"Ah ya,akan ku beri namaaaa...."
Val pov
"Itu rahasia maira,bagaimana pun juga kan aku harus berunding dengannya dulu,""Iya nona muda Vali. Ah ya,bagaimana jika panggilan Vali saja," serunya sambil dia menjentikkan jarinya di depan wajahnya.
Aku mengerutkan keningku,"bagus juga,terdengar lucu. Ah,ya maira,aku akan pergi kerumah Peter untuk berpamitan,toling bereskan sisanya ya", aku mengedikkan sebelah mataku padanya dan berlari keluar,dia hanya membalas dengan senyuman.
David pov
Aku menutup berkas berkas sialah yang sudah mengurungku hampir 5 jam di ruangan ini,dan berjalan menuju kamarku.
Setelah selesai mandi aku langsung menghempaskan tubuhku yang memang sudah sangat kelelahan,huh.. rasanya mandi pun tidak mengangkat sedikit pun kelelahanku.
'Jika ingin begitu,seharusnya kau segera cari mateku,astaga... aku juga harus ikutan lelah karena mu. Mencari mateku saja lama sekali' geram Adam dikepalaku.'Mate mu huh??. Mate kita.kita. Sudahlah,jangan merepet terus lama lama kepalaku pecah. Sial nya diriku punya wolf sepertimu,tidak pengertian sekali' balasku,dan segera memutuskan mindlink. Karena aku tau si bodoh itu akan terus merepet tidak jelas arah.
Tapi Adam benar juga,aku sekarang sudah 24 tahun,Alpha terkuat,pack terbesar,pria tertampan,tapi belum menemukan mate nya. Memikirkan kesialan membuatku mataku berat,dam wussshhhhh kegelapan datang.
Val pov
Aku dan peter(kupanggil Ed Jika berdua)bersahabat sejak kecil,keciiiiiil sekali,jadi jangan heran jika aku langsung nyelonong masuk ke kamarnya. Dan surprise dia baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang kokohnya itu.
Yeah ku akui,dia memang tampan dan sexy. Oh astaga Valerie,buanglah otak mesummu itu kedasar neraka dan mintalah otak baru pada Moon Goddes otak yang baru,aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
"Valerie,apa yang kaulakukan. Susunan otak mu bisa berpidah jika kau melakukannya terus. Itu akan semakin menyulitkan hidupmu" teriak peter dari depan pintu kamar mandinya.
'Sibodoh itu masih disitu dengan handuknya,dan dengan santainya mengataiku seperti itu,dasar..' teriak batinku. "Sudahlah,pakai bajumu,ada yang akan kubicarakan" aku melenggang masuk kekamarnya dan duduk di pinggir ranjangnya.
"Kau memintaku memakai baju dan kau duduk santai disini? Kau mau melihatku berpakaian ya?" Seringai setannya muncul seketika.
'Sialan,beraninya dia menggodaku' teriak batinku. "Kalau kau mau pakaian didepanku tidak masalah,aku juga sudah sering melihatmu telanjang sedari kecil dulu" aku menaikkan sebelah mataku,dan sebelah sudut bibirku ikut terangkat.
Sial,dia benar benar berpaian didepanku, "pakai bagian itu di kamar mandimu bodoh" kataku setengah berteriak saat dia hendak menurunkan handuk yang ada di pinggangnya. Dia masuk ke kamar mandi dengan seringai setannya itu,dan tak lama kemudian dia keluar.
"Jadi Ar,hal penting apa yang membawamu datang kesini" dia bertanya dengan wajah seriusnya,aku menghela nafasku,aku akan merindukan wajah itu.
"Ed,aku akan pergi. Daddy memutuskan agar aku kuliah di Amerika,sejujurnya aku tidak mau,hanya kau teman yang ku punya,tapi aku tidak punya pilihan lain,bagaimana ini,aku tidak suka harus jauh,aku tidak suka harus jadi dewasa,aku tidak suka harus pergi,aku tidak suka harus memulai dari awal lagi,tidak suka dengan orang baru,tidak dengan lingkungan baru,dan hal baru lainnya" kataku sambil terisak.
Dia menatapku sangat lekat,aku tau,itu artinya dia mengharapkan kalau aku pasti sedang akting. Sampai akhirnya dia menghela nafasnya berat,menandakan bahwa aku sedang tidak berbohong. Dia memegang kedua bahuku,dan membuatku menghadapnya.
"Dengarkan aku Valerie,kau gadis terhebat yang pernah kutemui sampai sekarang,kau pasti bisa melakukan semua itu. Ingat tidak,saat pertama masuk sekolah,aku mendengar mereka berbisik namamu saja aku sampai bergidik ngeri,mengingat sekolah itu milik keluargamu,dan aku dengar tidak ada yang berani menatapmu. Memang awal melihatmu aku berfikir kau gadis yang angkuh,tapi setelah tau bagaimana dirimu,aku senang bersahabat denganmu,bahkan jika saja aku bukan warewolf yang akan memiliki mate,mungkin aku akan melamarmu setamat sekolah." Aku mengerutkan keningku, menatapnya tidak percaya,apa tadi dia bilang,melamar???
"Jika keningmu begitu terus kau terlihat seperti seorang nenek," katanya sambil mengusap keningku lembut,aku akan merindukan ini juga. "Yah,mungkin aku sudah memiliki perasaan lebih dari seorang sahabat padamu,tapi tenang saja,aku tidak akan merantaimu disini hanya karena kau tidak membalas perkataanku" sambungnya dengan seringai setannya lagi.
"Mengingat kita hanya berdua disini,perkataanmu tadi malam membuat ku takut lho" ,aku bergiding ngeri,dan dia hanya tertawa kecil. "Besok antar aku kebandara ya," kataku sambil memeluk lengannya. Dia hanya mengangguk.
Peter pov
Jika ditanya bagaimana perasaanku mendengarnya akan pergi,hatiku sangat berat,aku tidak rela,karena sekarang aku tidak lagi menganggapnya sebagai sahabat,tapi sebagai seorang wanita. Yah,aku jatuh cinta padanya,sejak aku masuk sekolah High school.
Aku sedikit lega karena sudak menyampaikan isi hatiku,aku tidak terlalu berharap bahwa dia akan membalas perasaanku,dengan dia mau berteman denganku saja aku sudah sangat senang. Tapi mengingatnya akan pergi jauh,agak menyedihkan memang,ntahlah,aku tidak tau kenapa merasa seperti ini,agak aneh memang,mengingat dia bukan mate ku.Val pov.
Aku menarik nafasku dalam dan menghembuskannya perlahan,aku sudah bertekat tidak akan menangis,aku menarik koperku keluar dari kamar.
Jika biasanya aku suka warna yang mencolok,sekarang aku justru tidak ingin melihatnya lagi,jadi sekarang hanya seperti ini.
Baju yang kubawapun hanya yang berwarna hitam,putih,dan warna gelap yang ku punya.
"Omi,tumben sekali memakai baju warna seperti ini,tidak biasanya" tanya Arthur yang tiba tiba sudak ada disampingku. Aku tak tau harus jawab apa,jadi hanya mengedikkan bahu saja.Dalam perjalanan ke bandara tidak ada satu orang pun yang membuka mulut,aku pun tidak berniat mengatakan apa apa.
'Huft.. akhirnya sampai,tadi seperti sedang ada di pemakaman saja,sunyi sekali' teriak batinku lega. Aku pun sangat lega,kulihat Ed sudah ada disana,ku tarik koperku kearahnya, "hai,sudah lama menunggu?"
"Tidak juga,aku pun baru sampai. Sepertinya tadi suasananya tidak enakya,??" tanyanyasbil melihat kebelakangku,aku mengerti maksudnya,jadi aku hanya mengangguk..
Sial.... apa apaan ini, teriak batinku saat mendengar suara itu.
⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪
Halo hola...
Semoga masih setia buat baca cerita aku yaaa...
Maaf kalau gaje..
Hihihi
Selamat baca.. ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Queen.
RandomLuar biasa,jauh dari rumah,hidup sendiri, bertemu banyal orang beda. Belum lagi kenyataan aku punya 2 mate dan ternyata masih ada 1 tambahan lagi. Mereka datang dengan segala ketampanan dan kekuasaannya. Tapi aku tau kalau aku hanya akan memilih 1 d...