50

2.3K 89 2
                                    

Val pov.
       Ini benar benar menyebalkan, aku seperti ditarik dari satu dunia kedunia lain, lalu kedua lain lagi, lalu yang lain lagi.
  
       Seperti sekarang, seingatku aku berada ditempat super gelap, yang hanya diterangi oleh bantuan obor, dan sekarang, aku berada ditaman luar biasa indah, menyenangkan rasanya bisa tinggal disini.

      "Selamat datang Valerie" kata seorang wanita yang pastinya berasal dari belakangku, suaranya luar biasa lembut dan tenang.

      Aku membalikkan badan, dia sangat cantik, dengan gaun sebiru langit yang bersinar, rambut silvernya yang terang, senyum yang senantiasa menempel dibibirnya, dan jangan lupa tato bulan dikeningnya.

     'tato bulan?' gumamku, tak butuh waktu lama untuk tersadar bahwa yang berdiri dihadapanku sekarang adalah Moongoddes, aku menundukkan kepalaku.

     "Jangan menunduk seperti itu" ujarnya, aku mengangkat kepalaku perlahan.

      "Kau masih tetap berada dilorong gelap, hanya saja aku memanggil jiwamu yang satunya untuk keluar. Hanya itu cara yang bisa membantumu untuk bebas" , aku mengerutkan keningku.

     jadi aku memiliki 2 jiwa yang sedang terlepas dari tubuhku.

     "kau benar sekali. sayangnya kau belum mampu untuk mengeluarkan keduanya. kau harus bisa membagi fokusmu antara tubuh dan jiwa yang berada dilorong. dengan begitu kau bisa mengeluarkan jiwamu yang satunya lagi"

     "lalu apa yang harus aku lakukan setelah itu?"
   
      Dia menatapku dengan senyum luar biasa indah, "pergilah ke istana utama para warewolf, ada buku yang akan membantumu untuk keluar dari sana. kau harus cepat sebelum semuanya terlambat" katanya lagi.

     Aku menundukkan kepalaku dan menutup mata, menghembuskan nafasku dengan berat, "tapi apa aku sanggup melakukannya?" tanyaku dengan mata tertutup. tidak ada jawaban. aku membuka mata dan sial, aku sudah berada dilorong gelap ini lagi.

      aku duduk bersila tengah, menutup mataku perlahan, mencoba untuk membagi fokusku antara tubuhku dan jiwaku.

    "argh. . ini sulit, aku tidak bisa" gerutuku.

     "kau hanya perlu mencoba lagi dan lagi" sahut seseorang dari lorong kanan.

    Aku menghembuskan nafas perlahan, baiklah, aku akan mencoba lagi.

     Aku menutup mataku dan mencoba untuk tenang, tapi ini benar benar sulit. aku mencoba lagi, lalu mengeluh, coba lagi, lalu frustasi, coba lagi, lalu marah marah, coba lagi lalu ini, lalu itu.
  
     "astaga, lama lama aku bisa gila" kataku yang hampir memekik.

     "kalau begitu tidak usah dicoba, diamlah disini bersama kami" itu siiblis dari lorong kiri. pengganggu.

     Ini rasanya sudah berapa ribu kali aku mencoba, kali ini harus berhasil, aku menutup kembali mataku, mengambil nafas dalam, mencoba fokus pada satu titik dan. .

     Aku bisa.

    Aku sekarang berada tepat dibelakang tubuh asliku yang masih duduk dengan tenang.

     "Selamat yang Mulia" ujar seorang pria yang tidak jauh dari tubuhku. aku melihatnya.

    "Abraham, kau bisa melihatku?"

   "Tentu saja, tapi hanya sekali ini saja" itu suara Lily.

     Mereka berdua membungkuk dihadapanku, "tidak perlu seperti ini".

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang