53

2K 81 2
                                    

Ian pov
      "berhentilah berputar, kau hanya perlu menelfonnya saja" keluh Felix.
    
"Lalu kenapa bukan kau saja? kenapa harus aku?" protesku.

"sayang sekali, aku tidak mengenalnya walau dia terkenal. Aku juga tidak suka dengan serigala satu itu" jawabnya pasti. penyihir sialan ini. "hati hati, aku seorang mind reader lho" peringatnya, memang aku peduli.

"Cepatlah, telfon saja" katanya memaksa.

"Selamat siang, kufikir aku tidak perlu memperkenalkan diriku lagi" ujarku.

"Aku menelfon untuk bertanya apakah akhir akhir ini terjadi sesuatu diwilayah packmu, atau pack mana saja?"

"Baiklah. Kita harus bertemu. segera"

"sela. . ." sambungan telfon terputus.

"Dasar serigala tidak punya sopan santun, main tutup telfon sepihak saja"

Dave pov
     Baru kali ini ada kejadian seperti ini, banyak penyerangan terjadi. bahkan para Rogue itu berani menyerang pack dari Alpha Jason yang terbilang cukup besar.

tok. .tok. .tok. .

"Masuk"

"Alpha, aku dengar para Rogue itu dibantu oleh para penyihir hitam"

"wajar saja mereka bisa melumpuhkan pack Alpha Jason. Bagaimana wilayah kita? semua aman?"

"Sejauh ini tidak ada kejadian apa apa Alpha, semua aman"

"Ayolah Drew, hanya kita berdua, kenapa memanggilku Alpha, kau berlebihan"

Dia bangkit dari sofa dan mengambil segelas air, "Tetap saja, aku kan sedang menyampaikan laporan pack"

"Terserah kau saja"

"Sepertinya handphone mu berbunyi" ujarnya.

Aku merogoh saku celanaku,tidak ada, dimana ya. ah ya, didalam laci.
refleks keningku mengernyit, ada angin apa dia menelfon.

"Selamat siang, ya ya, aku sudah tau. Ada apa?"

"ah ya, akhir akhir ini terjadi banyak penyerangan. beberapa pack sudah diambil alih oleh para Rogue dan penyihir"

"Oke, kita bertemu besok di Hause of Wolf" aku mengakhiri panggilanku.

Baguslah kalau dia yang lebih dulu menelfon, jadi aku tidak perlu melakukannya lebih dulu.

malam berlalu dan. .

pranggg. .

pagi yang indah dimulai dengan suara pecahan kaca, Dave dan Andrew yang sedang menikmati sarapannya segera berlari menuju tangga. Diujung tangga Lou mencoba berdiri dengan senyum lebarnya sambil mengibaskan gaunnya.

"kau berjalan sambil menggunakan handphone lagi?" andrew matenya sangat tau kelakuan wanita ini.

"Lain kali kalau jalan itu jangan pegang handphone, untung saja kau jatuh menabrak guci, kalau sampai kau jatuh menabrak semut hanya karena main handphone itu sudah tidak masuk akal" celetuk dave, ini bukan kali pertama Louisa menghancurkan sesuatu karena jalan tidak pakai mata.

"Astaga Kak, baru kali ini saja kok"

Dave menatap nanar adiknya itu, "kali ini saja?? ya tentu, baru kali ini saja kau menjatuhkan guci berwarna cokelat, semalam kau menjatuhkan yang berwarna hitam, kemarin berwarna putih, lalu bercorak macan, kau juga menabrak pohon saat menyetir karena kau asik bermain sosial mediamu. Harus aku beri tau lagi apa kerusakan yang sudah kau perbuat bersama benda kecilmu itu??"

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang