Valerie bergabung bersama Abram diruang nonton. Mendaratkan bokongnya disebelah adiknya itu.
"Kau sudah menghabiskan berapa mangkuk"
"Mungkin 21. Tidak ada kerjaan. jadi aku harus membosankan diri dengan hal yang tidak membosankan"
"sudah film keberapa?"
"masih ke 9 dan aku masih belum bosan".
Valerie menyilangkan kakinya dan menimpa paha abram, "Hell, ternyata drakula keren juga"
"The power of film sis", mata mereka tak lepas dari televisi sampai tak menyadari seseorang yang baru saja tiba disana. Rahangnya sedikit mengeras melihat mereka.
'dia adik ipar kita bodoh, bisa bisanya kau cemburu', tegur lucas, cih, biasanya juga serigala ini yang paling pencemburu.
Ia menghampiri mereka dan melompat ketengah.
"Mengganggu saja", kata abram dengan wajah datarnya sambil bergeser, aihh, ku getok juga kepala kau dek, batin brian.
Sekarang mangkuk popcorn berada dipangkuan Brian. Valerie bersandar dilengan pria itu dan brian memeluk pinggangnya.
"kenapa kalian menonton acara menyeramkan ini?", gumam brian.
"Ini sangat menyenangkan".
"ya, tapi apa kita harus menontonnya?"
"Tentu saja. Kami suka film cartoon", jawab mereka bersamaan tanpa sibuk memandang brian.
"o astaga. aku masih penasaran bagaimana bisa pernikahan drakula dan manusia menghasilkan bocah selucu itu. patut dicoba kalau memang benar", ujar valerie, brian menatapnya tajam.
"Tapi kaum drakula memang menawan, tidak diragukan lagi. walau kulitnya seputih porselen, tak diragukan ketampanannya, tapi jangan bandingkan denganku, mereka akan kalah", tambah abram.
"ya ya ya, siapa yang bisa mengalahkan ketampanan dan kepercayaan dirimu yang setinggi langit itu".
Teng. .
"Aku harus pergi, ada panggilan dadakan dari kerajaan. beritau lily ya, dah", ia masih saja mencium pipi valerie. Brian hampir saja menendang pria itu.
"Ayo, saatnya melakukan perkerjaan", valerie berdiri dari duduknya, brian menahan pergelangan tangannya dan mendudukannya di pangkuannya.
"nanti ada yang datang", bisik valerie.
"biarkan saja, ini rumah kita sayang. Lagi pula filmnya belum selesai", dan akhirnya mereka tetap disana sambil menonton. Valerie dengan nyaman duduk dipangkuan Brian sambil memeluk leher pria itu, dan sesekali menyisirinya dengan tangannya.
"wah ada film cartoon", lengking suara victoria terdengar dari balik sofa, Valerie tanpa babibu segera berpindah dari pangkuan Brian, pria itu menahannya dan dihadiahi sikutan tajam dari valerie.
"Malu tau", bisiknya dengan pipi yang memerah.
Victoria duduk ditengah mereka, dan bersandar nyaman dibadan Valerie, jari jari mungilnya sibuk memainkan jari valerie namun fokusnya tetap pada tv. Sesekali ia memekik, tertawa, cemberut, bahkan terlihat kesal.
"dia lucu sekali kan daddy", brian mengangguk.
"bagaimana hari ini?", tanya Valerie canggung. Victoria mengangguk gemes, "victoria senang sekali. . .", jawabnya sedikit kebingungan.
Ia berbisik pada brian, "victoria harus panggil apa daddy?", bisiknya sangat jelas terdengar ditelinga Valerie.
"Panggil Mommy", bisik brian lagi.
"Victoria senang Mommy, tadi victoria bertemu paman kulit putih yang sangat tampan", katanya yang sukses membuat valerie kaget. Kaget pertama karena ia dipanggil mommy, kaget kedua karena putrinya membahas pria tampan.
Valerie menatap Brian seolah bertanya, 'paman siapa?', Brian mengedikkan bahu.
"paman siapa sayang?"
"Namanya paman Liam mommy, dia selalu menemani victoria sebelum dijemput uncle gabe"
"Victoria tidak cerita pada daddy?", gadis itu menunduk takut.
"daddy bilang tidak boleh bermain dengan paman itu lagi", katanya sedih.
Valerie menatap tajam kearah Brian, lalu memangku victoria, "lalu kalau bertemu apa yang victoria dan paman bicarakan?"
"tidak ada, hanya cerita apa yang victoria pelajari, lalu paman bawakan cokelat untuk victoria",
"Kalau ada kesempatan bertemu lagi, victoria boleh ajak paman kerumah sayang", sedetik itu juga wajah gadis itu sumringah, valerie mengangguk sungguh sungguh. Ia memeluk valerie dan mencium pipinya.
"ayo ganti baju dan makan siang", mereka meninggalkan Brian sendiri dengan wajah uring uringan, valerie tersenyum simpul melihat kelakuan matenya itu.
"Aku senang kau dan victoria dekat, tapi aku cemburu kalau kau seharian dengannya dan menelantarkan aku", protes Brian dikamar.
Valerie tertawa kecil mendengar pengakuan Brian, "astaga lucu sekali" pekiknya dan mencubit kedua pipi tirus itu.
Mereka hanya bermalas malasan dikamar menunggu jam makan malam, valerie bersandar didada pria itu sambil membaca novelnya lagi, bria sendiri sibuk memilin rambut wanitanya, sambil terus menciumi puncak kepalanya.
tok. .tok. .tok. .
"mommy", suara lucu dari balik pintu menghadirkan senyum diwajah valerie namun tidak diwajah Brian.
"ayolah sayang, jangan begitu", bujuk valerie. Darah brian mendesir saat valerie menyentuh wajahnya dan memanggilnya sayang. Brian mengecup bibir itu yang disambut bahagia oleh valerie.
"ayo", mereka bergandengan keluar dari kamar, didepan pintu victoria berdiri dengan setelan baju tidur bergambar unicorn, Brian menggendongnya menuju meja makan. Disana sudah ada Gabe, Lily, dan Abram.
Lalu mereka mengantar victoria kekamar dan membacakan dongeng sebelum tidur lalu kembali kekamar mereka.
"Ian, kau tau sendiri kan kalau dari kecil victoria tidak mendapatkan sosok seorang ibu. Aku yakin kau sudah menjadi daddy yang luar biasa, tapi dambaan memiliki ibu itu tidak bisa dipungkiri. Aku hanya ingin kedepannya kau lebih mengerti sayang", ungkap valerie.
Brian mengangguk, "ia aku tau, memang kekanak kanakan sekali, tapi mungkin karena aku belum menerima saja kalau perhatianmu terbagi"
"Aku tau, dan aku tidak menyalahkanmu. Kita baru saja bersama dan aku harus membagi antara kau dan victoria, mungkin kurang adil bagimu saat kau masih ingin menghabiskan waktu 24 jam denganku. Dasar nakal. Kau bahkan tidak bekerja hari ini, seharian menempeliku, astaga aku tidak percaya alpha kejam ini begitu manja sekarang", valerie memukul perut sexy itu sambil tertawa.
"tenang saja sayang, aku sudah bekerja sangat keras saat kau pergi, walau aku tidak kerja sebulan pun kita tidak akan jatuh miskin sayang", jawabnya dan mereka sama sama tertawa.
Masih seperti pagi kemarin, valerie terbangun dalam pelukan Brian, ah malas sekali rasanya untuk bangun, ia semakin meringkuk kedalam pelukan dan menggesek gesekkan hidungnya di cekuk leher pria itu mencari tempat yang nyaman, tanganya merayap diperut Brian, ini satu keuntungan karena Brian tidur tak pakai baju, ia dengan mudah mendapatkan kehangatan dari kulit alpha itu. Ia menarik selimut lebih tinggi lagi.
Brian yang sebenarnya sudah bangun terlena kembali. Ia memasukkan tangannya kedalam baju valerie dan mendapatkan kehangatan dari kulit selembut sutera itu. Setengah mati ia menahan nafsunya saat ini.
Dengan polosnya ia menggodaku.
⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪
halooo. .qu update lagi buat part baru. .
agak gabut nih. .
susah mikir. .sorry kalau gaje. .
thanks for keep waiting guys. .
luff uu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Queen.
RandomLuar biasa,jauh dari rumah,hidup sendiri, bertemu banyal orang beda. Belum lagi kenyataan aku punya 2 mate dan ternyata masih ada 1 tambahan lagi. Mereka datang dengan segala ketampanan dan kekuasaannya. Tapi aku tau kalau aku hanya akan memilih 1 d...