61

2.8K 86 3
                                    

Brian sudah bangun sejak tadi, ia masih terhanyut dengan pesona istrinya ini. Apalagi yang kurang dalam hidupnya? Ia seorang Alpha terkuat. Wilayah pack sangat luas, keluarga harmonis, dan istri dari jelmaan dewi Aphrodite. Semourna sudah hidupnya.

Ia berkali kali ia mencium punggung polos itu dan meninggalkan  tanda kemerahan.

"Tandanya cantik sekali", gumamnya, ia mencium leher valerie.

"Benarkah?", suara serak khas bangun tidur yang cukup mampu membuat brian menegang. Ia mengerang frustasi. jangan lagi, valerie pasti sudah lelah sekali.

"Ada apa?", tanya valerie pura pura tidak tau, pasalnya ia bisa merasakan ada sesuatu yang mengganjal dipahanya.

'Aku ingin menggodanya pagi ini', gelak tawa tryn mengisi kepalanya. Serigala ini memang genit sekali. lihat lihat, kini tangannya berkeliaran didada brian, jari jari lentik itu menari nari diatas penderitaan brian.

"Sayangku, jangan begini, kau akan kewalahan nanti", kata brian memperingatkan.

Valerie menaikkan sebelah alisnya, "apa yang aku lakukan sayang? aku tidak melakukan apa apa", elaknya tapi tangannya masih disana, kini kakinya ikut ikutan membuat masalah, ia sengaja menggesekkannya dengan kaki brian, sesekali menyentuh pangkal paha suaminya itu.

'Jangan Tryn, kasihan brian',

'ayolah Val, ini pagi yang indah untuk di "makan" bukan?'

'kau gila? apa kau tidak lelah?', sejujurnya valerie juga sangat mendambakan tubuh pria ini. Hah katakanlah dia tidak tau malu.

"Sayang. .", brian tau, ini pasti ulah Tryn wolf valerie. Tidak mungkin valerie seberani ini.

Valerie mengambil alih tubuhnya, ia tau brian akan lepas kendali sebentar lagi, serigala genit ini memang senang sekali membuatnya dalam masalah  "aku mandi oke", valerie mengangkat tangannya tanda menyerah. Ia segera berdiri dan tanpa sadar tak mengenakan apapun.

"sayang", ia berbalik menghadap brian dan mengikuti arah pandang pria itu.

"aaaaaa. .", ia kembali masuk kedalam selimut menutupi dari kepala sampai kaki.

Brian menarik selimutnya menampilkan wajah semerah tomat,
"aku sudah melihat semua, kenapa harus malu?"

valerie memukul dada bidang itu, "jangan dikatakan, aku kan malu juga" rengeknya.

Brian tersenyum tipis lalu mengangkat tubuh istrinya kekamar mandi, dan merendam tubuh mereka didalam bath tub. Valerie terus terusan menempel padanya.

Tidak ada adegan panas didalam sini, hanya ada ????????

"Brian, gosok yang keras sedikit dong, rasanya punggungku penuh kotoran sejak semalam aku tak mandi", gerutu valerie, pasalnya brian menggosok punggungnya dengan lemah lembut, ia takut terlalu keras dan akhirnya akan menyakiti istrinya.

"sudah sayang. nanti kulitmu memerah", katanya lagi. Valerie menatap brian geram, ia mengambil spons dari tangan brian lalu berpindah kebelakang suaminya.

"rasakan baik baik, aku contohkan ya, kau harus buat dengan benar, jangan salah lagi. apa susahnya sih", sungutnya. Brian mengangguk.

Ia mengerutkan keningnya. Rasanya ia tadi buat begini.

"Brian sungguh, gosoklah dengan benar, itu tidak sakit kok, kalau sakit akan ku bilang", val mengangguk menyakinkan. Brian menguatkan sedikit gosokannya, valerie mengangguk senang dan mengacungkan 3 jempol.

selesai adegan gosok menggosok, mereka membasuh diri dibawah shower.
"kau pernah jadi artis kamar mandi?" tanya valerie penasaran. Brian menggeleng.

"aih, yang benar saja, semua orang pasti pernah barang sekali saja. bagaimana kalau kau coba sekarang? aku ingin dengar kau bernyanyi"

"kau bisa minta apa saja, asal jangan bernyanyi, aku tidak bisa sayang", valerie mengerucutkan bibirnya tanda merajuk. valerie hendak meninggalkan brian tapi pria itu menahan pergelangan tangannya.

Ia duduk dikursi sebelah bathub dan mendudukkan valerie dipangkuannya. ia mulai dengan bersenandung.

Pasangan suami istri itu turun menuju ruang keluarga. Valerie masih dengan cekikikannya setelah mendengar brian bernyanyi.

"Betah sekali menertawakanku" sungutnya.

"Mommy apakah ada yang lucu? Kenapa mommy tertawa terus?" Victoria memiringkan kepalanya tepat dari balik sofa.

"Tidak ada sayang, victoria sendiri saja?", gadis kecil itu mengangguk, "paman abram baru saja pergi."

Mereka duduk bertiga diruang keluarga. David dengan laptop di pangkuannya, victoria yang berbaring dipaha valerie dan valerie yang mengusap kepala putrinya. Victoria melirik terus menerus kearah val.

"Ada yang ingin kamu katakan pada mommy?", akhirnya ia buka suara setelah sedari tadi memperhatikan tingkah putrinya. Brian mengalihkan pandangannya pada mereka.

"Ada apa sayang? Kamu ingin mengatakan sesuatu pada daddy dan mommy?"

Victoria mengangguk, "paman Liam akan berkunjung hari ini."

"Wah benarkah? Tidak masalah, mommy dan daddy tidak keberatan kalau teman victoria datang", hanya jeda sebentar saja dan bel berbunyi.

Seorang maid berdiri didepan pintu, "alpha, luna" valerie mengangguk. Mereka bertiga menuju pintu depan dengan victoria dalam gendongan Brian. Dan Liam berdiri didepan pintu.

"Salam Alpha, Luna" sapa liam.

"Kami sudah menunggu kedatanganmu", valerie menjabat tangannya

"Kalian tau aku akan datang?" Liam sedikit bingung, dari mana mereka tau ia akan datang.

"Victoria yang mengatakannya. Kufikir kau yang memberitau "  ujar brian.

"Duduk dulu duduk, bediri aja kayak lagi nagih utang"

Sejak kejadian itu mereka semakin akrab, Brian dan Liam menjadi sahabat baik.

"Victoria, tolong minta maira untuk buatkan minum sayang", brian dengan sengaja menyuruh putrinya agar ia bisa bicara dengan Liam. Victoria bangkit dari duduknya menuju dapur.

"Lo apaan deket deket anak gue. Lo pedo ya?", val memukul paha suaminya, "brii. ." , brian terkekeh.

"Gila aja, victoria calon Ratu dari bangsa vampire", liam sedikit berbisik namun tegas. Sepasang suami istri itu membulatkan mata mereka.

"Gak mungkin. Gimana ceritanya anak gur jodoh sama akik akik kayak lo?", timpal brian. Itu memang benar. Liam hampir berumur 350 tahun, untung saja ia awet muda.

"Gua bahkan kelihatan lebih muda dari lo Bri. Akik akik apanya" bela Liam.

"Awalnya juga gue gak percaya. Tapi para bangsawan vampire punya cara sendiri untuk mengenali pasangannya. Terlebih dia seorang penyihir yang langka. Kita akan lihat saat ia berumur 17 tahun. Jika aku memang pasangannya maka lambang klannya akan bersinar saat aku menyentuh tangan kirinya." katanya.

Brian bernafas lega, "baguslah, setidaknya kita menunggu sampai putriku berumur 17 tahun. Tapi sekarang jangan macem macem"

"Sayang, kau terlalu kejam pada calon menantumu" goda valerie sambil tertawa kecil.

"Mama mertua memang yang terbaik" liam mengacungkan kedua jempolnya.


⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪

Can't say anything guys. .

Long time no update. .

So sorry . .

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang