44

2.2K 94 0
                                    

Ian pov.

    "Nik, please help me. setidaknya bantu aku untuk bertanggung jawab atas ini." kata seorang wanita dengan frustasinya. sedari tadi dia hanya berjalan berputar putar didepan meja kantor Brian.
    
    "apa yang harus kulakukan, aku bahkan tidak dapat berfikir sekarang ini. aku tidak pernah berfikir ini akan terjadi." jawabku kesal, otakku tidak bisa berfikir fengan benar sekarang. "dan ya, dimana selama ini kau tinggal dengan keadaan seperti itu?"

    dia menatapku bingung, "keadaan seperti apa yang kau maksud?". aku menaikkan sebelah alisku, "tentu saja dengan perut sebesar itu. aku tau kau tidak kembali kerumah" jawabku dengan sabar.
    
     dia tersenyum dengan tulus, namun terlihat kesedihan disana, "dimanapun asal tidak ada yang mengenalku" katanya. aku tidak tega mendengarnya. aku berjalan kearahnya dan mendudukkannya diatas sofa. "kau sahabat terbaikku Clam, kau yang selalu bersamaku disegala situasi, bahkan saat terburukku. ini saatnya aku berada disana" jawabku dengan senyum.

    "Terimakasih Nik," jawabnya.

  "baiklah, karena hampir seluruh orang dipack ku mengenalmu, maka kau tidak bisa tinggal disana, kau akan tinggal di penthouse ku. akan ada yang membantumu disana, aku akan datang sesekali" ujarku.

    "jangan beritau siapapun tentangku dan dia dan ini. bahkan pada mom, dad, dan matemu" katanya. aku mengangguk pelan.

     Kami meninggalkan kantor, dan aku mengantarnya ke penthouse yang tidak jauh dari kantorku. Hanya ini yang bisa kulakukan untuknya.
    "perkenalkan ini Karin, dia yang akan menjagamu dan membantumu disini. dan ini ada Cais dan Atha mereka yang akan menemanimu kemana pun kau pergi. mereka akan berjaga didepan. tinggalah dengan nyaman disini, jangan fikirkan apapun, aku akan datang untuk berkunjung." aku mengelus bahunya.
  
    "jaga dia dengan baik" ujarku pada Karin yang diangguki olehnya.
  
    "aku pulang dulu. sampai jumpa", dia memegang bahuku, "jangan terlalu sering datang, nanti matemu malah curiga. aku tidak ingin kalian ribut" dia ini masih sempatnya khawatir padaku.

    "tenang saja. istirahatlah, sudah larut malam. aku pulang oke." aku melambaikan tanganku dan menutup pintu.

val pov.
      Hari ini aku kembali kerumah Ian, tepi sepertinya dia tidak ada dirumah. Katanya belum pulang kantor, biasanya dia tidak pulang selarut ini. bahkan Gabe saja sudah pulang sedari tadi. aku berputar putar diruang tamu. dan tidak lama yang kutunggu datang juga.

     Dia melihatku dengan senyum indahnya dan segera duduk disofa. Aku duduk disebelahnya, "kau lelah?" tanyaku. dia menggeleng pelan, "tidak, aku seorang alpha loh, tidak mungkin lelah hanya karena pekerjaan kantor" candanya. aku tidak menyangka, dia masih sempat untuk bercanda, "naiklah dan cepat mandi, lalu turun untuk makan malam" ujarku lalu mencium pipinya sekilas dan berjalan kedapur. aku masih bisa mendengar tawanya yang sangat indah ditelingaku.

     Aku tidak bisa memasak, jadi hanya lihat lihat saja sambil belajar sedikit sedikit dan dengan tiba tiba ada tangan yang melingkar dipinggangku dan sebuah kepala yang bersandar dibahuku. Dia mencium pipiku dan leherku secara bergantian.  Aku membalikkan badan dan memeluknya.

    "apa kita hanya akan berpelukan dan tidak jadi makan?" tanyaku pelan. Dia melepas pelukannya dan menarikku kemeja makan lalu mendudukkanku dipangkuannya. dia hanya terus melingkarkan tangannya dipinggangku dan menyandarkan kepalanya padaku. sepertinya ada beban berat dikepalanya. untung saja hanya ada kami berdua, jadi aku tidak perlu malu.

    Kami makan secara bergantian karena aku menyuapinya. Setelah selesai aku hanya diam menunggu dia untuk mengatakan sesuatu.
    "Val. ." katanya sangat pelan. aku hanya berdehem.
  
     "ada hal yang tersimpan dikepalaku hari ini." ujarnya lalu diam kembali.

The Hidden Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang