja" ledeknya. Aku meninju perutnya dan tidak berefek apapun.Kami berjalan ditaman belakang rumahnya,yang dulu menjadi lokasi bermain kami. Tidak banyak yang berubah,hanya saja bunganya makin banyak.
Dia mengambilkan aku setangkai mawar hitam. Itu bunga favorite ku. Dia menanam ini untukku,katanya untuk persediaan kalau suatu hari stok mawar hitam habis. Konyolkan.
"Kemana aunty dan paman?"
"Sedang berbulan madu" jawabnya kesal. Aku tertawa mendengarnya.
"Jangan bilang kau belum bertemu matemu" tanyaku menyelidik. Dia tertunduk sedih."Ada apa? Cerita padaku"
"Aku sudah bertemu dengannya. Dia cantik. Putri seorang Alpha. Saat dia tau aku hanya wolf biasa,dia menolak ku dan pergi dariku" jawabnya sendu.Berengsek,wanita mana yang berani menolak pria tampan ini. "Kau akan bertemu dengan wanita yang pantas untukmu Ed" kataku yakin. Dia hanya menganggul kecil.
-.-.-.-..--
"Dad,mom vali balik ya. Sekali kali berkunjung dong kesana" kataku. Dad mengelus puncak kepalaku lalu dia menciumnya.
"Baiklah tuan putri,lain kali kami akan datang kesana" jawabnya. Daddy menghampiri Abram."Kau sudah menjadi bagian keluarga kami. Kau satu satunya pria disana. Aku harap kau bisa menjaga putriku" kata dad,yang diangguki antusias oleh abram.
"Baik paman. Aku akan menjaga kak Vali. Paman tenang saja,tidak akan ku biarkan seorang pun menyakitinya" katanya dengan pasti,dad tersenyum padanya.
"Bukan hanya dia saja yang harus kau jaga.Kau pun harus menjaga putri ku yang baru itu" kata daddy melihat kearah Lily,Lily tersenyum hangat. "Dan lain kali panggil aku daddy saja" katanya lagi yang diangguki oleh Ab.
"Baiklah dad,kami pulang ya" kata Abram memeluk daddy.
"Kami pulang daddy. Jaga kesehatan ya" kata Lily dan menemui mom.
"Kami pulang mom. Jaga kesehatan juga ya" katanya.Aku berjalan menghampiri Arthur, "Aku pulang. Sering sering datang ya. Akan sangat merindukanmu. Sering menghubungiku ya" kataku sendu. Dia mencium pipiku. "Hati hati. Aku juga akan sangat merindukanmu." katanya.
"penampilan kami bagus kan Ar" tanyaku dan dia mengacungkan dua jempol.
"Selama matemu kalian tidak melihat kalian pakai baju begini, ya kurasa baik baik aja sih" katanya. Ya mereka gak akan lihat dong,kan gue gak ngabarin bakalan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Queen.
RandomLuar biasa,jauh dari rumah,hidup sendiri, bertemu banyal orang beda. Belum lagi kenyataan aku punya 2 mate dan ternyata masih ada 1 tambahan lagi. Mereka datang dengan segala ketampanan dan kekuasaannya. Tapi aku tau kalau aku hanya akan memilih 1 d...