#35

3K 136 1
                                    

  Val pov.
    "Lempar" teriak kevin.

    Aku melempar kearah hutan yang ada dihadapanku.
    Aku jatuh terduduk dan membuka mataku ingin melihat hasil kerjaku.

    Aku membuka mataku dan seketika terbelalak tak percaya, aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Hampir seluruh pohon tumbang.
     "Apa yang terjadi disini?" tanyaku.

    "Aish.. dia yang berbuat dia yang melupakan" ujar kevin.
 
    Siapa maksudnya yang membuat? Apa aku? Tidak mungkin.

   "Itu benar. Kau yang sudah membuat kehancuran sesempurna ini." ujar erick. Aku mendengus kesal padanya.
    "Berhentilah membaca fikiranku" kataku kesal.
   "Itu keahlianku,jangan marah. Coba saja membentengi fikiranmu" dengan santainya dia menjawab seperti itu. Dasar pria.

    Aku mulai cemas sekarang, "apa yang harus kulakukan untuk memperbaiki ini" ujarku.
    "Akan ada saatnya kau memperbaiki ini semua. Setelah kau menguasai semua elemen. Semua mantra. Dan semua latihan" kata erick.

  "Istirahat sebentar. Kita akan lanjut dengan elemen berikutnya. Kau sudah lebih kuat. Kau bahkan tidak pingsan lagi. Kau hebat" puji kevin.

    "Kak kevin. Aku ingin tanya" kataku.
Dia hanya berdeham yang artinya iya.
   "Apa kakak juga menguasai elemen sihir?"
    "Air dan Api. Hal yang bahkan tidak bisa disatukan" jawabnya. "Kenapa kau memanggilku kakak?" tambahnya

    "Aku fikir kau dan kak erick lebih tua dariku" jawabku santai.
   "Kau benar. Panggil erick. Kita akan makan siang" katanya. Aku berlari kearah erick.
   "Kak erick,kak kevin bilang kita akan makan siang" ujarku yang dianggukinya.

     "Selamat makan" kata kak kevin. Aku hanya menatap nanar makanan dihadapanku.
     "Kenapa tidak dimakan?"
   "Ini daging. Dan aku tidak mau makan daging. Nanti berat badanku tambah naik. Lagi pula ada keju. Ini terlalu lemak. Ada kentang. Karbo banget. Ini juga pake acara ada brokoli segala. Aku tidak suka sayur hijau jelek dan gendut ini. Ini tidak enak." kataku menjelas kan.

     "Aku memasaknya dengan caraku sendiri. Kau tidak akan gemuk. Itu juga bukan keju pada umumnya. Itu tidak terlalu lemak. Dan kentang itu baik pengganti nasi. Dan brokoli itu sayur yang sehat. Aku masak sendiri. Kau pasti suka" jawab kak kevin yakin.

    'Ciih.. pede amat sih.' batinku.

   Aku memasukkan sendok kemulut ku dengan ragu. Aku menutup sedikit mataku dengan wajah meringis. Dan..
    Hap..

    Mataku membulat sempurna. Ini sangat enak. Aku makan dengan lahapnya.
     "Kau seperti tidak makan setahun saja" ledek kak erick. Aku tidak perduli.

   Aku ingin makan makan dan makan lagiiiiii...

Ian pov.
     Ini sudah hampir 2 minggu dia pergi dariku. Apa dia tidak ingin kembali kemari.

    Aku menarik rambutku frustasi. Aku benar benar berantakan. Mata hitam. Rambut acak acakan. Wajah lusuh. Aku benar benar seperti gelandangan.

    Tok...tok...tok...
   "Masuk", gabe menyembulkan kepalanya dan masuk.
    "Kau benar benar berantakan bro" katanya menepuk bahuku.
   "Kau benar. Aku sangat berantakan sekarang." jawabku.
    "Alpha david dari silvermoon pack ada dibawah" gumamnya. Seketika amarahku memuncak. Aku berjalan dengan langkah lebar.

    "Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku dingin.
     "Aku ingin menemui mateku" jawabnya santai. Ingin rasanya aku melepas kepala tak berotak itu dari tubuhnya.

     "Setelah kau menamparnya dan membuat dia menangis. Sekarang kau baru mencarinya setelah dia pergi entah kemana" kataku menggunakan alpha toneku.

    "Itu urusan kami. Kau tidak perlu ikut campur." jawabnya.
     "Kau menampar mateku bajingan" bentakku.
    "Ciih.. katakan saja kemana dia pergi"
    "Sudah kukatakan dia pergi entah kemana sudah 2 minggu ini. Jadi pergi sekarang sebelum aku melemparmu" ujarku.

     "Aku pergi" dia melangkah keluar dari rumahku.

    "Arggh.. sampai kapan kau akan pergi dariku. Tidak adakah niatmu kembali kemari" sial,aku menangis lagi.
     "Alpha tenangkan dirimu. Kau harus kuat untuk luna. Luna bilang dia akan baik baik saja bukan" ujar gabe yang entak sejak kapan ada dibelakangku.
     "Kau benar. Aku harus kuat. Untuk mateku. Untuk luna kita".

Val pov.
     Aku membuka kedua mataku. Aku berjalan terus kedepan tapi tidak ada apa apa. Aku berhenti dan melihat sekeliling. Aku baru sadar kalau aku ada didalam sebuah istana.

     "Halo my Queen" kata seorang pria dibelakangku.

    Aku membalikkan badanku. Dia lagi? Pria bertudung ini lagi?
     "Haii lagi. Kau pakai tudung lagi. Apa terlalu jelek untuk dilihat? " aku semakin kesal. Sudah seminggu ini dia hadir dimimpiku. Dan selalu memakai tudung. Itu pun selalu warna hitam,seperti tidak ada warna lain saja.

     "Tidak queen. Justru sebaliknya."
    "Lalu kenapa selalu menutupnya? Aku ingin lihat sedikit saja" kataku.
     "Kau akan lihat jika sudah tiba waktunya. Bersabarlah." jawabannya itu itu lagi. Aku bosan.

    "Selamat untukmu. Kau belajar dengan baik Queen" tambahnya.
    "Terimakasih. Itu juga berkat kau yang selalu menjadi penyemangatku." jawabku kegirangan.
    "Baiklah. Kita sampai disini. Jaga dirimu baik baik. Jangan suka pilih pilih makanan,lamb lamb"
     "Bye malaikat maut." sindirku. Dia malah tertawa.
     "Kau benar benar memanggilku begitu rupanya" katanya dan pergi menjauh.

   Aku terbangun dari tidurku. Dengan senyum mengambang.
    "Tentu aku memanggilmu malaikat maut. Apa kau tidak berkaca untuk melihat penampilanmu itu. Jubah hitam kebesaran. Tudung yang menutupi hampir seluruh wajahmu. Benar benar seperti pencabut nyawa." balasku.
  
     Aku menggelengkan kepalaku, "Aissh aku benar benar gila... ingat kedua matemu diluar sana bodoh" aku mengetuk kepalaku. Dan bersiap untuk latihan.

⚪⚪⚪⚪⚪⚪
Haiii

Back again...

Not too long kan..

Selamat baca..

   

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang