#31

3.1K 143 4
                                    

Val pov.
    Aku merasa ada yang mencium pipiku terus menerus. Apa lagi ini. Siapa lagi yang berani menganggu tidurku. Aku menelungupkan badanku. Sekarang dia menciumi leherku.

   Astaga ini masih pagi tapi kenapa kesabaranku yang secuil ini sudah diuji saja. Aku memilih untuk sabar dan melanjutkan tidurku. Tapi tetap saja tidak berubah.

     "Argh..Ab bisa tidak jangan ganggu tidurku. Aku masih mengantuk. Ini juga masih malam. Kembalilah sana, atu ganggu Lily saja. kita akan bicara besok pagi." racauku dengan mata tertutup. Bagus,dia berhenti juga.

    Baru 5 menit aku terlelap,sekarang ada yang meniupi telingaku. Habis sudah kesabaranku. Aku bangun dan mengambil posisi duduk dengan kesadaran 21%,bahkan mataku belum sepenuhnya terbuka.

  "Arrgh.. Aku kan sudah bilang jangan ganggu tidurku, kita bisa bicara nanti setelah matahari terbit,kau ini selalu menggangguku." kataku sambil menunjuk nunjuk tak jelas. Tapi tidak ada jawaban darinya. Aku membuka mataku.
    "Tidak ada orang didepanku. Lalu tadi itu siapa?" gumamku.
    "Mungkin setan" bisik seseorang dibelakangku.
    "Aaaaaa.." jeritku dan melompat dari tempat tidur,lebih tepatnya jatuh dengan posis bokong yang menyentuh lantai lebih dulu.
  
    "Hahahah...kau lucu sekali sayang" dia tertawa kencang sekali,ingin aku mencabik wajah tampannya itu. Aku menatap tajam padanya. Seketika dia terdiam.

   "Sini aku bantu berdiri,kenapa tetap duduk disitu" katanya sambil menahan tawanya. Dia menarik tanganku. Aku menepisnya.
   "Aku bisa sendiri." kataku dan berdiri sambil mengelus bokongku yang masih sakit.

   Aku berjalan kearah balkon dan berdiri disana,menikmati udara segar dan taman yang sangat indah. Dia berjalan kearahku,aku tau itu.

    Dia memelukku dari belakang,dan menyandarkan kepalanya dibahuku, "kau marah padaku?" tanyanya.

    'Sibodoh ini. Apa itu pun harus ditanyakan. Jelas aku marah padanya' jawab batinku.

    Aku memilih diam, "maafkanlah kiranya aku wahai wanitaku. Aku memang salah. Janganlah engkau marah padaku. Aku tidak sanggup bila kau marah padaku." katanya sangat puitis. Aku hampir tertawa. Tapi ku tahan. Aku masih kesal.
  
  "Sayang,maafkan aku ya." rengeknya. Aku memutar bola mataku malas.
"Baiklah." jawabku. Dia membalikkan badanku dan menciumi seluruh wajahku.

    Aku mendorong wajahnya agar menjauh, "mandi sana,kau bau tau" bohongku,bagaimanapun dia aku suka aromanya itu.

   Kami turun untuk sarapan. Disana sudah ada seorang wanita dan pria yang seumuran dengan daddy.
    "Pagi mom,pagi dad" kata dave. Itu orang tuanya toh.
   "Pagi om,pagi tante" sapaku. Mereka tersenyum pada kami.
   "Hampir lupa. Kenalkan ini orangtua ku,dan mom,kenalkan ini Valerie,mate putra mu ini" katanya percaya diri. Aku hanya tersenyum pada mereka.

    Momnya berdiri dan menemuiku dengan senyum yang sangat hangat. Ternyata senyumnya diturunkan dari ibunya ya.
    "Akhirnya yang kami tunggu tunggu datang juga. Aku fikir putraku akan jomblo seumur hidupnya" kata ibunya sambil memelukku. Aku membalas pelukannya dan terkekeh.

    "Astaga,teganya mom berfikiran seperti itu pada anak sendiri" katanya sambil menggelengkan kepalanya.
    "Wajar saja,mengingat umurmu itu. Ayo sayang kita sarapan" ibunya merangkulku menuju meja makan. Sangat bersahabat.
   
    Kami semua selesai sarapan. Tapi kenapa aku tidak melihat adiknya yang luar biasa manja itu.
     "Nikmati harimu disini sweet" kata ibunya dan mencium pipiku, aku menganggu pelan.

    Aku dan dave berjalan duduk ditaman sambil menenggelamkan kaki kami kedalam air. Aku bersandar dilengannya.
     "Kau suka disini?" tanyanya yang sedang memainkan rambutku.
    "Sangat. Aku sangat suka. Mom dan daddy sangat hangat. Aku seperti ada dirumah sendiri" jawabku.
    "Ini rumahmu sayang" ujarnya.

   "Kakaaaaakk" teriak seorang wanita dibelakang kami,sepertinya dia sedanh mengandung. Karena kulihat perutnya sedikit membesar dari sebelumnya. Dia memeluk dave erat, aku tidak cemburu karena aku pun begitu.
 
     Dia melihatku dengan tatapan menghujam,aku tidak perduli. "Apa yang jalang ini lakukan disini" dia menunjukku.
   
    "Jaga bicaramu Lou,dia mateku,dan dia calon luna disini" jawab dave tegas. Aku bisa melihat kekagetan diwajah Lou saat dave bicara.

     "Dia tidak pantas menjadi matemu dan luna disini. Dia perusak hubungan orang" katanya lantang. Aku menatap tak percaya.
    "Apa maksudmu?aku tidak merusak hubungan siapapun" jawabku.
  
   Dia tersenyun sinis, "benarkah?" dia menikkan sebelah alisnya.
   "Apa maksudmu Lou" tanya dave.
   "Aku serius. Lihat ini" dia memberi handphonenya pada dave. Aku melihat raut wajah dave berubah ubah. Kaget,marah,kaget,marah.

   "Pria itu adalah Peter Edward Lynch, mate dari sahabatku Emma Beggard. Sayangnya sekarang mereka sudah menjadi mantan mate karena wanita ini. Dia merebut peter dari Emma. Saat itu Emma datang kerumah peter, dan menanyakan hal itu. Tapi entah apa yang terjadi peter merejectnya,dan itu karena wanita ini" jelasnya panjang lebar dan penuh kebohongan.

    "Bukan seperti itu yang se.."

      Plak.
   Apa ini,dia menamparku. Dave menamparku karena berita bohong ini,aku tidak percaya. Dia fikir dia siapa sampai berani menamparku.

    "Diam. Aku sudah katakan jangan bertemu pria lain disana. Tapi kau menemuinya" bentaknya.
    "Dia sahabatku. Apa itu salah" jawabku.
    "Salah. Salah karena kau memeluk pria itu. Salah karena kau merusak hubungan orang" jawabnya.
   "Kau tidak tau kebenarannya alpha tapi kau percaya begitu saja" kataku mengejek.

     Plak.
    Dia menamparku lagi. Ini sakit sekali. Aku mengusap bibirku,dan mendapati sedikit darah disana.
   "Jadi maksudmu adikku berbohong padaku" ujarnya.

   Kesabaranku habis. 
     "Kau!!" tunjukku.
    "Beraninya kau menampar diriku" bentakku didepan wajahnya.
    "Itu agar kau tau apa kesalahanmu. Jadi sekarang pergi dari sini sebelum aku benar benar marah" jawabnya.
   
    Aku menyeriangi,"kau sudah marah sejak tadi sampai berani menampar seorang Valerie Dominic" jawabku mendesis. Entah apa yang kulakukan, tapi cuaca disekitarku mulai gelap dan bergemuruh.

     "Sissy" panggil Abram yang entah sejak kapan berdiri dibelakang jalang ini. Dia berlari kearahku lalu menggenggam tanganmu.
    "Tenanglah. Tenang." katanya,dan itu membuatku seketikan tenang.
  "Kita pergi dari sini." dia menarikku menuju pintu keluar. "Jangan berani mendekati dia lagi David." katanya penuh ancaman.
   
  Lily pov.
     Ada apa ini,kenapa perasaanku tak enak begini. Aku melihat keluar jendela. Seekor burung gagak terbang memutar diatas hutan.

    Burung gagak adalah tanda buruk. Aku harus keluar dari pack ini. Hal buruk sedang terjadi. Aku pulang menggunakan portal dan melihat Ab sedang bergegas keluar.
    "Ada apa Abram" dia terkaget.
   "Aish.. jangan mengangetkanku. Dia sedang dalam keadaan buruk" jawab Ab tanpa melihatku. Itu salah satu keahlian Ab, dia bisa melihat apa yang sedang terjadi.

    "Buka portal langsung kesana" katanya memerintah. Aku membuka portal yang langsung menuju pack David. Apa yang terjadi disini. Kenapa langit sangat gelap.

    Abram berlari dan aku mengikuti dari belakang. Disana. Valerie sedang marah. Dia mengepalkan tangannya. Abram mendekat dan menenangkan Dia. Dan ini keahliannya juga,dia bisa merubah perasaan seseorang sangat cepat.

     Mereka berdua menemuiku.
  "Kita pulang" dia menggunakan suara itu,suara yang tidak terbantahkan.

⚪⚪⚪⚪⚪⚪
   Haii..

Balik lagi dengan part baru..
   
Selamat baca.

Jangan lupa vote and comment yups..

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang