#15

5.1K 201 1
                                    

    "Sudah dev,jangan tertawa terus" pekikku kesal, saat aku ingin menjewer telinganya, tiba tibaa, 'aroma ini, aku kenal aroma ini,sangat nyaman' batinku, aku menutup mataku sambil memejamkan kedua mataku.

    "Ada apa? Kenapa malah diam? Kau baik baik saja?" Tanya Dev yang mengganggu ketenanganku.
   Aku menatapnya sinis, "astaga,kau meng...." ,belum aku menyelesaikan ucapanku, tiba tiba..
     Tok...tok...tok
   "Duduk disini okey,aku akan bukakan pintu sebentar" ucapknya dan mengecup keningku aku hanya tersenyum. 'Astaga, kali ini pun jantungku tak terkontrol' batink kaget.
   
Someone pov.
   "Sial,pagi ku yang seharusnya untuk bekerja harus kusiasiakan untuk mengantar iblis kecil ini," gumamku frustasi.

    "Heii,anak kecil,cepat sedikit,aku masih ada banyak pekerjaan" teriakku dari lantai bawah ' jika tau begini, lebih baik aku yang kekantor, dan Luc yang mengantarnya' batinku kesal.

    "Aku siap" teriaknya dengan senyum selebar wajahnya.
    "Jangan tersenyum,kau malah terlihat menyeramkan" kataku.
       "Sialan kau. Kau tau B,aku sangat tidak sabar untuk masuk sekolah, kau tau kan itu sekolah Immortal terbaik, pasti muridnya mengagumkan,kira kira aku akan punya geng tidak ya, kalau ada bagusnya seperti apa ya. Semoga yang mengajar gurunya tampan, semoga banyak murid prianya yang tampan." celotenya panjang lebar.

    Aku memutar bola mataku malas, "percuma kalau mereka tampan, toh bukan matemu kan" jawabku.
    "Kau ini,menyebalkan sekali, selalu tidak bisa melihatku senang".

    Aku mengantarnya menuju ruangan kepala,bagusnya tidak butuh waktu lama untuk memasukkan iblis kecil ini.
    "Belajar yang benar. Aku pulang" kataku dan berjalan pergi.
   "Nanti jangan lupa jemput aku yaa" katanya setengah berteriak.

    Aku membalikkan badanku dan menatapnya tajam, dan dia hanya tersenyum bodoh,memangnya dia fikir aku supirnya,seenaknya minta antar jemput. Saat aku melewati sebuah ruangan, aku mencium aroma gardenia milik Valerie, aku sangat yakin kalau ini dia. Aku mengetuk pintunya dan seorang pria membukanya.

      "Ada apa?" Tanyanya.
   "Apa diruangan anda ada seorang wanita?"
  Bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah melihatku dari bawah sampai atas, "tidak" jawabnya.
   "Tapi aku mencium aroma mate ku disini".
    "Ini sekolah,kalau mate mu sekolah disini,dia bisa berada dimana saja, dan aromanya menyebar".

   "Baiklah" kataku dan melangkah pergi. Tapi aku tidak salah,ini benar benar aroma milik Valerie. Berarti dia bersekolah disini juga. Jadi aku menelfonnya, 'betapa indahnya pagi ini kalau bisa bertemu dengannya'

    'Benar,aku juga sangat merindukan nya,rasanya sudah berpisah sekian abad' balas wolf ku.
   'Dasar lebay,kita baru bertemu semalam, apanya yang seabad'
    'Sudahlah,kau mamang tidak mengerti,dasar es' geramnya dan memutuskan mindlink.
     *hallo* kata seorang bidadari di seberang sana.
     *hai.bagaimana kabarmu hari ini sayang? Dan sedang apakah?*..... *honey,kau berkuliah dimana?*..... *wah kebetulan sekali aku juga sedang disini kalau tidak keberatan mungkin kita bisa sarapan bareng*,..... *baiklah,aku tunggu di pintu depan ya,see you honey*.

Val pov
   "Siapa yang datang" tanyaku pada Dav.
   "Hanya orang tak penting. Aku pun tidak kenal. Dia bilang kalau dia mwncium aroma matenya disini. Dasar aneh" jawabnya.
 
    'Apa mungkin yang tadi itu memang dia? Tapi kenapa bisa ada disini?' Batinku. Dering handphone ku mengalihkan perhatianku, terpampang jelas dilayarnya sebuah panggilan masuk dari nomor baru.

      Aku segera mengangkatnya, mungkin saja penting.
     *hallo*
    *hai. Bagaimana kabarmu hari ini sayang? Dan sedang apa kah?* kata seorang pria dengan suaranya yang sepertinya tidak asing bagiku.
     *aku baik hari ini,aku sedang kampus* ..... *aku kuliah di IM World Univ.* ....... *tidak masalah*  ..... *oke*.
  
     Dugaanku benar,ini suaranya, ntah mengapa,aku jauh lebih senang berbicara dengannya. Dan sekarang sepertinya aku harus sangat berusaha agar bisa pergi dari sini.

    "Dev,kalau tidak ada hal penting lagi, aku harus pergi"
     "Kau akan kemana?."
   "Dasar aneh. Aku kuliah disini,jelas aku ada kelas sekarang" kataku berdecak sebal.
      "Ah ya benar,aku lupa. Tapi tidak bisakah kau tidak masuk,aku sedang ingin bersamamu" katanya memelas.

     Aku memutar bola mataku, "kau ini, kalau daddy sampai tau,dia akan menarikku kembali ke Inggris" bohongku.
    "Baiklah baik,belajar yang baik amour,sampai berjumpa nanti" katanya dan mencium keningku lagi.
     "Astaga,seenaknya saja mencium keningku"
    "Apa itu salah. Kau mateku,hidupku, pujaan hatiku,apa yang salah dari itu. Atau kau ingin aku mencium bibirmu?" Jawabnya tanpa rasa bersalah.
    "Awas kalau kau berani,aku akan membunuhmu Wesley" ancamku.
    "Kalau pun aku mati,setidaknya aku mati ditangan bidadari" katanya sambil mencium pipiku lagi. Sial, jantungku tidak terkontrol,bisa bisa aku mati berdiri disini.

    "Wah amour,pipi mu merah,kau lucu sekali" katanya sambil mencubit kedua pipiku.
    "Lepas lepas,dasar penggoda. Aku pergi" kataku sambil berlari. 'Astaga, aku bisa mati jantungan kalau didekatnya terus. Kenapa dia jadi semanis ini' batinku.
  
    "Hai. Kelamaan ya" kataku dengan nafas terengah-engah.
  "Tidak masalah.Sebaiknya tenangkan dirimu dulu,ambil nafas pelan pelan, rileks,tarik lagi,keluarkan lagi,tarik lagi,keluar,tarik,keluar,tarik,kel.." katanya terus menerus.

     "Cukup,memangnya aku mau melahirkan?" Pekikku sebal.
    Dia hanya tertawa dengan polosnya, 'astaga, aku punya dua mate dan keduanya sama gilanya' teriak batinku.

   Aku merasakan dia menggenggam tanganku. "Ayo,kau pasti belum sarapan. Makanya pagi begini pun kau cepat sekali marahnya" tebaknya yang kebetulan benar.

    Aku hanya memicingkan mataku padanya. Dan dia tersenyum lagi. 'Apa dia memang tersenyum terus' batinku penasaran.
    'Untung saja kalau dia tersenyum manis, kalau tidak,mungkin aku mati karena kesal' ucap Tryn tiba tiba.
   'Yah kau benar,masih mending kalau satu orang,kini kita punya 2 mate yang gila' balasku dan dia tertawa.

David pov
   'Alpha,ada rogue yang menyerang perbatasan' mindlink Andrew betaku.
    'Hah ini akan menyenangkan, tangkap semuanya hidup hidup' balasku.
    Aku bangun dari tempat dudukku, 'sudah lama sekali aku tidak bermain main' batinku menyeriangi.

    'Astaga,apa kau tidak bisa berhenti bermain? Itu hanya akan menimbulkan masalah di kemudian hari' geram Adam wolfku.
    'Kau saat disini saja mengatakan berhenti, tapi kalau kita sudah mulai, bahkan kau jauh lebih menikmati dari pada diriku' balasku mengejek.
    'Itu namanya bawaan naluri' elaknya.

   Aku memutar bola mataku,'yah, terserah kau sajalah. Go to the hell.' Dan aku memutuskan mindlink.
  
⚪⚪⚪⚪⚪⚪
    Good nite..

Selamat menikmati reader..

   See ya soon
   

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang