Wajah valerie sedari tadi uring uringan karena dari selesai sarapan sampai malam ini Brian tak ia temukan, katanya kedaerah perbatasan karena banyak rogue disana, tapi apa tidak bisa kabari dulu, apa tidak bisa pergi setelah ia bangun? apa sekarang ia lebih mementingkan daerah perbatasan dari pada matenya?
'hahaha ada apa denganmu? kau cemburu dengan para rogue itu', ejek Tryn.
'bukan begitu, aku hanya kesal saja, aku benar benar bosan seharian ini. apa kita ke underworld saja?'
'no no no, kalau brian tau dia akan marah besar, jangan membuat masalah val'
'kalau gitu bersiaplah mati dalam kebosanan'
Sekarang ia sendiri justru khawatir. Victoria sibuk dikamarnya bermain, dan tumben sekali tak mau diganggu. Lily sedang ingin berdiam diri dirumah, dibujuk pun tak mau keluar, katanya lelah, malas, panas, banyak alasan bumil satu itu. Ntah kenapa tiba tiba tv diruangan ini juga tak bisa menyala. sampai akhirnya Ia memilih berguling guling ditempat tidurnya.
Ini sudah jam 9 malam, kemana perginya pria itu. Lalu terdengar suara gaduh dari luar, ia mengintip dari jendela, seluruh warga pack berlari ke pintu gerbang. Jantungnya berdebar sekali saat ini. Jangan jangan terjadi sesuatu pada Brian. sejurus ia tak lagi repot repot melewati pintu. Dengan sayap super besar dikedua punggungnya ia turun dari kamarnya dilantai 2 langsung menuju gerbang, keluar lewat jendela permirsahhh.
Para rakyat pack memberi jalan. sangat takjub dengan sosok luna mereka. dengan sayap hitam segelap malam yang terlihat sangat kuat bertengger dipunggungnya.
Digerbang brian berdiri dengan gagah, berusaha tenang dan menyembunyikan suara debaran jantungnya, ia mendekati valerie, merogoh kantongnya dan mengeluarkan cincin dengan permata ruby.
"will you marry me, and being a queen for our pack?", katanya dengan setes air mata yang ikut jatuh. semua melongo tak percaya, ini kali pertama mereka melihat alpha mereka menangis. sungguh sebuah meoment langka dalam hidup mereka.
"apa brian baru saja melamar kita?", Tryn saja masih tak percaya dengan yang terjadi saat ini.
Valerie tersadar dari lamunannya, ia menangis dan mengangguk pelan. Brian memasangkan cincin dijari manis valerie. semua bersorak dan bertepuk tangan. Ini adalah malam yang sangat membahagiakan bagi seluruh anggota pack. Brian memeluk pinggang ramping itu dengan posesif lalu membawanya masuk, diujung tangga victoria berdiri dengan piyama bergambar unicorn.
Ia melompat kedalam pelukan Valerie, "terimakasih sudah mau jadi mommynya victoria", bisiknya dan mencium kedua pipi valerie. Mereka mengantar victoria dan keluar setelah putri mereka tertidur lelap.
Brian keluar dari kamar mandi dengan sepotong handuk melingkar dipinggangnya, ia menghampiri val yang sedang menyisir rambutnya.
"jangan mendekat Brian", katanya memperingatkan. sontak brian terhenti ditempatnya, ia memandang val dengan bingung.
"Ada apa? apa ada masalah?", tanyanya khawatir.
"tentu saja. kau mau menggodaku dengan hanya memakai handuk hah? tidak akan kubiarkan. jangan coba coba bertindak mesum padaku ya. pakai bajumu Brian", katanya merepet, tentu saja ia bisa melihat brian dari pantulan cermin didepannya. yang diperingati hanya terkekeh lalu menghilang dan muncul dengan celana selutut.
Ia mengambil sisir yang ada ditangan val dan mulai menyisir rambut panjang wanita itu, "aku fikir kau tidak mau dekat dengan ku lagi",
"Tidak mungkin", jawab valerie sambil tersipu malu.
"Harum sekali", bisiknya tepat dibelakang daun telinga valerie yang sukses membuat bulu kuduknya meremang, ada sensasi tersendiri saat nafas brian mendarat dikulitnya. Val memutar badannya menyandarkan kepalanya diperut kotak kotak milik calon suaminya itu dan memeluknya.
"Aku sangat khawatir hari ini, aku fikir terjadi sesuatu padamu, aku bertanya tanya seberapa banyak rogue yang datang keperbatasan, apakah aku harus kesana membantu, ditambah seharian kau tak kelihatan, tidak berkabar, menyebalkan sekali", katanya mengadu. Brian mencium puncak kepala Vali.
"Maafkan aku membuat hatimu susah hari ini. Aku juga hampir mati rasanya berada jauh darimu seharian. Tapi ini sudah jadi bagian dari rencana gabe dan Lily. Maafkan aku", Val mengangguk.
"wah, pantas saja hari ini Lily tak mau menemaniku, saat aku datang saja dia buru buru menyuruhku pergi. Abram juga tumben sekali tak mengunjungiku. ternyata kalian sudah bersekongkol".
"maafkan aku amour", valerie mengangguk.
Brian mengangkatnya dan menduduk kannya dipangkuannya, ia menyisiri rambut matenya dengan jarinya, menyelipkan anak rambut kebalik telinga lunanya.
"aku masih saja begitu mengagumi dirimu", ia menatap calon istrinya dengan penuh kagum.
"Hah, aku memang dilahirkan dengan sejuta pesona", katanya dengan bangga, lalu tertawa karena merasa geli sendiri dengan yang baru saja ia katakan.
"Kau benar", brian mencium leher valerie.
"Aku ngantuk", katanya dan menarik brian ketempat tidur. Brian berbaring disamping valerie yang akhir akhir ini selalu tidur sambil mengosok gosokkan hidungnya di dada pria itu.
"Akhir akhir ini kau selalu melakukan hidungmu itu",
"Aku baru tau ini sangat nyaman, aku menyukainya. Kau harum sekali", gumamnya dengan suara super ngantuk. Brian senantiasa mencium kepala calon istrinya itu.
"selamat malam Lunaku. Mimpi indah sayang. Aku akan sekalu membuatmu bahagia. Itu janjiku".
⚪⚪⚪⚪⚪⚪
wuhuuu. .
Holaa readers, hari ini update cukup singkat. .
maaf karenagak punya jadwal pasti untuk update. .
dan thanks buat yang selalu setia nungguin kelanjutan cerita pasangan ini. .
luff u guys. .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Queen.
RandomLuar biasa,jauh dari rumah,hidup sendiri, bertemu banyal orang beda. Belum lagi kenyataan aku punya 2 mate dan ternyata masih ada 1 tambahan lagi. Mereka datang dengan segala ketampanan dan kekuasaannya. Tapi aku tau kalau aku hanya akan memilih 1 d...