#42

3.9K 148 7
                                    

Dave pov.
       Tok...tok...tok...
     Kali ini terlalu keras dan tidak sopan untuk sebuah ketukan. Ini lebih terdengar seperti sebuah gedoran. Aku turun dari ranjangku dan melangkah kepintu dengan langkah lebar. Amarahku sudah sampai diubun ubun.

    Aku membuka pintu dengan kasar. Tapi naas,amarahku tak dapat tersalurkan saat melihat siapa yang sedang berdiri didepanku. Aku menarik nafas dalam,dan menghembuskannya perlahan.

     "Ada apa mom?" tanyaku lembut. Kali ini pasti ada hal penting. Karena biasanya dia tidak mau melelahkan dirinya untuk berjalan kekamarku yang kebetulan ada dilantai 2. Katanya itu melelahkan.

    "Bisa kita bicara?" tanyanya.
   "Tentu saja. Aku selalu punya banyak waktu untukmu" jawabku.

     Kami berjalan menuju ruang santai diseberang kamarku. Aku duduk disebelahnya.

    "Apa kau sedang ada masalah? Kau kembali seperti dulu lagi. Kau bermain perempuan lagi" air wajahnya berubah menjadi sendu.
   "Tidak ada. Putramu ini baik baik saja. Semua terkendali" jawabku yakin.

    "Bagaimana dengan matemu? Kau belum juga menemukannya?" dia menatapku sungguh sungguh.
   "Aku sudah menemukannya mom" jawabku pelan namun yakin.

  Wajahnya berubah datar dan dingin, seperti sedang menahan amarah.
    "Kau sudah menemukan matemu, tapi kau malah bermain dengan perempuan lain." katanya pelan tapi terdengar menusuk.

   "Kami sedang tidak baik" gumamku.

     Mom menatapku tak percaya, "hanya karena hubungan kalian tidak baik bukan berarti kau bebas bermain perempuan lain. Apa kau tidak tau caranya memperbaiki sebuah hubungan?" nada suaranya mulai meninggi.

   "Tapi ada masalah yang lebih serius lagi mom",dia hanya diam menunggu penjelasan selanjutnya, "dia memiliki 2 mate. Mateku memiliki 2 mate" ujarku frustasi.

    Mom menatapku tak percaya, "bagaimana bisa?", aku hanya mengedikkan bahu.

   "Tapi bukan berarti kau bebas seperti ini. Kau sepertinya sudah yakin tidak akan dipilih olehnya. Jadi menyerah sajalah atas dirinya,dan serahkan dia pada matenya yang lain", ini terdengar sarkastik,benar benar tega.

   Aku berdiri tegap, "tidak akan. Dia mateku,hanya milikku,tidak seorang pun bisa memilikinya" jawabku tegas.

     "Jadi sekarang pergilah dan bawa dia kemari. Jangan sampai aku menikahkanmu dengan salah satu omega disini. Pergi sana" teriak mom. Aish... tega sekali padaku.

    Aku berjalan menuruni tangga, andrew berdiri ditepi sambil cengengesan.
    "Kau sepertinya sudah bosan hidup sampai membuat mom marah besar" ledeknya.

     Aku menendang tulang keringnya, membuatnya sedikit mengaduh, "diamlah sebelum nyawamu melayang dipagi yang suram ini.",aku berlalu menuju meja makan.

    Pagi ini hanya ada aku,andrew dan Louisa dimeja makan. Ini baik. Jadi mom tidak perlu menatap nyalang padaku selama sarapan,yang akan membuat perutku tiba tiba mual dan tak bisa menerima apapun.

    Atau lebih buruk lagi dia tidak akan membiarkanku menikmati sarapanku,tapi malah mengusirku agar segera membawa mateku kesini.

    "Siapkan mobil,kita akan pergi" ujarku dan berlalu kekamar untuk mengganti pakaian.

 
Val pov.
     Aku dan kak kevin berjalan jalan dihutan kawasan pack Ian. Kak erick memilih untuk beristirahat.
   
     "aku dengar kau memiliki 2 mate?" ujar kak kevin yang masih tetap berjalan.
     "ya kira kira seperti itu. Aku tidak tau bagaimana bisa itu terjadi" jawabku.
    "Aku dengar mereka para Alpha yang sangat kuat. Jadi ya wajar saja. Walau mereka kuat belum tentu bisa menjadi penawarmu" jawabnya santai.

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang