Seorang wanita menerobos masuk keruangan kerja Brian, yang disambut senyum hangat oleh sang pemilik ruangan yang sedang membereskan pekerjaannya.
"wah, sudah hampir 5 tahun rasanya tidak bertemu denganmu. Apa kabar?" sapa brian.
"gue baik baik aja" jawabnya dengan senyum tipis, "Hanya saja masih menyakitkan rasanya ditinggalkan oleh Mateku" air mukanya berubah menjadi sendu. Brian menghampirinya dan menepuk bahunya, "Moongoddes akan memberi jalan terbaik untukmu Em". Dia hanya melongos tak perduli.
"Btw gue mau dong ketemu sama mate situ, sumpah penasaran", brian mengangguk pelan,wajahnya berubah sendu, "Dia sedang tidak disini", emma menatapnya bingung.
"Dia sudah tidak tinggal disini sejak 1 tahun lalu" tambahnya. Rasanya mustahil Brian membiarkan wanitanya pergi dari sisinya, tapi sepertinya dia tidak sedang bercanda.
"Dia akan kembali jika memang sudah jalannya" katanya sambil memeluk dan menepuk punggung pria itu. "Aku tidak bisa lama, aku akan sering berkunjung, mengecek kalau kalau kau akan gila mendadak, dan aku akan dengan senang hati mengobatimu dengan segala mantra mujarabku" katanya mencoba untuk menghibur Brian. pria itu hanya tersenyum tipis.
"Jaga dirimu, jangan sampai seperti gelandangan" katanya sebelum menutup pintu.
"Selamat siang Beta" sapanya pada seorang pria yang baru saja lewat dari depan pintu utama.
"Ah, lama tidak bertemu sahabat kecil, kau baru mengunjungi si Alpha?" gadis itu mengangguk kecil.
"Jadi kau akan kemana sekarang?"
"Tentu saja kembali ke rumah, aku sudah punya kehidupan yang lebih baik. Aku tau kau masih merindukanku dan ingin berlama lama denganku, tapi aku harus kembali, ada pekerjaan penting yang menunggu. Jangan sedih aku akan sering kemari" katanya dengan percaya diri.
Pria didepannya mendecak sebal, "dasar, kau tidak berubah, masih saja kepedean. balik sana, aku tidak rindu kok" lalu mereka sama sama tertawa kecil.
Liam masuk tanpa mengetuk lebih dulu, "kau sudah gila ya? kau benar benar akan memulai perang" bentaknya, kali ini dia tidak perduli bahwa Hans adalah pangeran.
"Selamat Siang, Salam salam salam, tidak bisakah sekali saja kau masuk dengan segala ketenangan dunia ini?"
"Tidak usah mempermasalahkan itu".
Hans hanya mengedikkan bahu, "kau selalu saja begini, datang padaku hanya saat marah, lalu mengataiku ini itu, tanpa mau memberikan dukungan" katanya sambil menggeleng kecil.
"Aku sudah bilang jangan membuat masalah, jangan membuat keributan, dan sekarang, kau bahkan sudah menyiapkan pasukan? kau benar benar".
"Pergilah kalau tidak ingin membantu, aku sedang istirahat", liam memicingkan mata, apanya yang istirahat, dia jelas jelas sedang membaca buku usang ditangan kirinya sambil memakan apel.
'Kau melakukan bunuh diri bodoh' batinnya dan berlalu pergi.
Hans bangkit dari duduknya menuju kamar adiknya, disudut sana seorang wanita duduk termenung akibat cinta. Hans berjongkok disebelahnya, ia mengusap rambut adiknya dengan sangat lembut, dia sangat menyayangi wanita ini, sangat mirip dengan ibunya, "Aku sudah mendengar kabar tentang pria itu", sontak adiknya menatapnya, tatapan yang sama sekali tidak ia mengerti.
"Dia sudah bertemu dengan Matenya", mata wanita itu berkilat marah, "Aku tidak akan melepasannya, tidak semudah itu. Dia atau Matenya" katanya menyeriangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Queen.
AcakLuar biasa,jauh dari rumah,hidup sendiri, bertemu banyal orang beda. Belum lagi kenyataan aku punya 2 mate dan ternyata masih ada 1 tambahan lagi. Mereka datang dengan segala ketampanan dan kekuasaannya. Tapi aku tau kalau aku hanya akan memilih 1 d...