#43

2.4K 99 0
                                    

  val pov
     kami duduk dikursi masing masing dengan teh masing masing. sungguh ini benar benar canggung. setelah tidak bertemu cukup lama, kenapa harus reuni secepat ini. Aku sedikit berdehem.
     "jadi dave, apa yang membawa mu datang kemari?" kataku mengawali.

   "tentu saja ingin bicara padamu, banyak yang harus kukatakan. banyak yang harus aku jelaskan padamu. banyak kata maaf yang harus aku sampaikan" jawabnya.

    "Ian, aku akan pergi keluar sebentar dengan david, sepertinya banak yang harus kami bicarakan. Tidak baik kalau aku bicara berdua dengannya di packmu, banyak yang akan salah faham" ujarku. Brian menatap ku tak percaya. Aku memandangnya dengan tatapan memohon. Dia menghembuskan nafasnya kasar dan pergi menuju kamarnya.

    "ayo" ajaknya dan aku mengangguk setuju. Kami keluar dari hutan kawasan pack Brian, dan berakhir disebuah cafe.

    "silahkan katakan apapun yang ingin kau katakan" ujarku,entah akan sepanjang apa dia bicara,dan entah bagaimana reaksiku berikutnya.

    David menggenggam tanganku dan menatapku lekat,dia menghembuskan nafasnya kasar, "hah... mungkin kau sudah bosan mendengarku meminta maaf", aku mengangguk pelan, "ternyata kau sadar" kataku memotong.
    
     Dia menghela nafas pelan, "atau mungkin kau sudah muak," lanjutnya lagi, "tentu saja," aku memotongnya lagi.

    dia memicingkan matanya, "astaga, dengarkan aku dulu. jangan memotong. Aku sungguh minta maaf untuk segalanya. Untuk mu, untuk hubungan kita, untuk arthur dan lunanya. Aku benar benar hilang kendali saat kau tidak bersamaku. Itu terdengar konyol untuk seorang alpha yang kejam" katanya sambil sedikit tertawa. "tapi mau bagaimana lagi, memang seperti itu adanya. Lucu sekali saat seorang wanita mampu menghancurkan imageku selama hampir 25 tahun ini" katanya lagi masih dengan tawa. "awalnya aku fikir luna itu tidak terlalu berdampak, sombong sekali bukan. Apalagi saat melihat dad yang bahkan melawan mom saja tidak bisa. Itu benar benar konyol. Aku fikir itu tidak akan terjadi padaku. Tapi lihat, dampak seorang wanita bagiku sangat mengerikan, tak terbayangkan sebelumnya." dia berhenti saat seorang pelayan mengantar pesanan kami.

   "dulu saat belum bertemu denganmu, aku bisa senang hanya karena bermain dengan para rogue, aku bisa bahagia saat melihat perayaan dipack, aku senang saat mom datang dan masak untukku. Tapi setelah bertemu denganmu, tidak ada yang mampu menyenangkan hatiku lagi. Bermain dengan rogue bukannya membuatku senang, tapi malah semakin kesal, perayaan membuatku muak karena mereka bahagia dan aku tidak. Bahkan saat kau pergi, setiap hari mom masak makanan kesukaanku dan itu sama saja saat aku makan makanan paling ku benci." katanya melanjutkan. Dia menekan ujung matanya, aku tau kalau dia akan menangis.

    "baiklah tuan david, sebelum kau lanjutkan, bisakah kita kembali ke mobil??" tanyaku. Dia mengangguk pelan. kami kembali kemobil.
    "silahkan lanjutkan"

    "maafkan aku. aku sudah sangat menyakitimu dan keluargamu. maaf kan aku sayang" ujarnya dengan suara memohon.

    Entah aku yang bodoh, atau aku terlalu mudah memaafkan, atau aku sudah sangat jatuh cinta padanya, entah apalah itu, yang ku tau sekarang aku luluh.

   Luluh dengan sempurna.

   Seperti biasanya.

  Seluruh pertahananku hancur, aku tidak bisa melihatnya begini,dia meluluhkan hatiku lagi dan lagi dan lagi dan lagi. Aku memeluknya dan aku sedikit terisak. Dia membalas pelukanku dan mengusap punggungku.

  Tidak tau apa yang terjadi, yang jelas aku menangis. Mungkin karena aku merasa bersalah membuatnya menjadi seburuk ini, atau karena aku sangat merindukannya, atau karena aku tidak tau aku kenapa. Yang jelas aku akan selalu memaafkannya.
  
     Dan sekarang masalahnya adalah Ar dan Ian. Aku tidak yakin Ar akan mau menerima Dave, hah, jangankan menerima, mungkin dia tidak akan memaafkan dave. Tapi aku akan berusaha agar dia memaafkan dave.

   Aku kembali ke pack Ar.

   "hallo my dearest brother" teriakku dari depan pintu. Tapi naas tidak ada jawaban.

  Aku tidak paham kenapa zaman sekarang orang sangat susah menjawab salam.

    "Arthur, Bella, Arthur junior" teriakku cukup keras.

    "astaga kau ini, berhentilah berteriak, kau mengganggu tidur bella. ada hal penting apa dihari yang biasa  ini?" celotehnya.

   "tidak ada. aku hanya berkunjung saja" jawabku asal.

   "jangan bohong. memangnya kau setidakadakerjaan begitu sampai berkunjung kemari tanpa alasan. pasti ada hal yang penting bukan?" ujarnya menyelidiki.

   "tidak ada Ar, percayalah".

  dia duduk disampingku.
   "kau bertemu dengan dave bukan?" mulainya. Aku mengangguk pelan.
   
    "kalau kau bertanya aku marah atau tidak. jelas sekali jawabannya aku marah, sangat marah. aku tidak suka kau berhubungan dengannya. tapi mau bagaimana lagi, dia matemu, aku tidak berhak menghalangi kamu berdua. kau berhak memilih bersama siapa, hanya saja jangan sampai kau salah dan terluka." katanya.

   aku sangat sangat terharu. dia sangat sayang padaku. aku memeluknya sambil sedikit terisak.

     "tapi aku belum tahu harus memilih siapa" bisikku.
    "tidak masalah, moongoddes akan membantumu. serigalamu akan membantumu". jawabnya pasti. aku mengangguk pelan.

   "jadi sekarang istirahatlah. aku akan menemui bella dan jangan membiat keributan disini" ujarnya dan pergi keatas.

   Aku berjalan menuju kamar, dan duduk ditepi ranjang, bagaimana cara aku memilih mereka? semakin kesini aku malah semakin bingung. tidak mungkin jika perasaanku sama beratnya, pasti ada yang menang 1%.

     Aku membaringkan diriku, menutup mata dan mengingat semuanya kembali. bagaimana aku dengan dave, bagaimana dengan Ian. apa yang sudah kulalui dengan dave, begitu juga Ian.

    aku selalu berdebar saat bersama mereka. aku selalu merasa tenang. aku selalu merasa aman. aku selalu merasa bahagia.

     aku dan dave sangat sering bertengkar. kami ribut seperti pasangan pada umumnya. dia marah dan minta maaf. dia membela keluarganya dan aku membela keluargaku. dia juga menunjukkan rasa cemburu padaku.

     aku dan Ian. sangat jarang bertengkar. dia sangat jarang marah. bagaimana bisa aku terlihat sesempurna itu. bagaimana bisa seakan aku tidak punya kesalahan. dia bahkan jarang bertanya apa yang terjadi. apa yang ku alami. bukankan ini hubungan yang membosankan ??

   dan tak butuh waktu lama, aku sampai ke alam mimpiku. aku kembali kesini, tempat terindah yang pernah ku lihat. seorang wanita berjalan kearahku, tidak salah lagi. itu pasti moongoddes.

    "kau sepertinya sangat kebingungan dalam memilih" ujarnya sangat lembut. aku menggangguk pelan.
    "pililah salah satu menurut hatimu. hatimu tidak akan salah dalam memilih. mereka orang terbaik untukmu, keduanya bisa menjadi matemu, tapi hanya 1 yang akan jadi pemilik atasmu dan dia sang pengendali. jangan takut" ujarnya.

    aku seakan tertarik kedunia nyata. membuka mataku lebar dan menangkup wajahku dengan kedua tanganku.

  "ayolah Tryn, aku tidak tau harus memilih siapa"  ujarku.

    "aku tau akan memilih siapa. tapi bagaimana jika pilihan kita berbeda?" serigalaku bertanya hal yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehku.

    "bagaimana jika pilihan kita berbeda??" kataku mengulangi.

⚬⚬⚬⚬⚬⚬⚬⚬
  holaaaa. .

i'm back. .
sangat lama bukan.

forgive me. .

semoga masih ingin membacanya. .

selamat membaca. .

  

   

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang